Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Wawancara Menurut Para Ahli

Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Wawancara Menurut Para Ahli -  Wawancara adalah kegiatan sehari-hari yang sering dilakukan orang-orang. Diperlukan pengetahuan dasar tentang metoda wawancara, serta latihan yang terus menerus, agar wawancara efektif dilakukan.

Tujuan mempelajari Metode Wawancara itu sendiri berbeda-beda pada setiap orang, mahasiswa berharap dapat menemukan cara untuk menyiapkan diri saat melakukan wawancara dalam pekerjaan, mahasiswa jurnalistik memerlukan wawancara dalam mempersiapkan karirnya sebagai reporter, seorang sales penting mempelajari wawancara untuk belajar tentang kebutuhan prinsip persuasif wawancara saat berhadapan dengan klien, mahasiswa bidang sosiologi menjelaskan wawancara amat berguna saat melakukan survei penelitian. Perawat membutuhkan cara efektif untuk mewawancarai pasiennya. Orang-orang yang bergerak dalam bidang manajemen memerlukan wawancara untuk membahas performa para pekerja atau untuk berkonsultasi dengan para pekerja.

Hal di atas menjelaskan bahwa wawancara adalah bentuk umum tujuan dari komunikasi terencana. Namun wawancara berbeda dengan interaksi akrab, perbincangan sosial, diskusi kecil, dan presentasi.

Wawancara bisa berbentuk formal dan non formal, struktur dan tidak terstruktur, sederhana atau rumit, mendukung atau konkrit, berlangsung lama.

Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Wawancara Menurut Para Ahli_
image source: www.referralsforcounseling.com

Pengertian Wawancara

Wawancara adalah suatu proses komunikasi diadik dan relasional yang meliputi tanya jawab dengan suatu tujuan yang telah ditentukan untuk mengubah tingkah laku.

Stewart dan Cash (2012) memberikan batasan yang spesifik tentang wawancara ini, yaitu,

"Wawancara adalah proses komunikasi interaksi antara dua pihak yang setidaknya satu diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah ditetapkan dan melibatkan proses Tanya jawab tentang sesuatu"


Elemen Wawancara Penjelasan
1. Interaktif
  • Wawancara adalah interaktif karena adanya pertukaran atau pembagian, sebuah peran, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi.
  • Interaksional tidak berarti posisi sejajar
  • Interaksional berbagi tanggung jawab
  • Interaksional berarti kolaborasi
2. Proses
  • Sebuah proses adalah interaksi beragam variabel yang dinamis, terus menerus, dalam tingkatan sistem atau struktur
  • Setiap interview memiliki prinsip-prinsip dasar, antara lain:
  1. Pertukaran pesan antara verbal dan nonverbal
  2. Feedback
  3. Persepsi
  4. Listening
  5. Motivasi
  6. Harapan-harapan
  7. Asumsi-asumsi
  • Suatu interview tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh lain setiap partisipan:
  1. Pengalaman
  2. Harapan
  3. Ketakutan
  4. Tekanan
  5. Batasan
3. Diadik
  • Suatu wawancara adalah suatu interaksi antara dua kelompok. Jika ada lebih dari dua kelompok yang terlibat maka itu disebut diskusi.
  • Wawancara tidak pernah lebih dari dua pihak
4. Relational
  • Adalah hubungan interpersonal antara pihak-pihak yang terlibat dalam interview.
  • Hubungan ini mungkin merupakan:
  1. Peran. Peran itu orang tua, konselor, akademis, supervisor
  2. Keanggotaan Kelompok sosial, politik, religius
  3. Karakteristik personal : gender, ras, usia, latar belakang etnis, keturunan
  4. Perbedaan status : mahasiswa/profesor, orang tua/anak, atlet/coach, superior/subordinat
5. Tujuan Setidaknya satu dari dua pihak datang pada wawancara dengan sebuah tujuan penting dan berfokus terhadap subjek. Wawancara memiliki struktur wawancara, yaitu:
  1. Merencanakan pembukaan
  2. Memilih topik
  3. Menyiapkan pertanyaan
  4. Mengumpulkan informasi
  5. Menemukan cara jalannya wawancara
Tujuan yang serius dan telah ditentukan terlebih dahulu merupakan karakteristik interview yang berbeda dengan percakapan sosial.
6. Interchanging Behavior
  • Tingkah laku saling tukar menukar artinya setiap kali satu pihak berbicara yang lain mendengarkan.
  • Berhubungan dengan sharing tentang: harapan, peran, perasaan, sikap, persepsi, informasi.
  • Dalam suatu wawancara yang berhasil kedua pihak menggunakan kata-kata (verbal) dan non verbal.
7. Pertanyaan
  • Pertanyaan adalah alat wawancara untuk mendapatkan informasi, mengecek, akurasi pengiriman pesan dan penerimaan, meneliti impresi dan asumsi, serta menggolongkan perasaan dan pikiran.

