Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis dan Bentuk Badan Usaha Berdasarkan Lapangan Usaha

Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.

Jenis dan Bentuk Badan Usaha Berdasarkan Lapangan Usaha - Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.

a. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perorangan yang bukan berbadan hukum, dapat berbentuk perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan industri.

Secara resmi, tidak ada perusahaan perseorangan, namun telah ada bentuk perusahaan perorangan yang diterima oleh masyarakat yaitu perusahaan dagang. Untuk mendirikan perusahaan dagang, dapat mengajukan permohonan dengan surat ijin usaha (SIU) kepada kantor wilayah perdagangan dan mengajukan surat ijin tempat usaha (SITU) kepada pemerintah daerah setempat.
Kebaikan Perusahaan Perseorangan
  1. Penerimaan seluruh keuntungan perusahaan
  2. Kemudahan dalam pengoperasian, karena selain kecil juga aktivitas-aktivitas yang dilakukan masih sangat terbatas.
  3. Jumlah pengeluaran untuk biaya organisasi pun tidak terlalu besar
  4. Pemilik mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk menentukan apa yang akan dilakukan yang dapat memberikan keuntungan  yang paling besar baginya
  5. Pajak yang rendah
  6. Terjaminnya rahasia perusahaan dan peraturan tentang perusahaan perseorangan tidak terlalu banyak

Kelemahan Perusahaan Perseorangan
  1. Tanggung-jawab tidak terbatas. Utang perusahaan tidak hanya ditanggung atau dijamin oleh harta perusahaan tetapi juga leh pribadi pemilik.
  2. Besarnya perusahaan terbatas. Untuk dapat menangani masalah-masalah yang lebih besar maka diperlukan adanta persekutuan dengan orang lain.
  3. Kelanjutan atau kontinuitas perusahaan sangat terbatas.

b. Perusahaan Persekutuan Bukan Badan Hukum
    Perusahaan persekutuan bukan badan hukum adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara bekerja sama dalam bentuk persekutuan perdata.

    1. Persekutuan Perdata

    Yaitu suatu perjanjian antara dua orang atau lebih untuk berusaha bersama-sama mencari keuntungan yang akan dicapai dengan jalan kedua orang (pihak) menyetorkan kekayaan untuk usaha bersama.

    2. Persekutuan Firma

    Yaitu tiap-tiap perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama, yakni anggota-anggotanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggung jawab sepenuhnya terhadap orang-orang ketiga. ( Pasal 16 KUH Dagang ).

    Kebaikan Perusahaan Perseorangan
    1. Penerimaan seluruh keuntungan perusahaan
    2. Kemudahan dalam pengoperasian, karena selain kecil juga aktivitas-aktivitas yang dilakukan masih sangat terbatas.
    3. Jumlah pengeluaran untuk biaya organisasi pun tidak terlalu besar
    4. Pemilik mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk menentukan apa yang akan dilakukan yang dapat memberikan keuntungan yang paling besar baginya
    5. Pajak yang rendah
    6. Terjaminnya rahasia perusahaan dan peraturan tentang perusahaan perseorangan tidak terlalu banyak

    Kelemahan Perusahaan Perseorangan
    1. Tanggung-jawab tidak terbatas. Utang perusahaan tidak hanya ditanggung atau dijamin oleh harta perusahaan tetapi juga leh pribadi pemilik.
    2. Besarnya perusahaan terbatas. Untuk dapat menangani masalah-masalah yang lebih besar maka diperlukan adanta persekutuan dengan orang lain.
    3. Kelanjutan atau kontinuitas perusahaan sangat terbatas.

    3. Persekutuan Komanditer
      Yaitu persekutuan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang persekutuan yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak dan atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain yang merupakan sekutu komanditer yang bertanggung jawab sebatas sampai pada sejumlah uang yang dimasukkannya. (Pasal 19 KUH Dagang ).

