Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Merumuskan Definisi Operasional dalam Observasi

Merumuskan Definisi Operasional dalam Observasi - Artikel kali ini akan menjelaskan bagaimana langkah-langkah dalam Observasi dan bagaimana cara untuk merumuskan definisi operasional variabel. Semoga Anda memahami langkah-langkah melakukan Observasi dan mampu dalam merumuskan definisi operasional sebuah vaiabel penelitian.

Merumuskan Definisi Operasional dalam Observasi_

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain” (Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991;23). Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”.

Definisi Operasional Didasarkan pada Kriteria yang Dapat Diobservasi
Yang dimaksud dengan definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain” (Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991;23). Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”. Apabila seorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala atau obyek, maka peneliti lain juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama.

Apabila seorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala atau obyek, maka peneliti lain juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama. Sedangkan definisi konseptual, definisi konseptual lebih bersifat hipotetikal dan “tidak dapat diobservasi”. Karena definisi konseptual merupakan suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan hipotesa. Contoh; Komponen Penyusunan Definisi Operasional adalah;
  1. Variabel 
  2. Definisi (Adalah suatu kondisi gangguan kesehatan pasien yeng telah ditetapkan oleh dokter mengalami gangguan gagal ginjal). 
  3. Hasil Ukur (Hasil dari diagnosa medis terhadap pasien/ responden) dg kriteria jawaban
  4. Diagnosa medis pasien gagal ginjal =Ya. Diagnosa Medis Tidak gagal Ginjal= Tidak 
  5. Skala Data (nominal) 
  6. Cara ukur (melalui Dokumen Status pasien) 

Pentingnya Operasionalisasi Variabel

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variable, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual.

Operasionalisasi variable bermanfaat untuk: 1) mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan; 2) menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional; 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.

Merumuskan Definisi Operasional

Variabel-variabel penelitian sebenarnya merupakan kumpulan konsep mengenai fenomena yang diteliti. Pada umumnya, karena rumusan variabel itu masih bersifat konseptual, maka maknanya masih sangat abstrak walaupun mungkin secara intuitif suda dapat dipahami maksudnya. Dalam pelaksanaan penelitian, batasan atau definisi suatu variabel tidak dapat dibiarkan ambiguous, yakni memiliki makna ganda, atau tidak menunjukkan indikator yang jelas. Hal ini disebabkan data mengenai variabel yang bersangkutan akan diambil lewat suatu prosedur pengukuran, sedangkan pengukuran yang valid hanya dapat dilakukan terhadap atribut yang sudah didefinisikan secara tegas dan operasional. Variabel yang masih berupa konsep teoritis, belum dapat diukur.

Contoh:

Bayangkan suatu konsep yang sudah sangat kita kenal, misalkan “miskin”. Setiap orang boleh dikatakan mengetahui dengan baik apa yang dimaksud dengan keadaan miskin dalam komunikasi sehari-hari. Seseorang yang mengatakan bahwa si A adalah miskin langsung dapat kita pahami maksudnya, begitu pula orang yang mengatakan bahwa si B tidak miskin. Masalahnya jadi lain apabila kemudian konsep “miskin” tersebut kita bawa ke dalam penelitian ilmiah. Sewaktu kita akan meletakkan seseorang ke dalam kategori miskin tentu kita tidak dapat mengikuti saja pengakuannya atau perkiraan kita saja. Kita tidak dapat mengatakan seseorang itu miskin hanya karena melihat ia berpakaian murah, karena pakaian murah dapat saja menjadi indikator kesederhanaan. Kita juga tidak dapat mengatakan seseorang itu miskin dengan mengetahui bahwa ia hanya membeli makan yang murah karena membeli makan yang murah mungkin saja tanda bahwa ia seorang yang hemat atau seorang yang kikir. Kalaupun kita mengetahui berapa banyak harta yang dimiliki oleh seseorang maka konsep miskin (dan lawannya, yaitu tidak miskin) tidak langsung dapat diterapkan pada kondisi orang tersebut. Mengapa? Karena miskin itu relatif dan tergantung pada norma dan kriteria mana yang digunakan.

