Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Fungsi, dan Contoh Wawancara Survei dalam Psikologi

Pengertian, Fungsi, dan Contoh Wawancara Survei dalam Psikologi - Wawancara survei adalah wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan data yang direncanakan secara cermat dan sangat terstruktur. Dalam wawancara survei, kesamaan suatu jenis informasi adalah hal yang diutamakan setiap kali wawancara ulang dilakukan. selain itu, adanya peniruan (duplikasi wawancara, pewawancara, diwawancarai, dan pengaturan) menjadi karakter wawancara.

Pengertian, Fungsi, dan Contoh Wawancara Survei dalam Psikologi_
image source:  www.counselingatheritage.com
baca juga: Macam-Macam Wawancara dan Penjelasannya Menurut Para Ahli

A. Persiapan

1. Menentukan Tujuan

Menetapkan tujuan berrti adalah menentukan fakta apa, pendapat, dan sikap yang tepat yang diperlukan dan mengapa. Tujuan dan latar belakang melakukan penelitian akan menentukan area topik, struktur, jenis pertanyaan, dn strategi pertanyaan yang akan dikerjakan, jumlah dan karakteristik yang diwawancarai, pihak yang akan melakukan wawancara, dan tingkat presisi yang diperlukan.

Oleh karena itu, Leslie dan Earl Berbbie mengidentifikasi sejumlah tujuan untuk survei, yaitu untuk mengidentifikasi:
  • Tingkat dan jenis pengetahuan responden
  • Keyakinan dan persepsi
  • Perasaan postif dan negatif
  • Perilaku masa lalu
  • Sifat-sifat atau karaktersitik pribadi

Informasi yang akan diperoleh untuk mencapai suatu tujuan wawancara bergantung pada:
  1. Jenis informasi yang dibutuhkan : opini, sikap, fakta, statistik
  2. Cara informasi itu digunakan
  3. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
  4. Hal-hal yang diungkap dari penelitian
  5. Prediksi tentang masa depan yang ingin diperoleh

Waktu yang diperlukan untuk melakukan wawancara survei bisa dilakukan secara
  1. Singkat. Wawancara mengambil waktu sekitar 4 atau 5 menit.
  2. Longitudinal. Dalam hal ini wawancara mengambil informasi dari waktu ke waktu.

2. Persiapan untuk menentukan pelaksanaan wawancara

Dalam rangka persiapan untuk menentukan waktu pelaksanaan, ada baiknya untuk menyelidiki semua topik, menjelajahi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang seperti solusi yang diusulkan dan dicoba. Sebaiknya juga memeriksa sumber daya seperti data atau arsip2 yang telah dimiliki, korespondensi dan wawancara dengan orang-orang berpengetahuan, dokumen pemerintah, jurnal profesional, buku, survei sebelumnya tentang topik ini, internet, majalah, dan surat kabar. Bicara dengang orang-orang yang mengetahui topik yang akan ditanyakan, atau orang-orang yang terlibat.

Seringkali, suatu informasi wawancara survei yang akan dilakukan dalam suatu penelitian sudah diketahui oleh para ahli. Oleh karena itu, ada baiknya untuk melakukan wawancara kepada para ahli untuk mendapatkan gambaran tentang topik yang ingin digali dalam wawancara survei.

Dalam wawancara survei suatu penelitian, wawancara nantinya akan mengungkap sikap masa lalu dan perndapat, serta spekulasi tentang sikap dan pendapat saat ini. Pengetahuan yang menyeluruh dari topik memberikan wawasan ke dalam wilayah topikal yang Anda butuhkan untuk menjelajahi, kerumitan masalah, dan potensi ketidakakuratan jawaban disenagja atau tidak disengaja selama wawancara.

B. Penataan Wawancara

Panduan dan Waktu dalam wawancara Survei

Dalam wawancara survei, sebuah panduan sangat penting karena panduan mendiktekan topik dan subtropik yang akan dibahas dan semua pertanyaan primer dan menyelidik yang akan diminta. Sebuah panduan wawancara dimulai dengan mencatatkan bidang utama.

