Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Pemimpin Dengan Manajer Menurut Para Ahli

Perbedaan Pemimpin Dengan Manajer Menurut Para Ahli - Menurut Hickman (dalam Ancok, 2012) gaya kepemimpinan dalam organisasi dapat dibedakan dalam dua bentuk, yakni gaya manajer dan gaya leader. Tentu saja keduanya diperlukan. Keduanya tidak menegasikan keberadaan yang lainnya. Artinya, tidak berarti gaya manajer lebih baik dari gaya leader atau sebaliknya. Kedua gaya tersebut ada dalam setiap pemimpin. Yang membedakan hanya pada ke arah mana fokus perhatian si pemimpin. Ada pemimpin yang lebih menerapkan gaya manajer dan ada juga pemimpin yang lebih menekankan gaya leader.

Perbedaan Pemimpin Dengan Manajer Menurut Para Ahli_
image source: www.covenantgroup.com

Secara garis besar, perbedaan antara manajer dan pemimpin (leader) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi

Manajer

Fokus perhatian manajer lebih tertuju pada tugas rutin yang berdimensi jangka pendek, melaksanakan tugas yang sudah disepakati bersama dalam sebuah keputusan rapat kerja. Penempatan staf dalam sebuah jabatan lebih menekankan pada persyaratan normal seperti kepangkatan dan senioritas dibandingkan dengan penekanan pada kompetensi yang dimiliki oleh seorang. Seorang menejer akan mengisi jabatan kosong dengan siapa saja asal memenuhi persyaratan formal kepangkatan dan senioritas. Ciri yang lain, manajer merasa bahwa bawahannya adalah orang yang harus diberi perintah. Manajer mengawasi para bawahannya dengan ketat agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan sistem, prosedur, dan standar kerja yang diharapkan. Gaya kepemimpinan seperti ini menyebabkan inovasi dalam perusahaan akan kurang berkembang, karena karyawan tidak memiliki kebebasan untuk mengembangkan kreativitas dirinya. Selain itu, kerja tim untuk tujuan menghasilkan gagasan, inovasi kurang mendapat tempat.

Pemimpin

Berbeda dengan gaya manajer yang lebih memfokuskan perhatian pada hal-hal yang bersifat jangka pendek, seorang leader lebih berpandangan jauh ke depan dan dengan perencanaan yang lebih bersifat jangka panjang. Penempatan seseorang dalam jabatan tertentu lebih berdasarkan pada kompetensi dan profesionalisme karyawan, agar keefektifan dan kekuatan organisasi bisa terwujud. Sebagai leader, dia tidak mengisi jabatan kosong dengan sembarangan orang. Dia hanya akan menempatkan seseorang di posisi yang lowong kalau orang tersebut memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas. Dalam memberikan tugas pada bawahannya, leader tidak memberikan perintah , tetapi memberikan penjelasan mengapa sebuah pekerjaan harus dilakukan. Selain itu, dia juga menjelaskan apa manfaat pekerjaan itu bagi perusahaan dan kepentingan bersama. Seorang leader juga memberikan kebebasan pada bawahannya agar dapat berinovasi dalam mencapai tujuan.

2. Perilaku

Manajer

Seorang pemimpin yang bergaya manajer biasa hanya mengerjakan tugas yang sudah ditetapkan, lalu bekerja dengan ketentuan dan prosedur yang sudah digariskan. Di mata pemimpin yang bergaya manajer, tugasnya hanyalah menjalankan amanah yang sudah digariskan dalam rapat tahunan yang diselenggarakan oleh perusahaan. Dia tidak memperdulikan perubahan yang terjadi dalam lingkungan strategis bisnis yang dapat membuat sebagian hasil rapat kerja tidak relevan lagi dengan kondisi perubahan lingkungan. Banyak sekali kemunduran perusahaan terjadi karena sang pemimpin tidak mau beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Dimata seorang manajer, tugas yang harus dia lakukan adalah melaksanakan amanah yang sudah digariskan dalam rapat kerja tahunan dan yang sudah disetujui dewan komisaris. Dalam istilah manajemen, apa yang sudah disetujui dewan komisaris. Dalam istilah manajemen, apa yang dilakukan manajemen, apa yang dilakukan manajer seperti ini disebut dengan istilah do the things right yakni manjaer melakukan sesuatu dengan benar, sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam kondisi perubahan yang sangat cepat, gaya kepemimpinan seperti ini akan membuat perusahaan cepat mundur, karena gagasan untuk berubah dengan menerapkan berbagai inovasi baru tidak mendapat dukungan sang pemimpin.