Contoh lain, konsep mengenai “berani” merupakan satu karakter yang sangat kabur kriterianya. Kapan kita mengatakan seseorang berani dan kapan kita mengatakannya tidak? Setiap orang tentu memiliki kriteria subjektif masing-masing sesuai dengan apa konsepnya mengenai karakter berani termaksud.

Penelitian ilmiah tentu tidak didasarkan pada konsep yang bermakna ganda, yang terbuka pada penafsiran subjektif setiap orang. Sifat ilmiah menuntut pengertian objektif yang paling tidak harus merupakan kesepakatan bersama mengenai makna sesuatu.

Pada saat itulah kita memerlukan suatu definisi yang memeiliki arti tunggul dan diterima secara objektif bilamana indikator variabel yang bersangkutan tersebut tampak, yang dinamakan definisi operasional. Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Proses pengubahan definisi konseptual yang lebih menekankan kriteria hipotetik menjadi definisi operasional disebut dengan operasionalisasi variabel penelitian.

Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dan yang lainnya. Jadi, suatu definisi operasional haruslah memiliki keunikan. Penelitilah yang memilih dan menentukan definisi operasional yang paling relevan bagi variabel yang ditelitinya. Berikut, diuraikan beberapa di antara banyak cara untuk merumuskan definisi operasional (Tuckman, 1978).

Definisi operasional dapat dirumuskan berdasarkan proses apa yang harus dilakukan agar variabel yang didefinisikan itu terjadi. Sebagai contoh, variabel “kecemasan” dapat dioperasionalkan sebagai suatu keadaan akibat subjek dihadapkan pada ancaman keselamatan. Variabel “lapar” dioperasionalkan sebagai suatu keadaan bilamana subjek tidak diperbolehkan makan apapun juga selama lebih dari 10 jam. “Eksposisi yang lama terhadap film kekerasan” dioperasionalkan sebagai situasi di mana subjek menonton hanya film-film kekerasan setiap hari untuk jangka waktu lebih dari enam bulan.

Karena terbentuknya definisi operasional tergantung pada manipulasi atau proses yang menyebabkan timbulnya variabel yang bersangkutan maka cara definisi tipe ini sangat cocok untuk mengoperasionalkan variabel bebas.

Definisi operasional dibuat berdasarkan bagaimana cara kerja variabel yang bersangkutan, yaitu apa yang menjadi sifat dinamikanya. Sifat dinamik manusia diperlihatkan dalam bentuk perilaku, oleh karena itu operasionalisasi dengan cara ini menggambarkan tipe manusia berdasarkan perilaku yang nyata dan dapat diamati yang berkaitan dengan tipe atau keadaan orang yang bersangkutan. Sebagai contoh, konsep mengenai orang “cerdas” dioperasionalkan sebagai orang yang “berhasil menjawab lebih dari 75% soal pada suatu tes kemampuan umum”. Orang yang “rajin” dioperasionalkan sebagai yang “datang kuliah dengan frekuensi bolos tidak lebih daripada tiga kali dalam satu semester”.

Dikarenakan cara pendifinisian variabel didasarkan pada sifat dinamis yang ada pada subjeknya, maka cara operasionalisasi seperti ini sangat cocok untuk mendefinisikan variabel tergantung.

Definisi operasional dibuat berdasarkan kriteria pengukuran yang diterapkan pada variabel yang didefinisikan. Dalam hal ini angka atau skor pada alat ukur dianggap representasi dari konsep mengenai variabel yang diukur. Sebagai contoh, variabel “kecerdasan” yang secara konseptual memiliki banyak sekali definisi dapat dioperasionalkan sebagai IQ pada skala WAIS, atau dioperasionalkan sebagai angka yang diperoleh pada tes SPM.

Demikianlah cara melakukan identifikasi variabel dan merumuskan definisi operasionalnya.

Posting Komentar untuk "Merumuskan Definisi Operasional dalam Observasi"