Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah dan Perkembangan Teori Tes Bakat Menurut Para Ahli

Sejarah dan Perkembangan Teori Tes Bakat Menurut Para Ahli - Pengertian sejarah dan perkembangan teori tes bakat perlu dipahami sehingga nature tes dapat dimengerti dan penggunaannya tidak keliru. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami sejarah dan perkembangan teori yang mendasari tes bakat.

Sejarah Perkembangan Tes Bakat

Pengukuran tes Bakat berkembang karena:
  • Berkembangnya pemahaman bahwa ternyata terdapat variasi intraindividual yang dapat dilihat pada subtes tes inteligensi tradisional.
    Akan tetapi tes inteligensi tradisional tidak dirancang utk hal ini. Bila ini akan dilakukan maka tes nya harus didisain khusus sehingga reliabilitasnya tes maupun subtesnya tinggi. Sementara pada tes Intelegensi tradisional, item yang memiliki korelasi kecil dengan item yang lain dihilangkan, padahal untuk melihat variasi intraindividual bisa jadi item tersebut seharusnya dipertahankan.
  • Tes inteligensi tradisional tidak seumum yang diperkirakan sebelumnya.
    Rata-rata tes inteligensi tradisional setelah ditelaah ternyata lebih banyak mengukur kemampuan verbal.
  • Makin berkembangnya konseling karir sehingga diperlukan tes bakat spesifik.
    Dalam hal ini berkembang tes bakat yang tertentu yang menjadi suplemen dari tes inteligensi, cth : tes utk pilot, tes mechanical utk engineer.
  • Penerapan teknik analisis faktor dalam pengembangan batere tes.
    Dengan analisis faktor, berbagai kemampuan yang berbeda dapat dikelompokkan sehingga dapat lebih sistematis diidentifikasi, dipilah, dan didefinisikan.

Sejarah dan Perkembangan Teori Tes Bakat Menurut Para Ahli_
image source: pinterest.com
baca juga: Pengertian Tes Minat, Tes Bakat, Prestasi dan Intelegensi

Faktor Analisis (Factor Analysis)

Merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menyederhanakan / meringkas deskripsi data dengan mengurangi banyaknya variabel atau dimensi yang diperlukan. Teknik ini kemudian dipergunakan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok kemampuan atau perilaku atau traits yang berhubungan satu sama lain.

Contoh:
  • 5 faktor / skor dapat mewakili 20 skor asli dari satu betere yang terdiri dari 20 tes. 5 skor tersebut dapat dipakai tanpa mengorbankan informasi penting apapun (diambil tes yang paling baik faktornya)  Caranya dengan mempertahankan tes-tes yang mewakili pengukur terbaik melalui analisis faktor.
  • Satu faktor ditemukan pada subtest berikut: mengingat sejumlah angka, menceritakan kembali sebuah cerita, merekonstruksi bentuk ingatan à setelah ditelaah, subtest tersebut merupakan faktor ingatan.

Proses Interpretasi faktor:
  • Faktor-faktor yang ditemukan diberi nama menggunakan insight psikologis (psychological insights), tidak lagi interpretasi statistik.
  • Memahami perwujudan faktor tertentu dengan memeriksa tes yang memiliki muatan tinggi dan proses psikologis yang sama-sama dimiliki à makin banyak tes yang memiliki muatan tinggi pada faktor tertentu, maka makin mudah mendefinisikan perwujudan faktor.

Test Factor 1 Factor 2
1. Vocabulary .91 -.06
2. Analogies .75 .02
3. Sentence Completion .80 .00
4. Disarranged Sentences .39 -.02
5. Reading Comprehension .86 -.04
6. Addition -.09 .55
7. Multiplication .07 .64
8. Arithmetic Problems .18 .68
9. Equation Relations .16 .54
10. Number Series Completion .13 .38

Berdasarkan data di atas, setelah dianalisis menggunakan analisis faktor, maka terlihat bahwa:

  • Faktor 1 = Verbal (Vocabulary, analogies, sentence completion, disarranged sentences, reading comprehension) à perhatikan bahwa korelasinya cukup tinggi untuk faktor 1.
  • Faktor 2 = Numerical (Addition, multiplication, arithmetic, equation, number series completion) à perhatikan bahwa korelasinya cukup tinggi untuk faktor 2.


Macam Faktor dan Perkembangan Faktor

  • Unsur perilaku yang terorganisir dalam kelompok tertentu banyak dipengaruhi oleh faktor herediter dan pengalaman. Contoh: sekolah banyak mengembangkan faktor verbal.
  • Perbedaan pola faktor berasosiasi dgn perbedaan budaya, sosial ekonomi, kurikulum sekolah, dan learning set serta transfer of training (tampak dari penyelesaian seseorang terhdapa suatu tugas) penelitian dari French and Frederiksen.