Tipe-Tipe Wawancara

Charles Redding telah mengembangkan suatu skema situasional dimana wawancara dibagi sesuai dengan fungsinya:

1. Wawancara Tradisional

Fungsi Luang Lingkup Contoh
Pemberian Informasi Semua wawancara yang berfungsi untuk memberi informasi, data, arah, instruksi, orientasi, klasifikasi
  • Penjelasan tentang prosedur registrasi kepada mahasiswa 
  • Prosedur untuk membuat proposal penelitian Bantuan beasiswa 
  • Penjelasan SOP kepada Sales
Pengumpulan Informasi Meliputi semua wawancara yang fungsi utamanya memperoleh fakta, opini, data, perasaan, sikap, beliefs, reaksi, dan feed back. Penggunaan survey dan poll untuk menentukan sikap terhadap kandidat politik, efek dari advertensi, habit daripada pemirsa TV, dan tujuan pemungutan suara.
Seleksi Memiliki fungsi utama untuk menyeleksi atau menempatakn pelamar, pegawai, dan anggota organisasi. Menilai karakteristik personal daripada pelamar/ pegawai untuk menentukan kecocokannya dengan perusahaan/ posisi/ lokasi. Menentukan apakah seorang pelamar bisa direkrut/ tidak.
Perilaku Pewawancara Wawancara yang memiliki fungsi utama menerima secara tepat perilaku seseorang, dengan tujuan untuk menolong orang tersebut agar dapat melihat keadaan, causa, efek, dan kemungkinan pemecahannya. Pimpinan menggunakan wawancara untuk menilai performa, agar menampilakn ferporma pekerjaannya, agar dapat meningkatkannya. Atau melakukan wawancara untuk Training Need Analisis sebagai dasar dalam pelatihan yang akan diberikan
Perilaku Responden Wawancara ini memiliki fungsi menerima keluhan, kesusahan, atau saran, dan mencoba pemecahan masalah yang diterima kedua pihak. Penerimaan keluhan/ kesulitan pegawai
Penerimaan usul/ saran
Kebutuhan mashasiswa akan pertolongan
Pemecahan Masalah Semua wawancara yang memiliki fungsi utama menganalisa, memecahkan suatu problem yang dirasakan oleh pewawancara dan responden. Menerima saran untuk dipecahkan bersama Mendiskusikan problem yang disharingkan.
Persuasi Memiliki fungsi utama untuk merubah cara berpikir, perasaan, dan perilaku responden. Penjualan produk dan servis/ pelayanan Pemilihan anggota
Pencairan dana/ pengembangan
Perubahan cara marasakan, berpikir, atau bertindak.
Mencari perubahanatau memperkuat beliefs politik, sosial, keyakinan.
Merubah sikap terhadap orang, tempat, benda.

2. Wawancara Non Tradisional

Fungsi Luang Lingkup Contoh
Terfokus Pada Kelompok Melibatkan interaksi antara responden maupun peawawancara dan interakasi ini ditingkatkan menghasilkan berbagai informasi dan pendapat yang berbeda dari sebuah wawancara dengan diwawancarai tunggal. Menyentuh kecenderungan manusia dalam bersikap dan persepsi yang dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain. Menganalisis sesuatu hal, seperti menganalisis pelatihan tentara. Menganalisis informasi kualitatatif di berbagai bidang seperti pemasaran, iklan, kampanye politik, manajemen, penerbita, dan penelitian akademis.
Wawancara telepon Wawancara melalui telepon, karena nyaman dan tidak mahal. Wawancara survei dan jajak pendapat Wawancara kerja di tahap awal.
Wawancara konferensi video/ skype Melibatkan teknologi visual Wawancara survei dan jajak pendapat Wawancara kerja di tahap awal
Wawancara email Penekanan pada penggunaan jari jemari Wawancara pasien yang jumlahnya banyak dengan seorang dokter.

