Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Perbedaan Paradigma, Metodologi, dan Ilmu Sosial

Memahami Perbedaan Paradigma, Metodologi, dan Ilmu Sosial - Materi tentang penelitian perbedaan paradigma dan metodologi, paradigma ilmu-ilmu sosial, karakteritik penelitian kualitatif, kredibilitas penelitian kualitatif.

Melaui artikel ini diharapkan mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai perbedaan paradigma dan metodologi, paradigma ilmu-ilmu sosial, karakteritik penelitian kualitatif, kredibilitas penelitian kualitatif.

Perbedaan Paradigma & Metodologi

Sebelum memahami metode penelitian, perlu untuk memahami perbedaan antara paradigma dan metodologi. Paradigma adalah set pernyataan yang menerangkan bagaimana dunia dan kehidupan dipersepsikan. Cara pandang menyederhanakan/ memahami kompleksitas kehidupan untuk memberi gambaran mengenai bagaimana kehidupan/ realitas tertata. Lalu juga memberi gambaran mengenai apa yang dianggap penting/ mungkin/ perlu diteliti; apa yang sah dan diterima nalar.

Hal tersebut berbeda dengan teori, teori adalah set pernyataan yang saling berkaitan untuk menjelaskan gejala tertentu. Didalam teori ada konsep. Konsep adalah bagian atau elemen-elemen teori, memberi nama/ klasifikasi, memberi batasan pengertian tentang objek, pengalaman, peristiwa, hubungan-hubungan.

Sedangkan metodologi adalah ilmu tentang metode-metode, kerangka yang menjadi pedoman mengenai bagaimana penelitian dilaksanakan, menerjemahkan prinsip-prinsip paradigma tertentu dalam bahasa penelitian. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti empiris.

Memahami Perbedaan Paradigma, Metodologi, dan Ilmu Sosial_
image source: www.slideshare.net
baca juga: Peran dan Tujuan Penelitian Dalam Psikologi Menurut Ahli

Paradigma Ilmu-Ilmu Sosial

Dalam ilmu sosial dikenal dua paradigma besar: Positivistik & Interpretif/ Fenomenologi.

Selanjutnya berkembang paradigma lain: Kritikal & Post Positivistik

Pandangan Tentang Dunia
Positivistik (kuantitatif) Interpretif (kualitatif) Kritikal
Objektif Subjektif Antara objektif & subjektif
Dapat dipersepsi indera Diciptakan oleh manusia sendiri Diciptakan oleh manusia sendiri
Seragam, dapat diatur hukum umum/universal Diinterpretasikan Kompleks, dalam ketegangan dan konflik
Terintegrasi dengan baik untuk kepentingan manusia Didasari opresi dan penekanan terhadap pihak yang lemah Penuh kontradiksi

Pandangan Tentang Manusia
Positivistik (kuantitatif) Interpretif (kualitatif) Kritikal
Rasional Pencipta dunia Dinamis, pencipta nasib
Mengikuti hukum diluar dirinya Memberi arti pada dunia Mengalami brainwash, diarahkan secara tidak tepat
Tidak memiliki kebebasan kehendak Tidak dibatasi hukum dari luar dirinya Menciptakan rangkaian makna Realisasi potensi terhalang

Pandangan Tentang Ilmu Pengetahuan
Positivistik (kuantitatif) Interpretif (kualitatif) Kritikal
Didasarkan aturan yang ketat dan seragam Didasari pengetahuan sehari-hari  Kondisi social membentuk kehidupan, tapi dapat diubah
Deduktif Induktif Terbukanya keyakinan/ide yang keliru
Nomotetis Idiografis Memberdayakan, memajukan
Menjelaskan fakta, penyebab & efek Menginterpretasi, memahami kehidupan Membuka mitos, ilusi dan distorsi
Bebas nilai Tidak bebas nilai Tidak bebas nilai
Meramalkan


  • Deduktif : sudah ada teori yang baku lalu dicobakan dilapangan
  • Induktif : tidak perlu ada teori yang baku; cari data dilapangan lalu buat proposisi
  • Tujuan penelitian kualitatif : memahami kehidupan
  • Bebas nilai : nilai-nilai kita tidak masuk kedalam penelitian (kuantitatif)
  • Tidak bebas nilai : nilai-nilai kita/ subyek masuk ke dalam penelitian (kualitatif)