Pemimpin

Berbeda dengan pemimpin yang bergaya manajer, seorang pemimpin yang bergaya leader dalam bekerja ingin berbuat sesuatu melebihi dari harapan yang ditetapkan, dan dia akan mencari terobosan demi berbuat melebihi ekspektasi. Leader paham betul kalau lingkungan bisnis it uterus berubah, dan perubahan itu memerlukan sebuah adaptasi agar sukses. Seorang pemimpin yang bergaya leader akan melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis. Dalam bahasa manajemen, ini disebut dengan “do the right thing”. Leader melakukan sesuatu yang benar bagi organisasi, walaupun dia harus berbuat melebihi ketentuan yang ada yang sudah ditetapkan oleh rapat kerja tahunan dan sudah disetujui oleh dewan komisaris. Inovasi dalam perusahaan akan berkembang dengan baik kalau sang pemimpin perusahaan serta para pemimpin di bawahnya bergaya seorang leader.

3. Minat

Manajer

Seorang manajer dalam melaksanakan tugasnya lebih berfokus pada kondisi internal organisasi, lebih memperhatikan penyelesaian masalah jangka pendek daripada pemikiran jangka panjang. Menajer, karena orientasinya berfokus pada jangka pendek, dalam berhadapan dengan konflik, lebih memilih menghindari konflik, daripada menyelesaikan konflik yang terjadi. Tentu saja orientasi yang demikian ini akan menyebabkan seorang manajer kruang antusias untuk mencari sebuah terobosan baru dalam mengelola perusahaan. Akibat selanjutnya, inovasi dalam perusahaan akan terhambat kehadirannya. Minat seorang manajer tertuju pada ketertiban organisasi dalam pelaksanaan segala sesuatu yang berdasarkan pada sistem prosedur dan aturan yang sudahditetapkan.

Pemimpin

Berbeda dengan manajer yang melibatkan peraturan sebagai sebuah larangan yang harus dipatuhi, seorang leader melihat peraturan sebagai alat pengatur kebebasan. Dengan cara pendang yang demikian terhadap peraturan, seorang leader berani melakukan terobosan dengan membengkokkan aturan (bending the rules) demi pencapaian tujuan organisasi. Di mata seorang leader, peraturan tidak harus kaku, karena fungsi peraturan adalah memfasilitasi pelaksanaan tugas agar tujuan organisasi tercapai. Seorang pemimpin yang bergaya leader lebih tertarik pada upaya memobilitasi dukungan para konstituen (karyawan, pemiliki modal, mitra bisnis, pemerintah dan pelanggan). Perhatiannya lebih tertuju pada hubungan antarmanusia. Dia lebih toleran pada kegagalan dalam bekerja dan mengajak karyawan untuk belajar dari kesalahan. Dia tidak menghindari konflik yang terjadi, tetapi menyelesaikannya. Bagi dia, konflik adalah sumber kemajuan bila dapat diselesaikan dengan baik. Dari sebuah konflik, seorang pemimpin bergaya leader menemukan pengalaman baru dalam mengelola organisasi.

Seorang pemimpin negara bergaya leader memperlakuan bawahan sebagai mitra kerja dan mengajak pengikut untuk membangun cita-cita bersama dalam membangun organisasi, kemudian mengambil langkah-langkah nyata untuk mencapai visi bersama tersebut. Orientasi si pemimpin yang demikian ini memberi peluang pada karyawan untuk mengekspresikan potensi dirinya dalam mencari hal yang baik bagi perusahaan.

