Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Filsafat Barat dan Filsafat Timur Menurut Ahli

Perbedaan Filsafat Barat dan Filsafat Timur Menurut Ahli - Terdapat beberapa metode atau cara yang dipergunakan filsuf dalam mempelajari filsafat:
  • Metode kritis
  • Metode intutif
  • Metode analisis abstraksi

1. Metode Kritis
“melakukan analisa terus menerus terhadap suatu makna dan pedapat yang ada sehingga didapatkan hakikat yang ditanyakan”

2. Metode Intuitif
“melakukan introspeksi intuitif dengan memakai simbol-simbol”

3. Metode Analisis Abstraksi
“melakukan analisis dalam pikiran sampai ditemukan jawabannya

Perbedaan Filsafat Barat dan Filsafat Timur Menurut Ahli_
image source: www.studentpulse.com
baca juga: Sejarah Filsafat Barat: Masa Yunani dan Abad Pertengahan

Perbedaan antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur dalam memperoleh dan mempergunakan pengetahuan:

BARAT TIMUR
Pengetahuan Mengutamakan akal sebagai alat penalaran dan memperoleh pengetahuan. Abstraksi sangat penting dalam memahami hidup. Pengetahuan berguna untuk menguasai dunia. Mengutamakan hati yang merupakan alat pemersatu akal dan intuisi atau intelegensi dan persaan. Menekankan pada simbol yang sifatnya kongkret. Pengetahuan berguna untuk menjadi bijaksana dalam menghadapi hidup yang sulit.

Perbedaan antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur dalam sikap yang dimiliki terhadap alam:

BARAT TIMUR
Sikap terhadap Alam Mempunyai motivasi untuk menguasai alam, karena manusia barat berjarak dengan alam. Muncul eksploitasi dan ekspansi Menghormati alam karena menganggap alam dan manusia merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan (holistik) Muncul harmonisasi

Perbedaan antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur dalam cita-cita hidup yang dimilikinya:

BARAT TIMUR
Cita-cita hidup Manusia barat mempunyai sikap aktif, mereka aktor dari kehidupan dan terus berpetualang dalam hidupnya Nilai tertinggi dalam hidup datang dari dalam, menerima keadaan, mengumpulkan pengalaman, mengintegrasikan diri dan waktu demi kesempurnaannya

Perbedaan antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur dalam melihat diri individu:

BARAT TIMUR
Status persona Menghargai hak individu sehingga membentuk pribadi yang percaya diri, terus terang, relistis, dan “berani menjadi” Keberadaan manusia baru berarti apabila ia tidak memisahkan diri dari masyarakat dan berpikir secara sosial-kolektif.

Filsafat Timur: Pendahuluan

Mengapa Filsafat Timur baru berkembang saat ini?

MITOS!

  • Pemikiran Timur tidak rasional, tidak sistematis, dan tidak kritis
  • Sifat-sifat pengetahuan konvensional harus ada dalam filsafatà Hasil-hasil pemikiran Timur lebih dianggap sebagai agama ketimbang filsafat.


Jika tidak rasional, tidak sistematis, tidak kritis atau dianggap sebagai agama, pemikiran Timur dianggap bukan filsafat.

Perkembangan Filsafat Timur

Pemikiran Timur adalah filsafat:

  • Pemikiran Timur digunakan sebagai ‘alat bedah’ (analisa) bagi banyak permasalahan filosofis à menggunakan sistematika berpikir yang filosofis


Contoh: pemikiran etika Confusius

  • Pemikiran Timur mengandalkan kemampuan berpikir kritis yang sering tampil dalam perilaku meragukan, mempertanyakan, dan membongkar sampai ke akar-akarnya àbertentangan dengan agama yang mengajarkan kepatuhan dan sebagai sesuatu yang wajib diterima


Catatan:

  • Ada pemikir yang melihat agama dan filsafat sebagai dua bidang yang sejalan à
  • Contoh Santo Agustinus dan Thomas Aquinas


“Agama dan filsafat adalah dua hal yang sejalan”.

Pada praktiknya sangat sulit untuk mempersandingkan keduanya, selalu ada yang mesti dikorbankan, yang satu harus menjadi subordinat yang lain

  • Abad Pertengahan : Filsafat dimanfaatkan untuk membantu menjelaskan permasalahan teologi > Semboyan “faith over reason” (iman melampaui nalar) merupakan contoh bagi ketidaksejajaran agama dan filsafat dalam kehidupan konkret.


Filsafat Timur: Confusius

Etika menurut Confusius

Pemikiran Confusius tentang etika juga dikemukakan oleh Socrates, Plato dan Aristoteles:

  • Kebahagiaan harus merupakan tujuan pada dirinya sendiri yang dapat tercapai apabila seseorang menjalankan fungsi khasnya sebagai makhluk rasional.
  • Manusia akan bahagia apabila ia menjalankan hidup dengan keutamaan.
  • Hidup, dengan keutamaan pada praktiknya, adalah hidup di mana manusia bias mengatur perbuatannya dengan rasio yang selalu mengambil kendali atas dorongan-dorongan instingtif yang menyesatkan.


Agama menurut Confusius

Confusius juga membahas tentang agama:

  • Jika kita memandang ajaran Confucius agama karena pengikutnya menganggap demikian, maka hal yang sama juga dapat kita kenakan bagi ajaran Socrates, Plato, dan Aristoteles mengingat tidak sedikit orang yang ‘percaya buta’ pada ajaran filsuf-filsuf Yunani ini.
  • Hal yang sama juga dapat kita kenakan pada pemikiran Hindu, Buddha, dan Islam.


Penentuan apakah serangkaian pemikiran adalah agama atau filsafat bukan didasarkan pada apakah pengikutnya memandangnya sebagai agama atau bukan. Ada faktor-faktor lain yang lebih menentukan! (dibahas kemudian)

Pemikiran Confusius menjadi salah satu alasan Filsafat Timur mulai berkembang

  • Jaspers > “four paradigmatic individuals” (Buddha, Confucius, Socrates, dan Jesus) memiliki kesamaan dalam besarnya pengaruh mereka pada pemikiran manusia
  • Sanderson Beck dalam karyanya Confucius and Socrates :
    - Confucius sejajar dengan Socrates.
    - Carl Gustav Jung, seorang pemikir psikologi besar, menghargai Confusius sebagai pemikir besar dari Timur.


Sulit membayangkan bagaimana sejarah dunia Timur tanpa pemikiran Confusius, sebagaimana halnya sulit membayangkan Barat tanpa Socrates, Plato, dan Aristoteles

Filsafat Timur: Taoisme

  • Dikemukakan pertama kali oleh Lao Tze (604 SM)
  • Tao = jalan yang dilalui kejadian-kejadian alam yang tercipta dengan sendirinya
  • Tujuan tertinggi untuk menghilangkan khayalan keinginan dengan melakukan renungan (meditasi)
  • Mengajarkan untuk ‘melakukan sesuatu’ terhadap orang lain seperti ‘perlakuan’ yang ingin diterima dari orang lain
  • ADA AKSI ADA REAKSI


Daftar Pustaka

  1. Achmadi, A. (2012). Filsafat Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  2. Bachtiar, A. (2012). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  3. Mundiri, H. (2008). Logika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  4. Suhar, H. (2010). Filsafat Umum: Konsepsi, sejarah, dan aliran. Jakarta: Gaung Persada Press


Sekian artikel tentang Perbedaan Filsafat Barat dan Filsafat Timur Menurut Ahli.

Posting Komentar untuk "Perbedaan Filsafat Barat dan Filsafat Timur Menurut Ahli"