Teori Organisasi Perangai (Trait)

Penyusunan Tes Bakat juga berkembang dengan adanya Teori Organisasi Perangai, sebagai berikut:

  1. Teori Dua Faktor / Two Factor Theory (Charles Spearman, 1904)
  2. Teori Faktor Majemuk / Multiple Factor Theory (Kelley and Thurstone)
  3. Teori Struktur Intelek / Structure of Intellect Model (Guilford)
  4. Teori Hirarki / Hierarchical Theories (Humphrey & Vernon)


Teori Dua Faktor / Two Factor Theory (Charles Spearman, 1904)

Teori ini dikembangkan oleh Charles Spearman. Berdasarkan teori ini, maka inteligensi terdiri dari 2 faktor, yaitu:

1. Faktor g :

  • Merupakan faktor General (umum)
  • Faktor bersama tunggal yang dimiliki bersama
  • Menggambarkan kemampuan umum seseorang
  • Cth: faktor utama yang menentukan seseorang itu pandai atau bodoh


2. Faktor s:

  • Faktor spesifik / khusus
  • Menentukan kepandaian seseorang pada bidang tertentu
  • Unik pada diri seseorang


Pada perkembangan selanjutnya banyak ahli yang merasa teori ini lebih cocok disebut sebagai teori faktor tunggal, sebab:

  • Hanya faktor g yang mendukung korelasi
  • Korelasi positif antar dua fungsi disebabkan oleh faktor g
  • Makin rendah korelasi antara 2 fungsi disebabkan faktor s
  • Makin tinggi kedua fungsi mengandung faktor g, maka korelasinya makin tinggi
  • Tes psikologi sebaiknya hanya mengukur faktor g à hubungan abstrak (PM, CFIT)


Penggambaran hubungan dalam teori dua faktor adalah sebagai berikut:


Keterangan gambar:

  1. Tes 1 dan 2 berkorelasi tinggi satu dengan lain karena mengandung banyak g
  2. Area yang tidak bertumpuk (tidak beririsan) pada tiap tes menggambarkan varians spesifik dan varians eror
  3. Tes 3 memiliki korelasi rendah dengan tidap tes lain karena berisi sangat sedikit g


Teori Faktor Majemuk / Multiple Factor Theory

Tokoh: Kelley dan Thurstone

- Kelley (1928) menekankan beberapa faktor yang berpengaruh dalam kecerdasan, yaitu:

  • Manipulasi hubungan spasial
  • Kemudahan dengan angka
  • Kemudahan materi verbal
  • Ingatan
  • Kecepatan


Cth: Tes Kemampuan Diferential (TKD)

-  Thurstone (1938)
Menurut Thurstone faktor umum itu tidak ada, yang ada hanya sekelompok faktor atau Primary Mental Abilities yang terdiri dari 7 faktor, yaitu:

1. V: Verbal Comprehension
Merupakan Faktor Primer dalam tes seperti pemahaman bacaan, analogi verbal, kalimat acak, penalaran verbal.
Paling baik diukur dengan tes kosakata

Cth:

  • Testee diharapkan menjawab beberapa pertanaan setelah membaca cerita Beauty and the Beast à mengapa Beast mendapat kutukan? Dimana kerajaan Beast ?
  • Kakek – nenek = paman – bibi


2. W: Word Fluency
Ditemukan dalam tes seperti anagram, membuat kata bersajak, menamai kata -kata dalam kategori yang ditentukan.

Cth:

  • Buatlah kata dari huruf KAUVDISN
  • Sebutkan pekerjaan yang memakai seragam


3. N: Number
Paling dekat diidentifikasikan dengan kecepatan dan ketelitian dalam komputasi hitungan sederhana.

Cth:

  • 2 4 6 8 ……
  • 5 = 25, 8 =64, 10 = ?


4. S : Space
Faktor ini dapat merupakan dua faktor terpisah, satu mencakup persepsi spasia geometrik yang tetap, dan yang lain visualisasi yang telah dimanipulasi, yaitu memvisualisasi posisi yang telah diubah atau ditransformasikan.

Cth:

  • Gambarkan perjalanan dari ruang kelas ke kantin
  • Seseorang berada di ruangan yang memiliki 4 sudut yang sama, apakah ruangan itu? Jawab: kubus


5. M : Associative Memory
Ditemukan terutama dalam tes yang menuntut hafalan asosiasi berpasangan
Menurut penelitian, faktor ini mencerminkan sejauh mana penopang ingatan dimanfaatkan.