Misalnya, jika berencana melakukan survei penduduk tentang perlunya mengubah kalender sekolah umum adalah topik umum, topik utama dapat mencakup pengalaman responden dan sikap terhadap kalender saat ini yang dilembagakan 10 tahun lalu, pengalaman dan sikap terhadap kalender sekolah laiinnya di berbagai lokasi geografis, dan sikap terhadap sejumlah kalender sekolah alternatif, seperti memulai kelas yang akan datang di bulan agustus atau setelah liburan.

Jika wawancara dilakukan untuk sebuah penelitian kualitatif dengan tujuan untuk menyajikan penemuan dalam bentuk tekstual yang berupa kata-kata, maka wawancara dapat dikembangkan sebagai wawancara terbuka, penyelidikan direncanakan, dan kemungkinan penyelidikan terencana yang bergantung pada tanggapan responden. Dalam wawancara untuk penelitian kualitatif, ada derajat fleksibilitas dalam mempertanyakan karena pewawancara lebih peduli tentang kedalaman informasi daripada kompilasi data statistik. Panduan tradisional wawancara (siapa, apa, kapan, dimana, bagiamana, dan mengapa) dapat beradpatasi dengan survei kualittatif, namun dengan tetap memperhatikan panduan yang terinci dan waktu pelaksanaan wawancara yang sesuai agar informasi yang didapat lengkap, dapat diorganisasikan, dilaporkan, dan ditafsirkan.

Jika wawancara dilakukan untuk penelitian kuantitatif, maka informasi temuan dalam bentuk numerik, frekuensi, rata-rata, dan sebagainya. Oleh karena itu, pewawancara sangat perlu:

  • Mengontrol ratusan wawancara dengan responden yang beragam dalam berbagai pengaturan
  • Format standar yang sangat ketat, dengan pengaturan waktu yang seragam agar dapat menjamin peniruan dari wawancara yang akurat. Hal ini dilakukan karena fleksibilitas dan adaptasi dari survei kualitatif dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengkodean dan tabulasi hasil.

Pembukaan

Dalam wawancara survei, diperlukan pembukaan yang seragam, meskipun bertemu dengan orang-orangyang unik dan beragam. Pembukaan terdiri atas
  1. Nama
  2. Salam pewawancara
  3. Organisasi yang mengadakan wawancara
  4. Subjek wawancara
  5. Tujuan
  6. Jumlah waktu survei yang akan diambil
  7. Jaminan kerahasiaan

Pembukaan dilakukan untuk memberikan suasana santai, tidak kaku, dan dilakuan dengan alami.

Pembukaan dilakukan untuk memperkenalkan pewawancara dan organisasi juga menyatakan tujuan umum wawancara dan panjang wawancara. Orangyang mewawancara biasanya mengenakan lencana, atau tanda pengenal. Dalam pembukaan, juga pewawancara mengidentifikasi responden. Yang harus diperhatikan adalah responden tidak diminta untuk menanggapi tujuan wawancara. Oleh karena itu, pewawancara bergerak dengan cepat dan lancara langsung kepada pertanyaan yang akan ditanyakan tanpa memberikan kesempatan kepada responden untuk bernegosiasi tentang wawancara.

Dalam sebuah wawancara survei, pewawancara tidak perlu untuk memberitahukan lembaga atau organisasi yang membayar biaya wawancara survei (organisasi, sekolah, perusahaan farmasi, dll). Dalam wawancara survei, juga tidak diperlukan memberitahukan tujuan utama dari wawancara yang dilakukan.

Jika survei berurusan denganhal-hal yang sensitif, maka pewawancara harus memberikan jaminan kerahasiaan. Hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan respons yang akurat dan lengkap, maka hadiah, atau insentif non moneter dapat meningkatkan tingkat respons dan menghasilkan kelengkapan yang lebih besar dalam menjawab.