Post Positivistik
  • Realitas obyektif ada, tetapi tidak dapat dipotret sepenuhnya, hanya dapat didekati
  • Metode penelitian beragam, menekankan pada penemuan & verifikasi teori
  • Mengakui adanya interaksi peneliti dengan data

Karakteristik Penelitian Kualitatif

1. Mendasarkan diri pada kekuatan narasi
  • Memerlukan elaborasi naratif → untuk memahami kedalaman, makna & interpretasi terhadap keutuhan fenomena.
  • Bisa dibantu dengan skema, bagan & gambar

2. Studi dalam Situasi Alamiah
  • Tidak memanipulasi setting penelitian, fenomena diteliti pada konteks alamiahnya
  • Berorientasi pada penemuan, amat berbeda dengan studi eksperimental
  • Penekanan pada dinamika & proses dari fenomena yang kompleks
  • Fokus lebih pada variasi pengalaman individu atau kelompok

3. Analisis Induktif
  • Peneliti tidak membatasi penelitian pada upaya menerima / menolak hipotesis
  • Wawancara terbuka (induktif) vs kuesioner tertutup / skala (deduktif) → Wawancara terbuka:
    - memungkinkan munculnya data yang sebelumnya tidak dibayangkan
    - responden bisa memberikan jawaban bebas yang bermakna baginya, tanpa haruss terperangkap pada pilihan kondisi dan jawaban standar yang mungkin saja tidak sesuai dengan konteks kehidupannya.
  • Setiap penelitian pada kenyataannya mengandung unsur induktif dan deduktif → sering terjadi peneliti memulai proses penelitian dengan pendekatan induktif untuk dapat menemukan pertanyaan pertanyaan dan variabel variabel penting (tahap eksplorasi) & kemudian melakukan uji hipotesis untuk mengkonfirmasi eksplorasi. Lalu peneliti bisa kembali ke analisa induktif untuk mencari dugaan dugaan alternatif maupun faktor faktor yang tidak terukur dan tidak diantisipasi sebelumnya.

4. Kontak Personal
  • Hubungan personal langsung dengan subyek untuk memahami realitas dan kehidupan sehari-harinya
  • Peneliti kuantitatif tidak konsisten: ingin memahami hal yang diteliti tetapi mengambil jarak dan menggunakan angka
  • Pemahaman tentang situasi nyata sehari sehari merupakan hal penting karena hal ini memungkinkan deskripsi dan pengertian tentang tingkah laku yang tampak maupun kondisi2 internal manusia.
  • Pengambilan data menjadi sulit, perlu usaha sungguh sungguh dari peneliti
  • Banyak teori besar yang berkembang dari hasil kedekatan dengan subyek: Freud, Piaget

5. Perspektif Holistik
  • Pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena. Seluruh faktor dilihat hubungannya dalam konteks yang ada
  • Pendekatan kuantitatif finilai terlalu menyederhanakan realitas, mengabaikan faktor penting yang tidak dapat dikuantifikasi, gagal memberikan gambaran yang terintegrasi tentang fenomena

6. Perspektif Dinamis & Perkembangan
  • Melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang
  • Tidak membatasi, melainkan justru mengantisipasi kemungkinan perubahan, mengamati dan melaporkan objek yang diteliti dalam konteks perubahan tersebut.
  • Perubahan adalah suatu hal yang wajar, sudah diduga sebelumnya dan tidak dapat dihindari.

7. Orientasi Kasus unik
  • Penelitian mendalam dari sejumlah kecil kasus yang spesifik (studi kasus)

8. Netralitas empatik
  • Konsep dari Patton untuk mengatasi debat obyektivitas vs subyektivitas
  • Empati = sikap terhadap subyek yang dihadapi
  • Netral = melakukan penelitian tanpa dugaan tentang hasil yang harus ditolak/ didukung
  • Perlu usaha untuk meminimalkan bias: pengumpulan data secata sistematis (wawancara, observasi), beberapa sumber data (transkrip verbatim, rekaman), external reviewers (meminta orang lain/ informan untuk membaca hasil analisa).
  • Manusia harus dipahami dengan cara berbeda dibandingkan obyek studi lain