Cth: kata ‘biru’ : diasosiasikan dengan langit, laut

6. P : Perceptual Speed
Pemahaman yang cepat dan cermat terhadap rincian, persamaan, dan perbedaan visual.

Cth:

  • Di piano : mana yg lebih tinggi, nada A atau B
  • Apa perbedaan antara gambar A dan B


7. I : Induction / General Reasoning

  • Identifikasi dari faktor ini kurang jelas
  • Thurstone: Faktor induktif dan deduktif
  • Induktif: diukur dgn tes yang menuntut responden menemukan aturan.


Cth: deret angka

  • Deduktif : diukur dengan penalaran silogistik.
  • Cth: gambar diputar


Teori ini berpendapat bahwa:

  • Bila jumlah variasi tes dalam betere sedikit, single general factor (faktor g) bisa bertanggung jawab atas korelasi diantara batere tersebut.
  • Bila tes yang sama diletakkan dalam batere tes yg lebih besar dan bervariasi, g faktor hanya akan muncul sebagai faktor kelompok pada beberapa tes
  • Psikolog dapat memilih faktor yang tepat, sesuai tujuannya, tidak perlu semua subtes diberikan. Cth: apa yg dikur dari sekretaris? Jwb : ketelitian, kecepatan, kemampuan verbal, kemampuan clerical


Penggambaran hubungan dalam Teori Faktor Majemuk


Keterangan gambar:

  • Korelasi tes 1,2,3 adalah hasil muatan bersama mereka pada faktor verbal (V)
  • Korelasi antara tes 3 dan 5 merupakan hasil dari faktor spasial (S)
  • Korelasi faktor 4 dan 5 dari faktor Numerik
  • Tes 3 dan 5 merupakan tes yang sifatnya kompleks, karena masing-masing memiliki muatan yang cukup besar pada lebih dari satu faktor : V dan S pada tes 3, N dan S pada tes 5
  • Tes 3 berkorelasi lebih tinggi dengan tes 5 daripada dengan tes 2 karena bobot faktor S dalam tes 3 dan 5 (daerah yang beririsan) lebih besar daripada bobot di faktor V


Teori Struktur Intelek / Structure Of Intellect Model

  • Tokoh: Guilford
  • Teori ini mengorganisasikan sejumlah perangai dalam skema sistematik
  • Merupakan upaya untuk menyederhanakan gambaran trait (perangai) dengan cara mengorganisasikan ke dalam suatu skema yang sistematik


Ada 3 dimensi dalam model ini:

1. Operation : Proses apa yang dilakukan responden

  • Kognisi
  • Perekaman Ingatan
  • Penahanan ingatan (retention)
  • Produksi divergen (menonjol dalam kegiatan kreatif)
  • Produksi konvergen (penyimpulan)
  • Evaluasi


2. Content (Isi) : Hakikat materi atau informasi dimana operation dijalankan

  • Segi visual
  • Pendengaran
  • Simbolis (huruf, angka)
  • Semantik (kata-kata, arti verbal)
  • Perilaku (informasi tentang perilaku, sikap, kebutuhan orang lain, dsb)


3. Produk : Bentuk / hasil informasi diproses responden

  • Unit: pengetahuan tunggal (single item)
  • Kelas : set unit yang memiliki atribut yang serupa
  • Relasi : unit yang saling terkait à analogi, asosiasi, urutan
  • Sistem : beberapa relasi yang membentuk struktur tertentu
  • Transformasi: perubahan, perspektif, konversi
  • Implikasi : prediksi, inferensi, antisipasi, konsekuensi


Model Struktur Intelek ini memberikan skema untuk menggambarkan korelasi antar variabel yang diperoleh.

Teori Hirarki

  • Tokoh: Humphrey (US), Vernon (UK)
  • Teori ini mengasumsikan bahwa bakat merupakan suatu hirarki dimana faktor g berada pada puncak hirarki dan pada tingkat berikutnya terdapat faktor kelompok dan pada tingkat terbawah terdapat faktor s
  • Humphrey: penyusun tes dapat memilih tingkat hirarki yg palling cocok dengan tujuan (untuk menyederhanakan faktor)
  • Vernon:
    - Faktor g merupakan 40% varians kemampuan manusia
    - Mayor dan minor masing-masing 10 %
    - Faktor spesifik 40%


Daftar Pustaka

  1. Anastasi, Anne & Susana Urbina. (2001). Psychological Testing (7th ed.). New Jersey: Prentice Hall International.
  2. Marnat, Gary Groth. (1984). Handbook of Psychological Assessment. New York: Van Nostrand Reinhold Company, Inc.
  3. Marnat, Gary Groth & Aiken, Lewis R. (2006). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi (Edisi Terjemahan, Jilid 1&2). Jakarta : Indeks.
  4. Munandar, Utami. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Sekian artikel tentang Sejarah dan Perkembangan Teori Tes Bakat Menurut Para Ahli.

Posting Komentar untuk "Sejarah dan Perkembangan Teori Tes Bakat Menurut Para Ahli"