4. Melihat Kekuasaan (Power)

Manajer

Seorang pemimpin bergaya manajer melihat dirinya sebagai pemegang kekuasaan. Dia memperlakukan karyawan sebagai bawahan yang harus mengikuti perintah. Posisi dalam organisasi dianggap sebagai indicator kekuasaannya. Kekuasaan akan dia gunakan untuk membuat orang patuh pada dirinya. Demi stabilitas dan adanya kepastian organisasi, seorang manajer akan menggunakan kekuasaannya sebagai alat kontrol. Seorang manajer tidak suka akan perubahan, dia hanya menjaga stabilitas tanpa memperhatikan bahwa organisasi tidak lagi sesuai dengan tuntutan kondisi lingkungan strategis bisnis. Selain itu, seorang pemimpin bergaya manajer tidak menoleransi adanya kesalahan kerja. Mereka yang melakukan kesalahan akan menanggung konsekuensi dari kesalahannya.

Dalam kaitan dengan inovasi, orientasi pemimpin yang demikian akan menyebabkan karyawan tidak berani mencoba sesuatu yang baru karena takut dianggap melanggar kehendak pemimpin.

Pemimpin

Seorang pemimpin yang bergaya leader menempatkan sumber kekuasaannya bukan pada posisi jabatan sebagai pemimpin tetapi pada keahlian dan intelektualitas yang dimilikinya. Kekuasaan yang dimilikinya digunakan secara fleksibel untuk memajukan organisasi. Dimata seorang leader, perubahan adalah sebuah keharusan bila lingkungan strategis organisasi sudah tidak sesuai lagi. Kesalahan yang dilakukan karyawan tidak dilihat sebagai sesuatu masalah yang tidak terampuni. Berbuat kesalahan adalah sifat manusia yang tidak selamanya bisa dihindari. Belajar dari kesalahan adalah cara yang baik untuk mengembangkan karyawan dan membuat organisasi maju.

Orientasi pemimpin yang bergaya demikian akan memacu semangat karyawan untuk mencari hal dan cara baru dalam memajukan perusahaan. Ini adalah sumber inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.

5. Pola Pikir

Manajer

Lebih berfokus pada tugas analitis dan mencari sebuah solusi yang terbaik. Perhatiannya hanya pada sebuah keputusan dari segi benar dan yang terbaik. Perhatiannya hanya pada sebuah keputusan dari segi benar dan salah. Di mata seorang manajer, wilayah abu-abu bukanlah wilayah yang bisa ditoleransi. Di mata seorang manajer, hanya ada satu jawaban yang benar untuk suatu permasalahan yang dihadapinya.

Selain itu, seorang pemimpin yang bergaya manajer lebih banyak mengarahkan bawahannya untuk melakukan apa yang harus dikerjakan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh bawahannya. Dia bukan tipe pemimpin yang suka berimijinasi tentang sesuatu yang belum jelas hakikatnya. Dia lebih menyukai sesuatu yang resional dan nyata. Orientasi berpikir dan tindakannya lebih berfokus pada urusan jangka pendek. Dia menerima apa adanya ketentuan atau aturan yang harus diikuti, termasuk struktur organisasi, prosedur dan cara kerja yang sudah ditentukan.

Pemimpin

Seorang pemimpin bergaya leader lebih menekankan pada aspek intuisi dalam menghadapi pekerjaannya sebagai pemimpin. Dia melihat berbagai kemungkinan yang sudah dilakukan, selain ketentuan yang sudah ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Dia tipe orang yang mencari terobosan baru yang tidak menyukai sesuatu yang sudah mapan yang dianggapnya bisa membuat kemajuan perusahaan terhenti. Dia selalu mencari cara baru yang lebih baik. Orientasinya berjangka panjang. Dia melihat jauh ke depan. Melihat apa yang akan terjadi pada perusahaan di masa depan. Pegangan dia adalah pada visi, misi dan tata nilai perusahaan. Pemaknaan dia atas visi, misi dan tata nilai memberi arahan dan memberdayakan karyawan untuk merealisasikan karyawan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya, juga memacu mereka untuk beradaptasi dengan masa depan. Orientasi pemimpin seperti ini akan memacu berkembangnya inovasi dalam perusahaan.


Posting Komentar untuk "Perbedaan Pemimpin Dengan Manajer Menurut Para Ahli"