Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kelebihan, Kelemahan, dan Jenis-Jenis dari Observasi

Kelebihan, Kelemahan, dan Jenis-Jenis dari Observasi - Penjelasan mengenai apa saja kelemahan dan kelebihan observasi, serta jenis-jenis observasi. Observasi pada tingkat ini biasanya difasilitasi oleh instrumen yang sederhana seperti cheklist dan skala penilaian. Beberapa training juga diperlukan.

Kelebihan dan Kelemahan Observasi

Kelemahan Observasi

Gibson & Mitchell (1995 : 263), Mc. Millan & Schumacher (2001 : 276) menunjukan beberapa kelemahan observasi sebagai berikut :

a. Kemampuan manusia untuk menyimpan secara akurat terhadap kesan yang diperoleh dari hasil pengamatan sangat terbatas, baik dalam hal jumlah maupun lamanya kesan (informasi) itu bisa disimpan. Akibatnya ada sesuatu yang mungkin hilang atau tidak lengkap. Gibson & Mitchell (1995 : 23) mencatat bahwa tidak banyak orang yang mampu menyimpan kesan yang amat luas dan detail. Oleh sebab itu, para observer perlu alat bantu observasi. Seorang peneliti yang melakukan observasi terhadap sejumlah siswa dalam satu kelas tentu akan mengalami kesulitan jika harus menyimpan informasi berapa anak yang ada dalam kelas itu, berapa jumlah anak laki – laki dan berapa pula jumlah perempuan, siapa duduk dekat siapa, dan bajunya berwarna apa. Apalagi jika informasi itu harus disimpan dalam waktu lama.

b. Cara pandang individu terhadap obyek yang sama juga belum tentu sama, sebab setiap oran memiliki frame yang unik yang mungkin berbeda dengan yang lain. Akibatnya, kesan yang diperoleh juga tidak sama dan penilaiannya pun tidak sama. Gibson & Mitchell (1995 : 263) menunjukan bahwa hasil pengamatan sangat dipengaruhi oleh daya adaptasi, kebiasaan, keinginan, prasangka, dan proyeksi.

c. Kesan seseorang terhadap suatu obyek juga tidak selalu sama. Akibatnya penafsiran dan penilaian yang diberikan terhadap obyek yang sama menjadi tidak sama. Seseorang yang memegang teguh norma sosial , ketika melihat seorang remaja rambutnya disemir dengan warna – warni plus mengenakan anting, mungkin kita akan punya kesan remaja itu nakal. Tetapi bagi observer lain yang mudah menerima nilai – nilai baru akan mempunyai kesan berbeda, mungkin tampilan remaja tersebut dipandang sesuai perkembangan zaman, bahkan ia menilai positif.

d. Ada kecenderungan pada manusia dalam menilai sesuatu menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah mendasrkan pada sifat yang menonjol. Seorang observer dalam memberikan penilaian terhadap seorang siswa kadang masih terpengaruh ia “anak siapa”, atau memberi penilaian dengan pertimbangan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan aspek yang sedang dinilai. Tidak jarang orang memberikan penilaian terhadap seseorang yang dengan melihat tampilannya, padahal tampilan kadang tidak menggambarkan realitas yang sesungguhnya. (Pemahaman Individu oleh Drs. Anwar Sutoyo, M.Pd, 2012 : 91 – 93).

Kelebihan, Kelemahan, dan Jenis-Jenis dari Observasi_

Kelebihan Observasi
  1. Dapat meneliti beberapa gejala 
  2. Teknik observasi tidak menuntun objek berada dalam objek-objek tertentu\
  3. Memungkinkan pencatatan secara bersamaan dalam suatu peristiwa
  4. Tidak bergantung pada self report
  5. Banyak kejadian penting yang tidak dapat diperoleh bila tidak menggunakan metode observasi

Jenis-Jenis Observasi

Ada beberapa jenis observasi yang lazim dilakukan oleh konselor atau peneliti, yaitu :