      Kebaikan Persekutuan Komanditer :
      1. Kebutuhan akan modal dapat mudah dipenuhi
      2. Pimpinan dapat terdiri dari beberapa orang
      3. Tanggung-jawab sekutu komanditer pada saat perusahaan mengalami kerugian terbatas pada jumlah modal yang diserahkan saja

      Kelemahan Persekutuan Komanditer :
      1. Sekutu komanditer tidak ikut menjalankan perusahaan
      2. Sekutu komplementer mempunyai tangung-jawab yang tidak terbatas, sama seperti sekutu dalam persekutuan dengan firma

      c. Perusahaan Persekutuan Berbadan Hukum
        Perusahaan persekutuan berbadan hukum adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha swasta, dapat berbentuk perseroan terbatas, koperasi dan yayasan.
        Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk perusahaan di mana modal sendirinya terdiri dari saham-saham.
        Tanggung-jawab pemilik (pemegang saham)  terbatas hanya sebesar modal yang ditanamkan di dalam perusahaan.
        Yang dimaksud dengan perkataan “Terbatas” pada Perseroan Terbatas adalah menunjuk kepada terbatasnya tanggung-jawab pemilik perusahaan (dalam hal perusahaan mengalami kerugian) sebesar modal saham yang dimilikinya.

        Kebaikan Perseroan Terbatas :
        1. Tangung-jawab pemilik dalam keadaan perusahaan mengalami kerugian terbatas pada jumlah modal saham yang dimilikinya
        2. Lebih mudah mendapatkan modal
        3. Kekayaan pemilik dan kekayaan perusahaan terpisah satu sama lain
        4. Pimpinan perusahaan adalah orang yang dianggap mampu untuk menjalankan perusahaan dengan baik
        5. Kelangsungan hidup perusahaan terjamin, karena dalam hal ini kelangsungan hidup perusahan tidak akan terpengaruholeh meninggalnya seorang pemilik, direksi ataupun komisaris

        Kelemahan Perseroan Terbatas :
        1. Jumlah pajak yang besar
        2. Biaya organisasi dan biaya pendirian Perusahaan Terbatas cukup besar
        3. Rahasian perusahaan tidak terjamin
        4. Karena tersebarnya para pemegang saham maka akan sangat sulit bagi mereka untuk menghadiri rapat umum pemegang saham
        5. Peraturan pemerintah cukup banyak, ataupun kemungkinan kurangnya perhatian daripada karyawan karena merasa tidak menjadi pemilik perusahaan.

        Jenis dan Bentuk Badan Usaha Berdasarkan Lapangan Usaha_
        image source: www.smallbusinessdoctors.com
        baca juga: Contoh Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Hukum Menurut Ahli

        BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN

        1. AKUISISI
          Berasal dari  ACQUIRE  yaitu memperoleh, mengambil alih.
          Ketika perusahaan  (ACQUIROR) mengakuisisi perusahaan lain (ACQUIREE), perusahaan tersebut membuat suatu investasi modal, jika dapat meningkatkan kemakmuran pemegang sahamnya.

          2. MERGER
            Adalah kombinasi  dua perusahaan  dimana satu perusahaan kehilangan eksistensinya sebagai satu kesatuan, perusahaan yang bertahan mengambil alih aktiva dan hutang perusahaan yang digabungkan.

            Jenis-jenis Merger :

            a. Merger Horisontal
            Mengkombinasikan dua perusahaan dalam lini usaha yang sama, dengan menghilangkan fasilitas rangkap dan menawarkan lini produk yang lebih luas dengan harapan total permintaan akan naik.

            b. Merger Vertikal
            Mengkombinasikan dua perusahaan dan digunakan perusahaan untuk memperluas ke depan yaitu konsumen akhir atau kebelakang yaitu sumber bahan baku. Merger ini memberikan pengendalian yang lebih besar terhadap distribusi dan pembeliannya

            c. Congeneric Merger
            Merger yang melibatkan dua atau lebih perusahaan yang bisnisnya tidak berhubungan. Dari segi diversifikasi, merger ini yang paling memberikan keuntgungan pengurangan risiko bisnis
            d. Conglomerate Merger
            Merger antara perusahaan-perusahaan yang bisnisnya tidak berhubungan.

            Dari segi diversifikasi, merger ini yang paling memberikan keuntungan pengurangan risiko bisnis.

