Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Promosi Generalisasi dan Cycle dalam Modifikasi Perilaku

Promosi Generalisasi dan Cycle dalam Modifikasi Perilaku - Artikel kali ini akan membahas tentang aplikasi generalisasi dari modifikasi perilaku serta cycle dalam modifikasi perilaku (perencanaan, aplikasi dan evaluasi.

Promosi Generalisasi

Definisi generalisasi: munculnya perilaku seiring dengan munculnya stimulus yang mirip dengan stimulus awalnya (SD) hadir di masa training.

Strategi untuk mempromosikan generalisasi pada perilaku yang diubah

a. Memberikan penguatan ketika perilaku digeneralisasikan: memberikan penguatan ketika perilaku tersebut bisa diaplikasikan diluar ruang terapi/ ruang training. Sehingga semua stimulus yang relevant berkembang menjadi stimulus control bagi perilaku tersebut.

Contoh:
Ketika seorang psikolog berusaha mengembangkan kemampuan konseling mahasiswa yang sedang internship di luar ruangan praktek/perkuliahan. Lalu bagaimana cara professor tersebut untuk mempromosikan generalisasi keterampilan tersebut di situasi terapi yang sebenarnya

Profesor tersebut bisa duduk di dalam kelompok terapi kemudian memberikan anggukan atau senyuman ketika mahasiswa tersebut melakukan/mempraktekkan keterampilan terapi dengan cara yang tepat. Alternatif kedua: professor tersebut bisa melihat dari ruang observasi dan segera setelah mahasiswa selesai melakukan prakteknya maka professor memberikan pujian. Alternatif ketiga adalah: professor menggunakan headset dan mikropon, sehingga professor bisa menyampaikan penghargaannya secara langsung ketika mahasiswa tersebut melakukan tindakan yang tepat selama proses konseling.

b. Training keterampilan untuk kontak natural kontingensi dan kemudian diberikan Jika strategi di atas tidak berjalan maka psikolog/terapis bisa melakukan hal berikutnya yaitu: hadirnya penguatan natural.
    Contoh:
    Siswa di training untuk bertanya kepada gurunya, seperti: “bagaimana menurut kamu pekerjaan yang telah saya selesaikan?” pertanyaan ini akan menghasilkan perhatian guru yang dapat meningkatkan performa akademik anak secara natural.


    Contoh:
    Ketika diputuskan tentang keterampilan memanfaatkan waktu luang pada orang dengan usia dewasa awal yang akan segera menyelesaikan masa studi di SMU dan akan tinggal di sebuah tempat/ apartement komunitas. Penting untuk mengajarkan kegiatan yang aka nada di komunitas yang akan mereka tinggali. Dengan cara ini, klien akan memiliki kesempatan untuk terlibat pada kegiatan yang ada yang pada akhirnya akan memberikan efek reinforcing.

    c. Modifikasi kontingensi dari reinforcement dan punishment dalam situasi yang natural. Ketika dua strategi di atas tidak mungkin didapatkan maka dilakukan strategi generalisasi berikutnya yaitu: modifikasi kontingensi dari reinforcement pada situasi yang relevant. Dengan perkataan lain, jika trainer tidak dapat/tidak sempat memberikan reinforcer maka orang yang ada disekitar individu diajarkan cara untuk memperkuat perilaku tersebut.
      Contoh:
      Ketika remaja putri dengan nama A menjadi remaja dengan diagnose juvenile delinquency (agresif dan perilaku yang mengganggu) dan mudah sekali terprovokasi oleh ejekan dari siswa lain. Kemudian terapis mengajarkan cara menghadapi situasi tersebut dengna cara “abaikan mereka, tinggal kan dan hindari memiliki masalah”. Terapis tidak selalu bisa hadir memberikan penguatan setiap kali perilaku yang diinginkan muncul. Maka terapis mengajarkan kepada salah seorang staff sekolah setiap kali A berhasil melakukan tindakan/perilaku yang diinginkan maka staf sekolah tersebut memberikan penghargaan/pujian kepada A.

      d. Melibatkan stimulus situasi yang relevan dalam training. Dalam situasi raining, sebisa mungkin dan sebanyak mungkin menyediakan respon (stimulus exemplars) mungkin klien akan hadapi dalam situasi yang sebenarnya.
        Contoh:
        Dalam situasi training, konselor/terapis menyediakan beragam respon yang mungkin akan dihadapi oleh Maria dalam berusaha untuk asertif.