Berikut adalah contoh pembukaan sebuah wawancara survei
"Selamat siang, saya _______. Saya membantu dewan sekolah melakukan survei terhadap orang tua dan anak-anak dalam sistem sekolah Mercuabuana, untuk menentukan bagaimana perasaan orang-orang tentang adanya perubahan jadwal kalender akademik. Survei ini akan menghabiskan waktu sekitar 10 menit. Dan jawaban Anda sangat rahasia."

3. Penutupan

Penutupan biasanya singkat dan berisi ungkapan apresiasi untuk waktu dan tenaga yang di keluarkan untuk membantu survei.

Berikut adalah contoh dalam penutupan wawancara
"Itu semua pertanyaan saya. Terima kasih atas bantuan Anda. Boleh saya meminta nomor Anda sehingga Atasan saya dapat memeriksa untuk melihat apakah wawancara ini dilakukan dengan cara yang telah ditentukan. Saya akan memastikan bahwa survei ini bersifat rahasia (Jika Responden bersedia memberikan identitasnya maka identitas wajib dituliskan. Namun, jika responden tidak bersedia, maka sebaiknya tidak dilakukan). Terima kasih atas bantuan saudara."

Responden mungkin tertarik dan penasaran tentang survei atau sangat tertarik dalam topik dan ingin membahasnya. Hal ini dapat dilakukan jika:
  1. Waktu mengizinkan
  2. Responden tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengan responden masa depan
  3. Organisasi survei tidak keberatan
  4. Pertanyaan Survei

Prinsip dasar dari dalam menyusun pertanyaan pada wawancara survei adalah membuat pertanyaan dengan hari-hati karena pewawancara tidak dapat memparafrase, menjelaskan, mengembangkan pertanyaan selama wawancara. Mengembangkan pertanyaan juga tidak dapat menjamin untuk mempertahankan elemen penting dari apa yang ingin ditanyakan dalam survei. Dalam survei kuantitatif, semua ungkapan pertanyaan dan keputusan strategis dibuat dalam tahap perencanaan; bukan ditempat.

Dalam survei kualitatif, semua pertanyaan primer dan pertanyaan menyelidikpun direncanakan terlebih dahulu.

Kalimat Pertanyaan

Prinsip menyusun dalam wawancara survei adalah mengikuti kaidah berikut bagi semua responden
  • Harus mendengarkan pertanyaan yang sama,
  • Ditanyakan dengan cara yang sama,
  • Kalimat dan penekanan verbal sama.
  • Perubahan sedikit kata-kata atau penekanan vokal pada sebuah vokal akan mengakibatkan jawaban yang berbeda. Sebuah kata tunggal bisa mengubah bagaimana responden menjawab.

Contoh dalam sebuah survei agama:
"Apakah saya tetap dapat merokok sambil berdoa?", dan 90 % responden menjawab tidak.
"Apakah diperbolehkan berdoa saat kita merokok?", maka 90% responden menjawab Ya.

Buatlah setiap pertanyaan yang jelas. Relevan, sesuai dengan tingkat pengetahuan responden, tidak terlalu kompleks atau terlalu sederhana, danmudah diakses seara sosial dan psikologis. Hati-hati dengan pertanyaan bernada negatif karena mereka dapat menyesatkan dan membingungkan.

Pertanyaan dalam wawancara survei dapat berkembang. Contoh: pengembangan pertanyaan adalah
  • Bagaimana perasaan Anda tentang ukuran aturan paksaan-universitas terhadap mahasiswa dan fakultas yang membawa senjata api di kampus?
  • Apakah Anda menentang atau tidak terhadap aturan universitas mengenai mahasiswa dan fakultas yang membawa senjata api dikampus?
  • Apakah Anda sangat setuju, setuju, tidak seutju, atau sangat tidak setuju denga aturan universitas terhadap mahasiswa dan fakultas yang membawa senjata api jenis apapun di kampus?

Pengembangan pada pertanyaan jenis ketiga diatas menilai intensitas, perasaan mudah untuk direkam dan ditandai, meninggalkan pilihan ragu-ragu sebagai pilihan tidak tertulis, menyediakan petunjuk wawancara, dan termasuk wawancara sekunder.