1. Dilihat dari keterlibatan subyek terhadap obyek yang sedang diobservasi (observee), observasi bisa dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
  • Observasi partisipan, yaitu bila pihak yang melakukan observasi (observer) turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang diobservasi (observee). Observasi partisipan juga sering digunakan dalam penelitian eksploratif.Observasi partisipan ini memiliki kelebihan, yaitu observee bisa jadi tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi, sehingga perilaku yang nampak diharapkan wajar atau tidak dibuat – buat. Disisi lain, observasi partisipan mengandung kelemahan, terutama berkaitan dengan kecermatan dalam melakukan pengamatan dan pencatatan, sebab ketika observer terlibat langsung dalam aktifitas yang sedang dilakukan observee, sangat mungkin observer tidak bisa melakukan pengamatan dan pencatatan secara detail.
  • Observasi non-partisipan, yaitu bila observer tidak secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktifitas yang sedang dilakukan oleh observee.Observasi non – partisipan ini memiliki kelebihan, yaitu observer bisa melakukan pengamatan dan pencatatan secara detail dan cermat terhadap segala aktivitas yang dilakukan observee. Disisi lain, bentuk ini juga memiliki kelemahan yaitu bila observee mengetahui bahwa mereka sedang diobeservasi, maka perilakunya biasanya buat – buat atau tidak wajar. Akibatnya, observer tidak mendapatkan data yang asli.
  • Observasi kuasi-partisipan, yaitu bila observer terlibat pada sebagian kegiatan yang sedang dilakukan oleh observee, sementara pada sebagian kegiatan lain observer tidak melibatkan diri. Bentuk ini merupakan jalan tengah untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk observasi di atas, dan sekaligus memanfaatkan kelebihan dari kedua bentuk tersebut. 

2. Dilihat dari segi situasi lingkungan dimana subjek diobservasi, Gall dkk (2003 : 254) membedakan observasi menjadi dua, yaitu :
  • Observasi naturalistik, jika observasi dilakukan secara alamiah atau dalam kondisi apa adanya. Contoh : melihat pertandingan sepak bola, guru mengamati murid ketika sedang bermain di halaman sekolah, seorang peneliti mengamati perilaku binatang di hutan atau kebun binatang.
  • Observasi eksperimental, jika observasi itu dilakukan terhadap subjek dalam suasana eksperimen atau kondisi yang diciptakan. Contoh : para ilmuwan mengamati perubahan hewan percobaannya yang diberi vaksin dengan hewan yang tidak diberi vaksin.

3. Khususnya bentuk observasi sistematis, Blocher (1987) mengelompokan ke dalam tiga bentuk dasar observasi, yaitu :
  • Observasi naturalistik, yaitu ketika sesorang ingin mengobservasi subjek (observee) dalam kondisi alami atau natural.
  • Metode survai, yaitu ketika seseorang mensurvai (mengobservasi) contoh – contoh tertentu dari perilaku individu yang ingin kita nilai.
  • Eksperimentasi, yaitu ketika sesorang tidak hanya mengobservasi tetapi memaksakan kondisi – kondisi spesifik terhadap subjek yang diobservasi.

4. Berdasarkan pada tujuan dan lapangannya, Hanna Djumhana (1983 : 205) mengelompokkan observasi menjadi, yaitu :
  • Finding observasi, yaitu kegiatan observasi untuk tujuan penjajagan. Dalam melakukan observasi ini observer belum mengetahui dengan jelas apa yang harus diobservasi, ia hanya mengetahui bahwa ia akan mengahadapi suatu situasi saja. Selama berhadapan dengan situasi itu, ia bersikap menjajagi saja, kemudian ia mengamati berbagai variabel yang mungkin dapat dijadikan bahan untuk menyusun observasi yang lebih terarah.
  • Direct observation, yaitu observasi yang menggunakan “daftar isi” sebagai pedomannya. Daftar ini bisa berupa checklist kategori tingkah laku yang diobservasi. Pada umumnya pembuatan daftar isian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari finding observation dan atau penjabaran dari konsep dalam teori yang dipandang sudah mapan.

5. Berdasarkan pada tingkat kesempurnaannya dan pelatihan yang disyaratkan, Gibson & Mitchell (1995 : 261), mengklasifikasikan observasi sebagai berikut :
  1. Level pertama, observasi informasi kasual (casual information observation ). Observasi jenis ini banyak dilakukan dalam kehidupan sehari – hari dengan tidak terstruktur, dan biasanya observasi – observasi yang tidak terencana yang memberikan kesan – kesan kasual yang terjadi sehari –hari oleh orang – orang di dekat kita. Tidak ada pelatihan atau instrumentasi yang diharapkan atau disyaratkan.
  2. Level kedua, observasi terstruktur (guided observation). Terencana, diarahkan pada sebuah.
  3. Level ketiga, level klinis. Observasi, selalu diperpanjang, dan sering dengan kondisi – kondisi yang terkontrol. Teknik – teknik dan instrumen – instrumen yang digunakan direncanakan dengan baik, dan digunakan melalui pelatihan secara khusus, biasanya diberikan pada level doktoral. (Pemahaman Individu oleh Drs. Anwar Sutoyo, M.Pd, 2012 : 86 – 91).

Posting Komentar untuk "Kelebihan, Kelemahan, dan Jenis-Jenis dari Observasi"