        Contoh:
        Ketika Dr. M mengajarkan kepada S tentang pencegahan penculikan pada anak, maka konselor/terapis menyediakan beragam respon yang mungkin akan dihadapi anak ketika berusaha untuk menghidari diri dari penculikan, seperti: memberikan permen, mengatakan ada sesuatu yang menarik didekat sekolah dll.

        e. Melibatkan stimulus yang umum/ biasa. Jika cara yang sudah disebutkan di atas tidak berhasil juga maka strategi berikutnya adalah melibatkan stimulus yang umum/biasa.
          Contoh:
          Jika tadi Dr.M menggunakan beragam respon untuk mengajarkan penghindaran penculikan pada anak dalam situasi training, maka Dr.M tidak menggunakan teknik stimulus yang biasa akan Dr.M melakukan trainingnya pada situasi di luar tempat training (dalam situasi yang sebenarnya) dimana biasanya kejadian tersebut terjadi seperti: di pasar, di mall dll.

          f. Mengajarkan berbagai fungsi dari respon yang ekuivalen. Mengajarkan kepada klien tentang respon/tindakan yang bisa menghasilkan outcome yang sama atau yang biasa disebut sebagai functionally equivalent response.
            Contoh:
            Seorang A yang pemalu diajarkan berbagai macam cara bagaimana mengajak wanita untuk menikah. Jika cara yang satu gagal, maka ia menggunakan cara yang lainnya. Yang memungkinkannya untuk sukses menikah dengan wanita yang disukainya tersebut.

            g. Melibatkan self-generated sebagai mediator dari generalisasi. Menggunakan “sesuatu” sebagai mediator untuk melakukan perilaku tersebut dalam berbagai macam situasi dan tempat.
              Contoh:
              • Membuat list untu membeli makanan yang menyehatkan. Sehingga “list” menjadi mediator bagi seseorang untuk membeli makanan yang sehat.
              • Orangtua yang menghadiri acara talk show bagaimana mengembangkan komunikasi yang efektif dengan anak. Sehinggga dalam prakteknya orang tua tersebut mengulang kembal tips-tips untuk dirinya sendiri. Pengulangan tips merupakan contoh dari mediator untuk orang tua tersebut berkomunikasi efektif dengan anaknya.

              Promosi Generalisasi dan Cycle dalam Modifikasi Perilaku_
              image source: www.wisegeek.com
              baca juga: Prosedur Meningkatkan Perilaku dan Menghilangkan Perilaku 2

              Implementasi strategi dan promosi generalisasi
              1. Identifikasikan situsai yang menjadi target agar perilaku tersebut dapat di generalisasi.
              2. Identifikasikan kontingensi natural dari reinforcement terhadap perilaku tersebut.
              3. Implementasikan startegi yang tepat untuk melakukan generalisasi (lihat strategi generalisasi yang sudah dibahas di atas).
              4. Ukurlah perubahan generalisasi perilaku sebelum dan sesudahnya.

                Promosi generalisasi pengurangan perilaku bermasalah
                  Outcome dari modifikasi perilaku tidak hanya meningkatnya perilaku yang diharapkan dan menurunnya perilaku yang tidak diharapkan, akan tetapi juga outcome dari modifikasi perilaku adalah mempertahankan keterampilan atau perilaku yang baru saja di pelajari, atau juga menguatkan alternative perilaku yang diharapkan.

                  Contoh:
                  W, adalah seorang siswa kelas 3 yang menjadi korban bully (karena ia memulai pertengkaran dengan teman-temannya), akan dikatakan sukses mengembangkan perilaku yang diharapkan secara social dan mengguanakn strategi ini kepada teman-temannya, mendapat penguatan dari teman-temannya, dan tidak terlibat pertengkaran lagi. Menghilangkan perilaku bertengkar dengan teman adalah salah satu outcome yang diharapkan. Meningkatnya keterampilan social dan social reinforcement dari teman-temanya juga merupakan outcome lainnya yang tidak kalah penting dalam meningkatkan kualitas hidup W dan mencegah munculnya pertengkaran dengan temanya di masa depan.

                  Untuk megembangkan generalisasi pengurangan perilaku yang tidak diinginkan, maka focus intervensi adalah mengembangkan perilaku alternative yang tepat untuk menggantikan perilaku yang tidak diinginkan tersebut. Hal ini juga disebut sebagai pendekatan konstruksional (constructional approach).  Langkah yang bisa ditempuh untuk mengembakan generalisasi terhadap pengurangan perilaku adalah:
                  1. Lakukan assessment fungsional terhadap perilaku yang bermasalah tadi.
                  2. Rencanakan generalisasi.
                  3. Focus pada perilaku alternative yang ekuivalent untuk menggantikan perilaku yang bermasalah tadi.
                  4. Maintain ekstingsi (atau punishment) kontingensi di segala situasi dan waktu. Penting untuk menghilangkan atau mengeliminasi reinforcement yang memperkuat perilaku yang bermasalah tadi. Jika ekstingsi (atau punishment) kontingensi tidak dilanjutkan, maka ada kemungkinan bahwa perilaku yang bermasalah tadi akan berulang kembali.