Pertanyaan probing dilakukan untuk menyelidiki. Yang harus diingat adalah, setiap responden harus mendapatkan pertanyaan yang sama.

Pertanyaan Strategi

Ada 5 strategi pertanyaan yang memungkinkan pewawancara untuk menilai tingkat pengetahua, kejujuran, dan konsistensi; mengurangi jawaban ragu-ragu, mencegah bias urutan, dan memasukkan pertanyaan-pertanyaan menyelidik.

1. Penyaringan
Memungkinkan pewawancara menilai tingkat pengetahuan responden.

Contoh:
Apakah Anda akrab dengan perubahan undan-undang yang berkaitan dengan suku bungan kartu kredit?

(jika responden bingung, maka masuk ke topik berikutnya. Dan jika responden dapat menjawab, maka dilanjutkan dengan pertanyaan selanjutnya)

2. Pengulangan
Memungkinkan Pewawancara menentukan apakah responden konsisten dalam menanggapi suatu topik, khususnya yang kontroversial. Pewawancara dapat mengajukan pertanyaan yangsama dalam rentan beberapa menit sebagai perbandingan jawaban untuk konsistensi.

Contoh:
  • Apakah anda mengawasi penggunaan internet karyawan Anda? 
  • Apakah Anda memberikan karyawan anda Internet Gratis? 
(jangan membuat pengulangan yang terlalu jelas atau didekat pertanyaan awal, dan pastikan kata-kata yang diulang tidak mengubah maksud)

3. Pertanyaan Condong
Pertanyaan condong diberikan untuk mengantisipasi kebingungan responden. Responden sering merasa bingung,atau tidak mau mengungkapkan perasaan atau niat.

Contoh:
7a. Calon walikota mana yang akan Anda pilih?
  • Ahok 
  • Jokowi 
  • SBY 
7b. Nah, yang calon walikota yang akan Anda pilih pada hari ini adalah..
  • SBY 
  • Ahok 
  • Ahok 


4. Acak
Strategi ini dilakukan untuk mencegah bias urutan. Hal ini dilakukan karena biasanya responden agak kelelahan untuk pertanyaan terakhir, sehingga cenderung mendapatkan evaluasi negatif atau dangkal karena responden lelah atau bosan.

Strategi acak bervariasi urutan pertanyaan atau pilihan jawaban dari satu pertanyaan ke pertanyaan selanjutnya.

5. Pertanyaan Berantai atau kontingensi
Tujuan strategi ini adalah untuk melakukan penyelidikan ke dalam jawaban. Strategi pertanyaan berantai atau kontingensi membuat Pewawancara dapat menyelidiki sambil mempertahankan kontrol atas proses dan memastikan bahwa setiap wawancara identik satu sama lain.

Skala Pertanyaan

a. Interval
Skala interval memberikan jarak antara ukuran. Salah satu skala Interval adalah skala Likert. Skala Likert menyediakan berbagai perasaan sikap atau pendapat. Skala interval terbagi atas 2 macam:
  • Skala Interval Frekuensi, yaitu meminta responden untuk memilih nomor yang paling akurat yang mencerminkan seberapa sering responden melakukan sesuatu atau menggunakan sesuatu. 
  • Skala interval numerik, yaitu untuk meminta responden memilih tingkat rentang secara akurat. 

b. Skala Likert
Bagaimanakah pendapat anda tentang metode yang digunakan untuk memilih dua tim dalampermainan rugbi yang menentukan juara Divisi I
  1. Sangat tidak setuju 
  2. Tidak setuju 
  3. Netral 
  4. Tidak Setuju 
  5. Sangat Setuju 

c. Skala Nominal
Menyediakan variabel saling eksklusif dan meminta responden untuk menamai variabel yang paling tepat. Ini adalah laporan diri, dan tidak meminta responden untuk memeringkat, sepanjang kontinuum, evaluatif, numerik, atau frekuensi.

Dalam nominal, pilihannya adalah saling eksklusif dan mencakup pilihan paling mungkin untuk dipilih. “lainnya” adalah pilihan terakhir karena responden harus dapat memilih salah satu opsi.