            Dilihat dari proses melakukan merger, merger dikategorikan menjadi dua :

            1. Friendly Merger
              • Terjadi bila manajemen perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam merger memiliki keinginan untuk melakukannya.
              • Target firm ”seek to be acquired’, manajemen suatu perusahaan yang mengalami  kesulitan keuangan  atau memang bermaksud  melepas perusahaannya melakukan pendekatan kepada perusahaan yang berminat, tujuannya adalah menemukan  harga yang baik dan proses yang cepat. 
            2. Hostile Merger
              • Terjadi bila pihak manajemen perusahaan yang akan diakuisisi (target firm) menolak menjual perusahaannya kepada pihak yang bermaksud mengakuisisi (acquiring firm)

            Dilihat dari sudut pandang analisis keuangan, merger dapat dikategorikan :

            1. Operating Merger: Terjadi  bila operasi dari dua atau lebih perusahaan yang melakukan merger dijadikan stau
            2. Financial Merger: Terjadi bila setelah merger, perusahaan-perusahaan yang terlibat merger tetap dipertahankan dan beroperasi sendiri seperti sebelum terjadi merger.

            3. KONSOLIDASI

            Adalah kombinasi dua perusahaan, yang kemudian dibentuk satu perusahaan yang baru.
            • Jika dua perusahaan memiliki ukuran yang hampir sama berniat bergabung, umumnya mereka akan memilih konsolidasi
            • Jika ukurannya berbeda, perusahaan satu (biasanya yang berukuran lebih besar) akan mengakuisisi perusahaan lain melalui merger
            • Perbedaan antara merger dan konsolidasi penting dalam hal hukum, teknis analisis yang sama diterapkan pada keduanya. Pada umumnya orang menggunakan istilah akuisisi korporat dan merger secara bergantian untuk menunjukkan kombinasi korporasi secara umum.

            Alasan Kombinasi (Merger, Konsolidasi) :
            1. Efek Sinergi
              • Operating Economus (Economies of Scale) : Keekonomisan Operasi Dan Skala
              • Financial Economies
              • Differential Efficiency
              • Increased Market Power
            2. Pertimbangan Pajak
            3. Perbaikan Manajemen, Insentif probadi manajemen perusahaan
            4. Membeli aktiva dibawah biaya penggantian (Replacement Cost)
            5. Pertumbuhan
            6. Situasi Penilaian
            7. Diversifikasi

            4. TAKE OVER

            Pengambilalihan diantara dua perusahaan baik secara sukarela maupun terpaksa dengan cara penawaran tender.

            5. TENDER OFFER

            Perusahaan mengajukan penawaran resmi kepada pemegang saham untuk membeli kembali sejumlah lembar saham dengan harga tertentu.

            6. DIVESTITURE


            Merupakan salah satu cara restrukturisasi kepemilikan perusahaan dengan cara pelepasan diri sebagian atau keseluruhan dari perusahaan yang berjalan (kebalikan dari merger).

            Metode Divestiture :
            1. Likuidasi perusahaan secara sukarela
            2. Menjual sebagian perusahaan (Partial Sell-off)
            3. Spin-off perusahaan (bentuk pelepasan yang menghasilkan divisi/unit bisnis menjadi perusahaan yang independent)
            4. Equity carve-out (menjual cabang perusahaan kepada masyarakat umum)

            7. DEFENSIVE MERGER

            Pada kasus dimana manajemen perusahaan target berusaha menghindari pengambilalihan perusahaan dari pihak lain, mereka akan melakukan tindakan-tindakan Defensive Merger, misalnya dengan :
            1. Berusaha menyakinkan pemegang saham bahwa harga yang ditawarkan terlalu rendah
            2. Memunculkan isu tentang monopoli agar pemerintah melakukan intervensi
            3. Membeli kembali sebagian saham perusahaan (stock repurchase) agar harga saham yang tersisa di bursa meningkat melebihi harga yang ditawarkan potential acquiring firm
            4. Mencari ’white knight’ atau satria putih yaitu calon pembeli lain yang lebih dapat diterima oleh manajemen perusahaan target untuk berkompetisi dengn potential acquirer
            5. Mencari ’white squire’ atau dayang putih, yaitu perusahaan yang bersahabat dengan manajemen perusahaan target untuk membeli sebagian saham perusahaan
            6. Menerapkan taktik ’poisson pill’, yaitu tindakan membuat kondisi perusahaan menjadi kurang menarik untuk diakuisisi
            7. Membuat ’golde parachute’ yaitu aturan-aturan yang mengharuskan adanya pemberian kompensasi besar bagi manajemen perusahaan jika mereka diganti setelah adanya merger.

            8. GOING PRIVAT

            Membuat perusahaan public menjadi privat (pribadi) melalui pembelian saham oleh manajemen saat ini.