                  Cycle dalam Modifikasi Perilaku

                  Seseorang baru saja melakukan alih tangan kasus: Apakah kamu harus mendesign program?

                  Ketika mendapatkan alih tangan kasus dari yang lain, maka langkah yang kamu lakukan sebelum mendesign program adalah:
                  1. Apakah kasus yang dialihtangankan dilakukan untuk kepentingan klien ataukah orang lain?
                  2. Bisakah permasalahannya dan tujuannya bersifat spesifik dan tidak mengambang?
                  3. Apakah permasalahan ini penting bagi klien atau bagi orang lain?
                  4. Sudahkah kamu mengeliminasi kemungkinan adanya komplikasi dari masalah si klien dan kebutuhan untuk di alihkan ke ahli yang lain?
                  5. Apakah permasalahan yang mucul mudah untuk ditangani? Identifikasikan tingkah laku yang dapat menggantikan perilaku yang tidak diinginkan tersebut. Jika permasalahannya adalah untuk mengajarkan keterampilan baru maka kamu harus memetakan apakah klien memiliki pra-keterampilan untuk mempelajari hal baru. Jika permasalahan lebih dari satu maka kamu harus membuat urutannya.
                  6. Jika tujuan tersebut tercapai, apakah mudah untuk dilakukan generalisasi terhadap perilaku baru tersebut?
                  7. Bisakah kamu mengidentifikasikan orang lain yang menjadi SO bagi klien?
                  8. Apakah ada orang yang akan menghalangi program yang akan dilaksanakan, jika ada dan kamu bisa mengidentifikasikannya, maka usahkan seminimal mungkin gangguan yang bersifat potensial tersebut.
                  9. Berdasarkan jawab yang bersifat tentative terhadap delapan pertanyaan di atas, apakah kamu mendapat training kualifikasi, jadwal, dan waktu yang cukup untuk terlibat dalam program/treatment ini?

                  Memilih dan mengimplementasikan prosedur assessment
                  Untuk melakukan assessment, pertimbangkanlah langkah-langkah di bawah ini:
                  1. Untuk baseline yang reliable, maka defenisikan secara tepat perilaku bermasalah yang ingin dimodifikasi
                  2. Pilihlah prosedur baseline yang tepat yang bisa membantu kamu unutk
                  • Memonitor perilaku bermasalah
                  • Identifikasikan stimuls control
                  • Identifikasi konsekuensi yang me-maintain perilaku bermasalah tadi
                  • Monitor riwayat kesehatan/ medis/ dan personal
                  • Identifikasi perilaku alternative yang diinginkan.
                  1. Design prosedur recording yang membuatmu bisa masuk dan menghitung waktu yang dihabiskan oleh professional lainnya (seperti guru dan ahli modifikasi perilaku). Hal ini membantu mu untuk menghitung analisa kebutuhan biaya.
                  2. Pastikan bahwa observer sudah mendapatkan training yang memadai untuk mengidentifikasikan aspek perilaku, aplikasi dan prosedur recording, dan data grafik.
                  3. Jika baseline sepertinya terlalu panjang, maka pilihlah prosededur yang bisa meningkatkan dan me-maintain kekuatan dari rekaman tentang data perilaku seseorang.
                  4. Pilihlah prosedur untuk memastikan reliabilitas dari hasil observasi baseline
                  5. Setelah memulai mendapatkan data baseline, lalu analisalah data secara hati-hati untuk memilih strategi intervensi yang tepat dan putuskan kapan untuk menghentikan fase baseline dan memulai intervensi.

                  Stragegi design program dan implementasi
                  Langkah-langkah di bawah ini akan membantu kamu merancang program yang efektif, yaitu:
                  1. Definisikan tujuan, dan identifikasikan target perilaku yang diinginkan dan stimulus kontrolnya.
                  2. Identifikasikan individu yang akan membantu mengatur stimulus control dan reinforcer. Serta identifikasikan orang yang akan menghalangi program tersebut.
                  3. Meneliti kemungkinan untuk memanfaatkan control antecedent
                  4. Jika kamu mengembangkan preilaku baru, apakah kamu akan menggunakan shaping, fading, atau chaining? MO apa yang akan kamu gunakan?
                  5. Jika kamu mengganti stimulus control yang ada, bisakah kamu mengganti dan mengontrol SDs
                  6. Jika kamu mengurangi perilaku yang berlebih teknik apa yang akan digunakan
                  7. Spesifikkan detail dari sisem reinforcement
                  8. Spesifikkan setting training. Apakah dibutuhkan pengaturan ulang terhadap lingkungan untuk memaksimalkan perilaku yang diinginkan mucul, dan meminimalkan perilaku yang tidak diinginkan, dan memaksimalkan recordingdan management stimulus oleh mediator
                  9. Gambarkan bagaimana cara kamu melakukan generalisasi terhadap perilaku tersebut dengan  menjawab pertanyaan di bawah ini:
                  10. Spesifikkan detail dari recording harian dan prosedur graphing
                  11. Kumpulkan material yang dibutuhkan (seperti: reinforcer, lembaran data dan grafik, dan material kurikulum).
                  12. Buatlah cek list peraturan dan tanggung jawab dari orang yang terlibat dalam program ini
                  13. Spesifikkan tanggal untuk data dan review program dan identifikasikan siapa yang menghadirinya.
                  14. Identifikasikan beberapa kontingensi yang akan me-reinforce orang yang menjadi mediator ataupun behavior modifiers.
                  15. Review mengenai dana dari program yang sedang dirancang (biaya material, waktu, konsultasi professional, dll).
                  16. Tanda tangan kontrak
                  17. Implementasi program