9. Fleksibilitas Disain
  • Disain penelitian sifatnya luwes, berkembang sejalan dengan kemajuan penelitian lapangan
  • Keluwesan ini terlihat dalam penentuan jumlah sample:
    - tidak ada aturan pasti dalam jumlah sample yang harus diambil untuk penelitian kualitatif
    - jumlah sample tergantung apa yang ingin diketahui, tujuan penelitian, konteks saat itu, apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang ada.
  • Tetap ada disain awal yang tersusun baik, yang akan mengarahkan cara cara pengambilan dan pengolahan data

10. Sirkuler
  • Hubungan antar aspek dalam realitas kehidupan sangat kompleks dan saling mempengaruhi

11. Peneliti sebagai Instrumen Kunci
  • Peneliti berperan besar mulai dari pemilihan topik, pengumpulan data, analisis & interpretasi, penulisan laporan.

Kualitatif Kuantitatif
Memahami: Kompleksitas, kedalaman, proses. Mendapat gambaran umum dan meluas, menjelaskan hubungan antar variabel
Melihat perbedaan individu Menguji teori / hipotesis
Studi dalam situasi alamiah Mengambil jarak dari situasi alamiah
Kontak langsung dilapangan Menjaga jarak dari subyek yang diteliti
Cara berpikir: induktif Cara berpikir: deduktif
Perspektif holistik, dinamis Reduktif, menekankan keajegan statis, mekanistis
Orientasi kasus unik, generalisasi teori Orientasi universalitas, generalisasi populasi
Netral-empatis, fleksibilitas disain Menjaga obyektivitas, aturan ketat, disain tegas sejak awal
Sirkuler Linier
Peneliti: instrumen kunci Peneliti: hanya salah satu aspek

Isu Etis Penelitian Kualitatif
  • Kerahasiaan
  • Persetujuan
  • Kondisi fisik-mental : empati

Kredibilitas Penelitian Kualitatif
  • Apakah penelitian dengan pendekatan kualitatif kurang ilmiah dibandingkan dengan pendekatan kuantitatif?

Beberapa pandangan tentang penelitian kualitatif:
  • Kurang ilmiah
  • Merefleksikan karya seni, tidak menghasilkan data yang tetap & terukur jelas
  • Subyektif
    → Marshall & Rossman,1995 : peneliti kualitatif harus memperhatikan isu validitas & kualitas penelitian.
  • Sulit digeneralisasikan → validitas eksternal lemah.

- Validitas Internal → sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat menjawab permasalahan.

Prinsip Dasar Evaluasi
  • Leininger (1994) : Mengajukan prinsip-prinsip dasar yang harus disetujui terlebih dahulu dalam mengevaluasi penelitian kualitatif.
    - penting untuk melakukan evaluasi secara cepat
  1. Paradigma kuantitatif dan kualitatif memiliki asumsi-asumsi filosofis, akar pemikiran dan tujuan berbeda.
  2. Kejelasan dalam fokus tentang tujuan & hasil yang akan diperoleh : apakah gambaran yang melebar atau pemahaman mendalam tentang fenomena.
  • Peneliti tidak mungkin memperoleh segala-galanya melalui suatu penelitian tunggal.

Kredibilitas (Validitas)
  • Strauss & Corbin (1990) : Standar umum penelitian ilmiah (kuantitatif / konvensional) = signifikansi, kecocokan teori dengan data sebagai hasil pengamatan; generalisasi; konsistensi; kemampuan diulang & diproduk kembali; presisi; verifikasi.

Penelitian Kualitatif

Validitas = Kredibilitas
  • Terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks.
    = deskripsi mendalam menjelaskan kompleksitas aspek aspek / variabel yang terkait & interaksi dari aspek aspek tersebut.
    → kekhususan harus benar benar bisa digali.
  • Mampu menunjukkan bahwa subyek penelitian diidentifikasi & dideskripsikan secara akurat → data penelitian tidak dapat dilepaskan dari kompleksitas tersebut, sehingga sulit direduksi & harus dilihat seluruh keterkaitannya.
  • Jadi, harus jelas: bagaimana desain dikembangkan, subyek penelitian dipilih dan bagaimana analisis dilakukan.
  • Stangl (1980) & Sarantakos ( 1993) → Validitas dicapai melalui orientasi variabel (karena bukan manipulasi) & upayanya untuk mendalami dunia empiris dengan menggunakan metode (observasi, wawancara, dokumen, focus group discussion) yang paling cocok untuk pengambilan & analisis data. 