            9. MANAGEMENT BUYOUTS (MBO)

            Suatu tindakan sebagian kecil pemegang saham, biasanya melibatkan manajemen perusahaan untuk mengambilalih kepemilikan dengan menggunakan dana yang diperoleh dari menerbitkan obligasi (berhutang)

            10. LEVERAGE BUYOUTS (LBO)

            Pembelian yang dileverage merupakan perolehan yang terutama dibiayai dengan utang, pemnbelian dengan tunai bukan dengan saham, menyangkut usaha yang intensif modal (padat modal).

            11. JOINT VENTURE

            Suatu program kerjasama dimana sebagian dari dua perusahaan bergabung untuk tujuan tertentu

            12. INVESTMENT BANKERS

            Atau perusahaan investasi memiliki peran yang penting dalam proses merger perusahaan, fungsinya :
            1. Membantu menyusun rencana merger
            2. Membantu target firm menyusun rencana defensive merger
            3. Membantu menghitung nilai target firm
            4. Membantu pendanaan merger
            5. Melakukan spekulasi pada saham-saham potential target firm

            PERLAKUAN TERHADAP INCOME PERUSAHAAN

            Income yang dibicarakan adalah Income dari perusahaan yang berbentuk PT. Dengan topik-topik : Depresiasi, Cash Flows, Bunga serta Deviden.

            1. DEPRESIASI 

            Depresiasi (Penyusutan) adalah merupakan salah satu komponen biaya tetap yang timbul karena digunakannya aktiva tetap, dimana biaya ini dapat dikurangkan dari revenue/penghasilan.

            Biasanya suatu perusahaan menggunakan dua metode depresiasi, yang satu dimaksudkan untuk laporan keuangan terhadap pemilik perusahaan sedangkan yang satunya lagi digunakan untuk laporan ke kantor pajak.

            Metode Depresiasi :
            1. The Stright-line Method
            2. The Double Declining
            3. The Sum-of-the years digit method

            Depresiasi dan Cash Flows

            Untuk mengetahui berapa cash flows yang diterima oleh perusahaan, maka harus diadakan penyesuaian (adjustment) terhadap laporan laba rugi (income statement) yang sudah dibuat yaitu dengan jalan menambahkan kembali biaya (expenses) yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (noncash charges).

            Noncash Charges adalah expenses yang dapat dikurangkan dari revenue/penghasilan tetapi tidak memerlukan pengeluaran uang kas. Macamnya : Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi.

            Perhitungan Cash Flows dapat dilakukan dengan persamaaan :
                           Cash Flows = Net profit after tax + Noncash charges

            Contoh : Persamaan 1
                           Earning after taxes                             Rp.   12.000,00
                           Plus : Depresiasi                                 Rp.     5.000,00
                                                                                      ---------------------
                            Cash Flow                                         Rp.    17.000,00


            Tabel 1
            Laporan Laba-Rugi
            Perusahaan Dito-Resha
            Per 31 Desember 2000

            Sales Rp.             100.000,00
            Less : Return & Allowances Rp.                 5.000,00
            Net sales Rp.               95.000,00
            Less : cost of good sold Rp.               45.000,00
            Gross Profit Rp.               50.000,00
            Less : Depreciation Rp.                 5.000,00
            Rp.                45.000,00  
            Less : General & Adm Expenses Rp.                20.000,00
            Earning before interest and taxes (EBIT) Rp.                25.000,00
            Less : interest expenses Rp.                  5.000,00
            Earning before taxes Rp.                20.000,00
            Less : Taxes 40 % Rp.                  8.000,00
            Earning (net profit) after taxes (EAT) Rp.                12.000,00


            Tabel 2
            Laporan Laba-Rugi
            Perusahaan Dito-Resha, 31 Desember 2000
            Yang dibuat atas dasar Cash Flow

            Sales Rp.             100.000,00
            Less : Return & Allowances Rp.                 5.000,00
            Net sales Rp.               95.000,00
            Less : cost of good sold Rp.               45.000,00
            Gross Profit Rp.               50.000,00
            Less : General & Adm Expenses Rp.               20.000,00
            Earning before interest and taxes (EBIT) Rp.               30.000,00  
            Less : interest expenses Rp.                 5.000,00
            Earning before taxes (EBT) Rp.                25.000,00
            Less :  Taxes 40 %  (Rp. 20.000 x 40%) * Rp.                  8.000,00
            Cash Flows Rp.                17.000,00
                   * perhitungan pajak didasarkan  atas jumlah sesudah dikurangi depresiasi


