Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tokoh Pendiri Ilmu Sosiologi Paling Berpengaruh di Dunia

Tokoh Pendiri Ilmu Sosiologi Paling Berpengaruh di Dunia - Sampai saat ini, yang disebut sebagai Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber, dan Emile Durkheim. Sementara para pemikir sebelumnya tidak dianggap sebagai pendiri Sosiologi. Mungkin karena ke-empat orang inilah yang pemikirannya menjadi dasar teori-teori Sosiologi modern sampai saat ini. Meskipun tidak berarti pemikiran dan Plato, Aristoteles, Machiavelli, John Locke, Thomas Hobbes, J.J. Rousseau, dan lain-lain di kesampingkan begitu saja. Pemikiran mereka tentang masyarakat, hubungan antar individu, hubungan negara dengan rakyat, dan hak asasi manusia tetap menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pembahasan Sosiologi.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pemikiran Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber, dan Emile Durkheim –lah yang memberi stimulan diskusi panjang tentang pelbagai persoalan terkait dgn kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan.

Tokoh Pendiri Ilmu Sosiologi Paling Berpengaruh di Dunia_
image source: www.surrey.ac.uk
baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi di Dunia Menurut Para Ahli

1. Auguste Comte (1798-1857)

Auguste Comte (Perancis, 1798-1857) mengemukakan istilah awal: SOCIAL PHYSICS (FISIKA SOSIAL) karena istilah ini sudah digunakan oleh ahli statistik sosial Belgia Adophe Quetelet, maka istilah diubah menjadi sociology. Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua pendekatan yakni:
  1. Statika sosial (social static): mengkaji tatanan sosial. Statika mewakili stabilitas. 
  2. Sosial dinamik: mengkaji kemajuan dan perubahan sosial . Dinamika mewakili perubahan. Progress dalam membaca fenomena sosial perlu melihat masyarakat secara keseluruhan sebagai unit analisis.

Dengan memakai analogi dari biologi, Comte menyatakan bahwa hubungan antara statika dan dinamika merujuk pada konsep order didalamnya ditekankan bahwa bagian-bagian dari masyarakat tidak dapat dimengerti secara terpisah, tetapi harus dilihat sebagai satu kesatuan yg saling berhubungan.

2. Karl Marx (1818-1883)

Karl Marx lahir di Trier, Jerman tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan Yahudi. Tamat dari perguruan tinggi menjadi editor di sebuah surat kabar di Jerman. Pandangannya amat kritis terutama sangat anti penindasan yang hadir bersama sistem kapitalis yang mewarnai peradaban Eropa Barat. Beliau pindah ke Paris setelah terjadi pertentangn dengan pemerintah Jerman. Ia berkolaborasi dengan Friedrich Engels menulis buku berjudul The Communist Manifesto (1848). Lalu menulis buku: Das Capital, dua bab terakhir buku ini diteruskan oleh Engels karena Marx keburu meninggal.

Menurut Marx, sejarah manusia mulai dari pertanian primitive, feudal dan industri, ditandai hubungan sosial yg melembagakan sifat ketergantungan untuk mengontrol atau menguasai sumber-sumber ekonomi. Mereka yg menguasai dan mengontrol sumber-sumber ekonomi adalah kelas atas, sedangkan mereka yg hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak punya sama sekali adalah dari kelas bawah. Terjadi penindasan oleh kelas atas terhadap kelas bawah. Fokus perhatian Marx pada dua kelas penting: Borjuis (kelas atas/kapitalis yg memiliki memiliki alat-alat produksi seperti pabrik dan mesin) dan Proletar (kelas bawah/ para buruh yg bekerja pada borjuis).

Pendapat Marx terhadap fenomena sosial semacam itu (penindasan /eksploitasi kaum borjuis terhadap kaum proletar) hanya dapat dihentikan dengan cara mengganti atau merusak system kapitalis. Caranya dengan melakukan revolusi (prinsip konflik) kemudian menggantinya dengan sistem yg lebih menghargai martabat manusia. Ini tidak mudah karena para buruh harus menghilangkan False Consciousness (kesadaran palsu) dengan class consciousness kesadaran kelas. Melalui bimbingan pemimpin-pemimpin revolusioner, para buruh akan menjadi setia dan mau berkorban demi perjuangan kelas. Dengan demikian akan muncul masyarakat yang adil, sama rata sama rasa, dan terhindar dari segala bentuk eksploitasi, ini yang disebutnya sebagai masyarakat komunisme modern. Disamping dipuja banyak orang, Marx juga dikecam banyak orang, terutama pendapatnya tentang “agama sebagai candu masyarakat“ (the opium of the people).

3. Max Weber (1864-1920)

Max Weber lahir di Erfurt, Jerman berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ayahnya seorang birokrat (kelak akan mewarnai pikiran beliau tentang birokrasi) yg menduduki posisi politik penting, sedangkan ibunya adalah seorang pemeluk agama Calvinisme yg sangat taat (juga mempengaruhinya melakukan studi tentang kaitan etika protestan dengan spirit kapitalisme industrial).

Beliau menempuh kuliah di Universitas berlin belajar hukum. Setelah berhasil mengambil gelar doctor ia berprofesi sebagai praktisi hukum, di samping itu ia juga bekerja sebagai dosen di Universitas Wina dan Munich. Ia banyak mendalami masalah ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Bukunya yg terkenal berjudul “A Contribution to the histoy of Medieval Business Organizations” dan “The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism” (1904). Dalam bukunya yg kedua ini ia mengemukakan tesisnya mengenai keterkaitan antara etika protesan dengan munculnya kapitalisme di Eropa Barat.

Pandangan Weber, kenyataan sosial lahir dari motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial (social action). Dari pandangannya sebenarnya Weber lazim digolongkan “nominalis” yang lebih percaya bahwa hanya individu-individu sajalah yg riil secara obyektif, dan masyarakat adalah satu nama yg menunjukan pada sekumpulan individu yg menjalin hubungan. Pandangan beliau tentang tindakan sosial inilah yg kemudian menjadi acuan dikembangkannya teori sosiologi yg membahas interaksi sosial.

4. Émile Durkheim (1858-1917)

Lahir di Epinal, Perancis dan berasal dari keluarga yg mewarisi tradisi sebagai pendeta Yahudi. Durkheim sebenarnya bersekolah untuk menjadi pendeta. Durkheim merupakan ilmuwan yg sangat produktif. Salah satu karyanya yg berjudul “The division of Labor in Society” (1968) membahas mengenai gejala yg sedang melanda masyarakat: pembagian kerja. Ia mengemukakan bahwa di bidang perekonomian seperti industri modern terjadi penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan tenaga kerja yg mengakibatkan pembagian kerja ke dalam bentuk spesialisasi dan pemisahan okupansi yg semakin rinci. Pembagian tersebut dijumpai pula di bidang perniagaan dan pertanian. Lalu melebar pula pada bidang-bidang kehidupan yg lainnya: hukum, politik, kesenian, dan bahkan keluarga. Tujuan kajian Durkheim ialah untuk memahami fungsi pembagian kerja tersebut, serta untuk mengetahui faktor penyebabnya.


Posting Komentar untuk "Tokoh Pendiri Ilmu Sosiologi Paling Berpengaruh di Dunia"