Wawancara merupakan proses komunikasi yang kompleks dan ada banyak tipe dan variasi. Setiap tipe menuntut aplikasi dari prinsip dan skill yang spesifik serta personal trait & abilities. Kombinasi daripada karakteristik ini membuat seseorang sangat mampu untuk suatu tipe wawancara yang satu, namun tidak sesuai untuk yang lain. Misalnya, seorang psikolog sangat membutuhkan teknik konseling, namun bebeda dengan sales.

Penggunaan Wawancara

Saatnya membutuhkan wawancara, dan bukan kuesioner, surat pengarahan, diskusi kelompok kecil untuk memperoleh informasi, seleksi, konseling, pemecahan masalah. Yaitu:

1. Untuk menyatakan bahwa responden adalah seseorang yang memnuhi persyaratan tertentu seperti umur, jenis kelamin, suku bangsa, tingkat pendidikan, kelompok penghasilan, aliran politik, dsb.

2. Untuk mengontrol waktu, kehadiaran, orang lain, pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya, dan situasinya. Mungkin sangat penting suatu pertanyaan harus dijawab dengan cara tertentu, tanpa ada orang lain (seperti istri, teman sekamar, sesema karyawan) yang hadir yang dapat mempengaruhi jawabannya.

3. Memotivasi orang agar mengambil bagian, mendengarkan berespon dengan bebas, terbuka dan tepat. Interview dengan tatap muka dimana dapat diberikan pada satu pihak secara personal dengan perhatian yang penuh, memberikan perhatianyangtulus terhadap pihak ini, dan menemukan “tombol” mana paling tepat untuk “ditekan”, lebih efektif untuk memotivasi orang, dibandingkan dengan pidato-pidato (pengarahan), surat, kuesioner.

4. Jika menginginkan sesuatu adaptasi yang khusus bagi setiao responden, uimpama tidan ingin menanyakan hal yang sama, tidak ingin memberikan pilihan jawaban yang sama, atau memberikan argeumentasi yang sama kepada setiap anggota dari sutu tim sepak bola; atau kepada semua anggota suatu perkumpulan.

5. Jika dibutuhkan jawaban yang panjang dan terinci atau kemampuan untuk memperdalam jawaban (probing). Orang tidak akan memberikan jawaban yang panjang dan rindi terhadap kuesioner atau memberikan respon yangpanjang lebar didepan banyak orang; karenanya probing atau follow up question seringkali perlu, karena jawaban adakalanya singkat, samar-samar, tidak tepat, tidak lengkap, atau kurang terarah.

6. Untuk mengetahui kedalaman emosi, berlief, perasaan dan sikap. Orang tidak akan menunjukkan ini didepan orang banyak, dan hanya dengan wawancara didakan probing (penggalian) yangmendalam terhadap jawaban jati-diri/ sepf disclosure dan meilhat bagaimana seseorang berreaksi secara non verbal, melalui kontak mata, ekspresi muka, nada suara.

7. Untuk memberi penjelasan/ meluruskan pertanyaan atau jawaban. Akan menjadikan frustasi bilamana mengisi keusioner tanpa bisa menanyakan mengenai istilah-istilah yang dipakai, ataupun menjelaskan mengapa menjawab demikian, dan sama frustasinya mendapatkan jawaban kuesioner dimana responden salah menafsirkan pertanyaan-pertanyaan, atau tidak memberikan respon seperti yang diharapkan.

8. Untuk menagadakan pengamatan yang mendalam tentang penampilan, sopan santun, dan komunikasi nonverbal dari pewawancara dan responden. Pengamatan demikian tidak mungkin diperoleh melalui komunikasi tertulis, dan tidak tepat dalam kelompok kecil, atau situasi dengan banyak orang (audience situation).

Dalam hal ini , wawancara merupakan kelengkapan atau follow Up dari suatu kuesioner, application form, respon tertulis, kelompok-kelompok kecil dan pengarahan. Contoh: Suatu teknik untuk menindak lanjuti suatu kuesioner dengan random-random interview atau interview kelompok.

Melalui interview individual atau interview kelompok mungkin dapat ditemukan mengapa hasil akhirnya demikian; jadi dapat digunakan untuk metode validasi menemukan masalah dari suatu survei dan menyatukan data utama dengan ekspresi lisan.

Kekuatan dan Kelemahan Wawancara

Kekuatan
  • Cermat
  • Sesuai dengan tujuan
  • Susana yang menumbuhkan kepercayaan jika dilakukan orang terlatih

Kelemahan
  • Masih belum terbukti validitas dan reliabilitasnya

Posting Komentar untuk "Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Wawancara Menurut Para Ahli"