            Metode Depresiasi

            Contoh :
                           Perusahaan Dito-Resha, membeli sebuah mesin seharga Rp. 27.000,00 dengan umur ekonomis 5 tahun Dan diperkirakan pada akhir tahun kelima masih akan mempunyai nilai residu sebesar Rp. 2.000,00

            1. The stright line method (Metode garis lurus)
              Jumlah depresiasi dengan menggunakan metode straight line ini dapat dihitung dengan jalan membagi ‘depresiasi value’ (jumlah investasi dikurangi dengan nilai residu) dari suatu aktiva dengan umur ekonomisnya shg dg menggunakan metode ini jumlah depresiasi setiiap tahunnya adalah sama.


              Depreciable value       Rp. 27.000,00 – Rp. 2.000,00
              ---------------------- =   ------------------------------------- = Rp.  5.000,00 per tahun
                       Life                                             5

              2. The double declining balance method

              Tingkat depresiasi yg digunakan did lm metode ini adalah sama dengan tingkat yg digunakan dlm metode straight line dikalikan dengan dua. Dengan menggunakan metode ini maka jumlah yg digunakan sbg dasar perhitungan depresiasi adalah keseluruhan nilai investasi, jadi bukan nilai investasi dikurangi dengan nilai residu, Dan biasanya jumlah depresiasi pada tahun terakhir akan sama dengan nilai buku pada awal tahun terakhir dikurangi dengan jumlah residu.

              Kalau dalam contoh perhitungan metode straight line diatas diketahui bahwa tingkat depresiasi adalah 1/5 atau 20%, maka dlm metode double declining balance tingkat depresiasinya adalah 2 x 1/5 = 2/5 atau 40 %

              Tabel 3
              Perhitungan jumlah Depresiasi dengan metode Double Declining Balance
              Tahun Nilai Buku pada awal tahun

              (1)
              Tingkat Depresiasi

              (2)
              Jumlah Depresiasi
              (1) x (2)
              (3)
              Nilai buku pada akhir tahun
              (1) – (3)
              (4)
              1 Rp. 27.000,00 2/5 Rp. 10.800,00 Rp. 16.200,00
              2 Rp. 16.200,00 2/5 Rp. 6.480.00 Rp. 9.720,00
              3 Rp. 9.720,00 2/5 Rp. 3.888,00 Rp. 5.832,00
              4 Rp. 5.832,00 2/5 Rp. 2.333,00 Rp. 3.499,00
              5. Rp. 3,499,00 2/5 Rp. 1.499,00 Rp. 2.000,00
              Total jumlah depresiasi  selama 5 tahun Rp. 25.000,00

              3. The sum of the years digits method

              Dengan menggunakan metode ini maka keseluruhan bilangan umur dari suatu aktiva harus dijumlah. Jika ’n’ adalah umur ekonomis dari suatu aktiva dan ’S’adalah jumlah keseluruhan bilangan umur teknis dari aktiva tsb maka jumlah depresiasi pada tahun pertama adalah n/S, pada tahun kedua (n-1)/5 dst., dikalikan dg depreciable value.

              Dalam contoh diatas dimana umur ekonomis aktiva adalah 5 tahun maka jumlah keseluruhan bilangan S, adalah 5+4+3+2+1 = 15, atau dapat pula dicari dengan rumus :   
                      n(n-1)                        5 (6)
              S = ---------              S = ----------   = 15
                          2                              2

              Tabel 4
              Perhitungan Jumlah Depresiasi
              Dengan Menggunakan Metode The Sum of The Year Digits

              Tahun Tingkat Depresiasi

              (1)
              Depreciable Value

              (2)
              Jumlah Depresiasi
              (1) x (2)
              (3)
              1 5/15 Rp. 25.000,00 Rp. 8.333.00
              2 4/15 Rp. 25.000,00 Rp. 6.667,00
              3 3/15 Rp. 25.000,00 Rp. 5.000,00
              4 2/15 Rp. 25.000,00 Rp. 3.333,00
              5 1/15 Rp. 25.000,00 Rp. 1.667,00
              Total Rp. 25.000,00

              Tabel 5
              Net Income After Taxes (Laba Bersih Sesudah Pajak)