Macam-Macam Validitas

1. Validitas Kumulatif
  • Dicapai bila temuan dari studi-studi lain tentang topik yang sama menunjukkan hasil serupa
    → kalau banyak hasil yg serupa : bisa membentuk teori

2. Validitas Komunikatif
  • Dicapai melalui dikonformasikannya kembali data & analisisnya pada responden penelitian

3. Validitas Argumentatif
  • Dicapai bila presentasi temuan dan kesimpulan dapat diikuti dengan baik rasionalnya, serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali data mentah.

4. Validitas Ekologis
  • Sejauh mana studi dilakukan pada kondisi alamiah dari partisipan yang diteliti, sehingga justru kondisi ‘apa adanya’ dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting penelitian
    - mis: mau meneliti sikap ibu-ibu di desa terhadap pelayanan kesehatan → cari data di puskesmas, pos yandu → observasi, wawancara.

Generalisasi
  • Tanggapan penelitik kualitatif : generalisasi sulit dicapai → hanya dapat dicapai bila obyek studi dapat dilepaskan sepenuhnya dari konteks → mustahil, terutama dalam penelitian sosial.
  • Cronbach (1975) → mengusulkan istilah ekstrapolasi
  • Lincoln & Guba : transferabilitas
    - hasil dari suatu kelompok dapat diaplikasikan pada kelompok lain, asal setting atau konteks pada mana hasil studi akan diterapkan harus relevan (banyak kesamaan dengan penelitian yang dilakukan)
    → untuk itu diperlukan parameter teoritis.

Keterwakilan (Representasi)
  • Tidak didasarkan pada teori probabilitas, tetapi melalui prosedur pengambilan sample teoritis atau purposif.
  • → diarahkan pada unit unit esensial & tipikal dari karakteristik subyek yang diteliti → ditentukan sesuai dengan pemahaman konseptual terhadap subyek atau topik yang diteliti.

Reliabilitas = Dependability
  • Dapat dicapai melalui:
    -
    Koherensi : metode yang dipilih memang mencapai tujuan yang diinginkan
    - Keterbukaan: sejauh mana peneliti membuka diri dengan memanfaatkan metode-metode yang berbeda untuk mencapai tujuan.
    - Diskursus: sejauh mana & seintensif apa peneliti mendiskusikan temuan-temuan & analisisnya dengan orang lain.
  • Dunia tidak statis, selalu berubah, oleh karena itu replikasi = problematis.
  • Yang penting dilakukan: pencatatan rinci fenomena yang diteliti, termasuk interrelasi aspek-aspek yang berkait.
    - orang lain dapat mempelajari prosedur, protokol & keputusan yang diambil
    - orang lain dapat mempelajari data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis & melakukan analisis kembali.
  • Melalui konstruk dependability peneliti memperhitungkan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti, juga perubahan dalam disain sebagai hasil dari pemahaman yang lebih mendalam tentang setting yang diteliti.

Konformabilitas vs Obyektivitas
  • Temuan penelitian dapat dikonformasikan, bukan diartikan sebagai dapat diciptakannya jarak.
  • Jarak antara peneliti dan yang diteliti tidak menjamin obyektivitas.
  • Obyektivitas (kualitatif):
    - sesuatu yang muncul dari hubungan subyek-subyek yang berinteraksi → konsep intersubyektivitas : pemindahan dari data subyektif kearah data obyektif, kesamaan pandang terhadap obyek/topik.
    - Transparansi = kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka proses-proses & elemen-elemen penelitiannya.
    - Sejauh mana diperoleh kesetujuan di antara peneliti-peneliti mengenai aspek yang dibahas.

Kebenaran
  • Tergantung pada perspektif orang yang terlibat didalamnya (tergantung pada konteks situasi & kondisi internal pemberi definisi).

Sekaian artikel mengenai Memahami Perbedaan Paradigma, Metodologi, dan Ilmu Sosial.

Daftar Pustaka
  • Kristi Poerwandari, 2005. Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Fakultas Psikologi UI. Jakarta
  • Ginanjar, A. dkk. Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (2004). Makalah yang tidak dipublikasikan.
  • Handaya, R.M Catatan Kuliah Metode Peneliian Kualitatif Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (2004). Makalah yang tidak dipublikasikan.

Posting Komentar untuk "Memahami Perbedaan Paradigma, Metodologi, dan Ilmu Sosial"