                  Kontrak treatment adalah kesepakatan antara klien dan orang yang menjadi terapis yang mengindikasikan secara detail tentang terapis akan membantu klien untuk mengatasi perilaku ermasalahnya.

                  Implementasi dari program akan membutuhkan dua hal utama yaitu:
                  1. Kamu harus yakin dengan orang yang akan mengimplementasikan program (contoh: mediator) mengerti dan setuju mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing orang.
                  2. Mengenalkan klien tentang program tersebut yang bisa meningkatkan komitmen untuk melakukannya.

                  Maintanance dan evaluasi program
                  Adapun untuk melakukan hal tersebut, langkah-langkahnya adalah:
                  1. Monitor data kamu untuk melihat apakah ada perubahan sesuai dengan yang diharapkan.
                  2. Konsultasikan dengan orang yang memiliki perilaku yang bermasalah tadi, dan menentukan apakah mereka puas atau tidak.
                  3. Konsultasikan dengan orang atau ahli lain yang berpengalaman menggunakan prosedur yang sedang kamu gunakan sekarang ini untuk menentukan apakah hasilnya masuk akal dalam kacamata perubahan perilaku dengan waktu tertentu.
                  4. Apabila jawaban dari pertanyaan a,b, c adalah puas maka silahkan lanjut ke langkah h.
                  5. Jika pertanyaan a,b,c tidak puas maka jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melakukan penyesuaian terhadap program yang sedang dilakukan
                  • Apakah reinforcer kehilangan daya tariknya?
                  • Apakah perilaku yang bermasalah mendapat penguatan?
                  • Apakah prosedur yang diaplikasikan dengan cara yang kurang tepat?
                  • Apakah ada gangguan dari luar yang mengintervensi program tersebut?
                  • Apakah ada hal-hal subjektif lainnya, contoh: sikap staf atau klien yang negative, guru atau klien yang kurang antusias, dll
                  1. Jika tidak ada satupun dari pertanyaan di atas jawabannya adalah iya, maka ada beberapa langkah dari program yang harus ditambah atu dihilangkan. Data mungkin menunjukkan excessive error rate, yang mengindikasikan butuh langkah tambahan. Atau data menunjukkan bahwa rating respon yang benar sangat tinggi, yang bisa mengindikasikan program tersebut sangat gampang sehingga terjadi kebosanan,
                  2. Jika sekarang jawabannya iya, maka silahkan lanjutkan ke langkah h, jika tidak silahkan konsultasikan dengan rekan sejawat atau ahli lainnya.
                  3. Putuskan bagaimana cara kamu menyediakan program yang bisa me-maintance hingga perilaku yang diharapkan bisa tercapai.
                  4. Capailah tujuan prubahan perilaku, buatlah garis besar untuk melakukan pemetaan performa selama fase observasi follow-up
                  5. Setelah observasi follow-up sukses, tentukan biaya dari perubahan perilaku
                  6. Jika memungkinkan, analisa data yang sudah kamu peroleh dan komunikasikan prosedur dan hasil yang kamu dapatkan dengan pakar lainnya.

                  Sekian artikel tentang Promosi Generalisasi dan Cycle dalam Modifikasi Perilaku. Semoga bermanfaat.

                  Daftar Pustaka
                  • Miltenberger, G.R. (2012). Behavior modification: principles and procedures. 5th edition. USA: Wadsworth Cengage Learning.
                  • Martin, G. (2007). Behavior Modification 8th edition: what it is and how to do it. USA: Pearson Prentice Hall
                  • Sarafino. P. E. (2012). Applied behavior analysis , principles and procedures for modifying behavior. USA: John Wiley & Sons, inc

                  Posting Komentar untuk "Promosi Generalisasi dan Cycle dalam Modifikasi Perilaku"