              Dengan Menggunakan Metode Depresiasi yang Berbeda-beda

              Tahun Stright Line
              Method
              Double Declining Balance Method Sum of the years digits method
              1 Rp. 12.000,00 Rp. 8.520,00 Rp. 10.000,00
              2 Rp. 12.000,00 Rp. 11.112,00 Rp. 11.000,00
              3 Rp. 12.000,00 Rp. 12.667,00 Rp. 12.000,00
              4 Rp. 12.000,00 Rp. 13.601,00 Rp. 13.000,00
              5 Rp. 12.000,00 Rp. 14.100,00 Rp. 14.000,00
              Total Rp. 60.000,00 Rp. 60.000,00 Rp. 60.000,00

              Tabel 6
              Cash Flows yang Diterima Perusahaan Dito-Resha

              Dengan Menggunakan Metode Depresiasi yang Berbeda-beda
              Tahun Stright Line
              Method
              Double Declining Balance Method Sum of the years digits method
              1 Rp. 17.000,00 Rp. 19.320,00 Rp. 18.333,00
              2 Rp. 17.000,00 Rp. 17.592,00 Rp. 17.667,00
              3 Rp. 17.000,00 Rp. 16.555,00 Rp. 17.000,00
              4 Rp. 17.000,00 Rp. 16.934,00 Rp. 16.333,00
              5 Rp. 17.000,00 Rp. 15.599,00 Rp. 15.667,00
              Total Rp. 85.000,00 Rp. 85.000,00 Rp. 85.000,00


              BUNGA dan DEVIDEN

              Di dalam Laporan Laba Rugi, bunga ditampakkan sebagai biaya yang menggambarkan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para kreditor atas uang yang dipinjamnya sehingga dapat mengurangi jumlah pajak, sedangkan pembayaran pinjaman pokok bukanlah merupakan biaya yang dapat mengurangi jumlah pajak tetapi hanya sebagai pengeluaran dan tidak diperlihatkan di dalam laporan laba-rugi

              Deviden merupakan distribusi dari income yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham. Pembayaran deviden ini sendiri bukanlah merupakan biaya yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak, Dan pembayaran ini merupakan pengeluaran bagi perusahaan dimana bunga merupakan pembayaran yang sifatnya sementara atas uang yang dipinjam, sedangkan deviden merupakan suatu pembayaran yang sifatnya permanent atas modal yang diserahkan oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan.

              Tabel 7
              Bentuk Umum Laporan Laba-Rugi Perusahaan
              Sales
              Less : Cost of good sold
              Penjualan
              Dikurangi : harga pokok barang yang dijual
              Gross Profit
              Less : Operating Expenses
              Laba kotor
              Dikurangi : Biaya-biaya operasi
              Operating Profit
              Less : Interest Expenses
              Laba Operasi
              Dikurangi : Beban Tenaga
              Net profit before taxes
              Less : Taxes
              Laba bersih sebelum pajak
              Dikurangi : Pajak
              Net profit after taxes
              Less : Preferred dividend
              Laba bersih setelah pajak
              Dikurangi : Deviden saham preferren
              Earning available for commonstockholders equity
              Less : Common stock deviden
              Laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa
              Dikurangi : Deviden saham biasa
              Total retained earning Laba yang ditahan

              Soal Latihan :
              1. Perusahan Iethier Semilir mengharapkan income sebelum dikurangi dengan depresiasi dan pajak sebesar Rp. 160.000,00. Untuk merealisir harapan tersebut, perusahaan akan membeli sebuah mesin seharga Rp. 300.000,00 dengan umur teknis selama 5 tahun dan pada akhir tahun kelima tidak ada salvage value (nilai residu). 
              2. Hitunglah jumlah depresiasi dengan menggunakan metode straight line, declining balance Dan the sum of the years digits. 
              3. Kalau tingkat pajak 40%, hitunglah jumlah cash flows dengan menggunakan masing-masing metode depresiasi tersebut di atas. 

              Sekian artikel tentang Jenis dan Bentuk Badan Usaha Berdasarkan Lapangan Usaha.

              Daftar Pustaka
              • Griffin, Ricky W and Ebert, Ronald J, 2006. Business, 8th edition, Pearson Education Inc, New Jersey 
              • Madura, Jeff. 2007. Introduction to Business. 4th South-Western College Publishing, USA

                Posting Komentar untuk "Jenis dan Bentuk Badan Usaha Berdasarkan Lapangan Usaha"