Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Terbentuknya Tatanan Sosial Dalam Masyarakat

Proses Terbentuknya Tatanan Sosial Dalam Masyarakat - Sebagai mana dibahas dalam artikel sebelumnya, bahwa manusia adalah makluk sosial yang tida bisa hidup sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya, hingga terciptalah interaksi sosial di dalamnya, interkasi sosial ini menimbulkan kelompok/kelompok yang lembaga kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakatan yang ada dalam masyarakat sangat mungkin berbeda satu sama lain tergantung pada kebudayaan yang disandang oleh suatu masyarakat. Pada dasarnya lembaga kemasyarakatan memiliki fungsi-fungsi berikut, yakni:
  • Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap di dalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
  • Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat.
  • Memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).

Proses Terbentuknya Tatanan Sosial Dalam Masyarakat_
image source: blog.anantaravacationclub.com
baca juga: Memahami Proses Sosial dan Interaksi Sosial Antropologi

Dalam pembentukannya lembaga kemasyarakatan berarti pula seperangkat norma dalam masyarakat yang dijadikan acuan bagi anggotanya. Dalam pembentukannya sebagai lembaga kemasyarakatan, norma-norma tersebut mengalami beberapa proses:

1. Pelembagaan atau institutionalization, proses yang dilewati suatu norma menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan hingga norma tersebut dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati dalam kehidupan sehari-hari.

2. Melembaga atau internalized, norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai tahap dikenal, diakui, dan ditaati. Lebih jauh, norma-norma tersebut menjadi pandangan hidup atau mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.

Masyarakat yang tersusun atas individu berupaya menyusun suatu tata kehidupan yang bersifat tertib menyeluruh. Perlu diperhatikan bahwa daya adaptasi tiap individu dan juga cara pandang individu terhadap tata tertib kehidupan tersebut sangat beragam. Ada yang sepakat dan turut dalam tata tertib yang menjadi standar dan adapula yang tidak menyepakati standar tersebut, bahkan menyimpang dari acuan standar dalam masyarakat. Maka, agar masyarakat yang beraneka ragam tersebut bisa hidup secara harmonis dan dapat terus berjalan, butuh adanya prasyarat-prasyarat tertentu yang dikenal dengan tatanan sosial (social order). Di dalam tatanan sosial, individu-individu saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai.

Peran dan Status

Secara sederhana, peran dapat didefinisikan sebagai perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam status tertentu. Setiap individu memiliki peran dan status yang berbeda-beda ditengah masyarakat, dan peran serta status tersebut tidak tunggal. Seorang istri misalnya, juga memiliki peran sebagai seorang anak perempuan, tetangga, warga negara dan sebagainya. Melekatnya peran seseorang erat kaitannya dengan kompetensi yang dimilikinya. Misalkan seorang resepsionis yang handal, belum tentu bisa menjadi seorang administrator yang baik, seorang ayah yang penuh perhatian, mungkin seorang pecinta yang malang. Dan tidak tertutup kemungkinan seseorang sukses memiliki berbagai peran diwaktu yang bersamaan. Bisa saja seseorang tersebut menjadi pengusaha sukses, pendakwah yang baik, tokoh politik yang disegani dan akademisi yang produktif. Peran-peran ini akan meningkatkan prestasi dan kepuasan hidup seseorang.

Status/peran yang melekat pada diri seseorang ada yang sifatnya sudah ditentukan/diberikan (ascribed), adapula yang sifatnya harus diperjuangkan (achieved). Contoh status/peran yang tidak diusahakan : seseorang yang terlahir sebagai putrid/anak orang kaya. Contoh status/peran yang diusahakan: menjadi mahasiswa, presiden, dan sebagainya.

Selain itu, peran seseorang juga bisa ditetapkan berdasarkan:

a. Jenis Kelamin
Setiap masyarakat menangani banyak tugas dengan membuat status peran sesuai jenis kelamin. Walaupun dalam realitanya sebagian besar dari tugas-tugas yang berkaitan dengan jenis kelamin dapat dilaksanakan dengan sama baiknya bak oleh pria maupun wanita. Namun peran yang bersifat maskulin dan feminine memiliki keanekaragaman yang tidak terbatas.

b. Usia
Tidak ada suatu masyarakat yang memperlakukan anak-anak, orang dewasa dan orang tua dengan cara yang sama. Peran berdasarkan usia sangat berbeda dalam setiap masyarakat. Anak-anak Amerika menggunakan masa-masa kanak-kanak dengan bermain dan bermanja-manja dengan orangtuanya, sedangkan anak-anak Suku Navayo menghabiskan masa kanak-kanaknya dengan mengembala biri-biri dan menenun.

c. Jasa
Status diberikan kepada seseorang berdasarkan jasa yang telah dilakukannya, sesuai dengan standar yang dikaitkan dengan jenjang pendidikan dan jabatan yang dimilikinya (meritokrasi).

Konflik Peran

Konflik peran muncul dari tugas-tugas yang bertentangan dalam suatu peran tunggal atau dari tuntutan yang bertentangan dengan peran yang berbeda. Proses umum untuk memperkecil terjadinya konflik peran:

a. Rasionalisasi
Proses untuk mendefinisikan kembali suatu situasi yang menyakitkan dengan istilah-istilah yang secara sosial dan pribadi dapat diterima. Contoh : orang tua memarahi anaknya dengan alasan untuk kebaikan si anak, dengan hal rasionalisasi ini, tidak terjadi konflik dan ketegangan peran antara si anak dengan orang tua.

b. Pengkotakan
Memagari peran seseorang dalam kotak-kotak kehidupan yang terpisah sehingga seseornag hanya menanggapi seperangkat tuntutan peran pada satu waktu tertentu. Contoh : penelitian membuktikan bawah penjaga dan penajgal di kamp konsentrasi Nazi adalah ayah-ayah yang baik hati, hanya saja mereka harus berperan sesuai dengan status yang dimilikinya.

c. Ajudikasi
Menghadirkan pihak ketiga dalam konflik/pertikaian yang terjadi.

Daftar Pustaka
  1. Hall, Stuart. 2010. “The Centrality of Culture; ‘Introduction and The Work of Representation in Representations: Cultural Representations and Signifying Practices,
  2. Koentjaraningrat, 1990. “Pengantar Ilmu Antropologi””, PT Rineka Cipta

Posting Komentar untuk "Proses Terbentuknya Tatanan Sosial Dalam Masyarakat"