Apakah anda menganggap diri Anda:
  1. Demokrat 
  2. Republik 
  3. Liberian 
  4. Independen 
  5. Lain-lain 

d. Skala Ordinal
Pertanyaan Ordinal meminta responden untuk menilai atau membuat peringkat pilihan dalam hunungan yang tersirat atau dinyatakan satusama lain.

e. Skala Jarak Sosial Bogarduss
Menentukan bagaimana orang merasakan tentang hunugan sosial dan jarak antara mereka. Dalam skala ini, pewawancara inginmengetahui apakah sikap seseorang atau peruahan sikap dan perasaan sebagai masalah. Skala ini biasanya bergerak secara progresif dari hubungan yangjauh ke dekat dan jarak untuk mendeteksi perubahan sebagai kedekatan menyempit. 

Teknik Wawancara Survei

Dengan selesainya wawancara, oenting untuk prapengujian wawancara besama dengan sampel yang ditargetkan untuk mendeteksi potensi masalah bersama pertanyaan dan pilihan jawaban.

Setelah mempesiapkan wawancara, maka dilakukan wawancara survei. Ada beberapa teknik wawancara survei:

1. Wawancara Tatap Muka
Idealnya, wawancara dilakukan dengan tatap muka. Hal ini untuk memperoleh tingkat respon yang baik karena sentuhan pribadi dan responden dapat melihat serta mendengar pewawancara dan merasakan, sentuhan, pengalaman, dan mungkin merasakan produk. Wawancara tatap muka memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bentuk-bentuk dari pengambilan survei.
  • Pewawancara dapa tmembangun kredibilitas melalui penampilan fisik, pakaian, suara, kontak mata, dan presentasi dari kredensial.
  • Responden akan mengambil bagian dalam wawancara lagi
  • Pewawancara dapat mengajukan pertanyaan yang lebih kompleks tentang isu0isu kompleks.
  • Pewawancara dapat berfokus pada sikap yang mendalam dan informasi dengan menelusuri ke dalam jawaban.
  • Responden cenderung memberikan jawaban yang dihasilkan sendiri.
  • Responden mungkin memberikan jawaban yang lebih akurat karena kealamian dari wawancara.
  • Pewawancara dapat mengamati resnponden tertentu, di tempat-temapt tertentu, dan pada waktu tertentu.
  • Pewawancara dapat memperoleh responden dari populasi terpinggirkan.

Kelemahan dari wawancara tatap muka adalah
  • Biaya yang dikeluarkan mahal.
  • Memakan waktu, dan lambat.
  • Diperlukan pewawancara terlatih
  • Kesulitan dalam wawancara dengan wilayah yang luas.

2. Wawancara dengan telepon

Keuntungan wawancara melalui telepon
Wawancara telepon yang lebih murah dan memberikan hasil yang lebih cepat, secara harfiah dalam banyak kasus lewat tengah malam.

Ada efek pewawancara lebih sedikit, termasuk bias wawancara.
  • Responden memberikan jawaban yang dapat diterima secara sosial.
  • Ada peningkatan keseragaman pewaancara dengan cara, pengiriman, dan standardisasi wawancara.
  • Pewawancara merasa lebih aman di telepon daripada bertualang ke lingkungan yang berbahaya, terutama pada malam hari.
  • Responden lebih memilih kerahasiaan telepon ketika menjawab pertanyaan kontroversial dan pribadi.
  • Responden lebih memilih keselamatan telepon yang tidak memerlukan mereka untuk menerima orang asing ke rumah atau tempat usaha mereka.

3. Wawancara melalui internet
Wawancara melalui internet murah, cepat, dan langsung. Namun demikian, komunikasi nonverbal menjadi hilang.


Sekian artikel tentang Pengertian, Fungsi, dan Contoh Wawancara Survei dalam Psikologi.

Posting Komentar untuk "Pengertian, Fungsi, dan Contoh Wawancara Survei dalam Psikologi"