Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengenalan Image: Definisi, Jenis, Fungsi dan Peranan Image

Saat tubuh Anda sakit, maka Anda mendatangi seorang Dokter. Ketika Dokter tersebut menganjurkan Anda untuk beristirahat dan meminum obat, maka Anda mengikuti anjuran dokter tersebut. Anda percaya apa yang disarankan oleh Dokter itu untuk kesembuhan penyakit yang sedang Anda derita saat itu. Dan meminta Anda untuk menjaga kesehatan dengan selalu memperhatikan kebersihan dan makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Mengapa Anda mempercayai anjuran dokter?

Ketika Anda mendatangi dokter ke sebuah rumah sakit. Rumah sakit yang terkenal, Gedungnya bertingkat dan bagus. Ruangan tunggu yang nyaman, pelayanan yang ramah dan cepat,fasilitas ruang perawatan dan alat-alat kedokteran yang canggih dan lengkap menjadi pilihan Anda meski biaya yang Anda harus keluarkan sangat besar. Tetap saja pilihan Anda berobat di rumah sakit tersebut. Apa yang Anda lihat dari rumah sakit tersebut?

Selanjutnya, Rumah sakit yang memiliki lambang/logo yang sama Anda temui di daerah lain. Dengan seketika Anda menganggap bahwa rumah sakit langganan Anda membuka cabang di daerah tersebut. Lalu, apa yang Anda lihat dari lambang /log yang sama?

Bandingkan dengan ilustrasi berikut, seseorang berkhotbah di mimbar mesjid dengan gaya pakaian layaknya seorang rocker, berambut gondrong, mengenakan gelang bahar dan kalung rantai dengan celana jeans sobek, berbicara tentang kebersihan adalah sebagian daripada iman. Ia berkhotbah dengan kutipan ayat-ayat alquran yang menjelaskan bahwa kebersihan bagi seorang muslim adalah penting. Lalu, menurut Anda, apakah Anda akan mempercayai orang tersebut? TIdak, mengapa?

Pernahkah Anda merasa tidak dilayani dengan baik di sebuah toko hanya karena Anda datang dengan pakaian kaos yang sederhana, celana jeans belel namun, seorang pria berjas rapi dengan sepatu yang mengkilap, tubuhnya wangi, kulitnya bersih, justru mendapat pelayanan meski ia datang belakangan.

Dari Ilustrasi diatas, persoalan apa yang terjadi? Ya, Ilustrasi diatas bicara tentang citra, identitas dan reputasi baik personal maupun institusi.


Pengenalan Image: Definisi, Jenis, Fungsi dan Peranan Image_
image source: asaecenter.org

Mengapa Citra penting bagi seorang Public Relations

Dalam memahami pentingnya sebuah citra bagi seorang public relations, pemahaman tentang definsii ataupun konsep public relations perlu dipahami terlebih dahulu.

Ada 472 definisi tentang Public relations dianalisis oleh Fraser P. Seitel dan kemudian merangkumnya menjadi:

“Public Relations is distinctive management function which help establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between and organization and its publics; involves the management of problems or issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines emphasize the responsibility of management to serve the public interest helps management keep abreast of and effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication techniques as its principal tool’s.”

(Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut telribat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan.”

Cutlip, Center & Broom menyebutkan Public Relations is the distinctive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and cooperation between an organization and its public. (PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentunknya saling pengertian, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya)

Dari kedua batasan Public Relatons, dapat ditarik kesimpulan konsep PR itu pada dasarnya adalah suatu fungsi manajemen yang berupaya untuk melakukan komunikasi antara organisasi dengan publiknya guna memberitahu, mempengaruhi dan mengubah pengetahuan , sikap dan perilaku publik sasarannya serta menganalisis atau mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu perusahaan/organisasi.

Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai oleh seorang public relations adalah:
  1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan publiknya dengan cara memberikan informasi yang cukup (well informed) dengan membuka saluran komunikasi dua arah dan timbal balik. 
  2. Membangun citra korporat 
  3. Membentuk Opini publik yang menyenangkan (favourable) dengan menggunakan komunikasi persuasive untuk: 
  4. Menjaga Opini yang mendukung 
  5. Menciptakan opini yang masih tersembunyi atau yang belum diekspresikan 
  6. Menetralkan opini yang negative 
  7. Membentuk Goodwill dan kerjasama dapat tercipta melalui: 
  8. adanya insiatif yang dilakukan PR untuk menanamkan saling pengertian dan kepercyaaan. 
  9. TIndakan nyata melalui program komunikasi PR
    Oleh karena itu PR merupakan kegiatan yang bertujuan mengkomunikasikan 5W + 1H, yaitu:
    1. Siapa kita (who)
    2. Apa yang kita kerjakan (What)
    3. Mengapa kita mengerjakannya (Why)
    4. Kapan kita mengerjakannya (when)\
    5. DImana publik dapat mendapatkan informasi tentang kita (Where)
    6. Bagaimana kita berbeda dengan pesaing (how)

    Melvin Sharpe menyebutkan lima prinsip proses harmonis jangka panjang antara perusahaan dengan publiknya yaitu:
    1. Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas
    2. Keterbukaan dan konsistens terhadap tindakan dan kepercayaan
    3. Tindakan yang jujur untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill (kemauan baik)
    4. Komunikasi dua arah dilakukan secara kontinyu untuk mencegah alienasi (pengucilan) dan membangun hubungan
    5. Evaluasi penelitian dan lingkungan untuk menentukan tindakan dan penyesuaian yang diperlukan bagi hubungan sosial yang harmonis.

    Jelas sekali betapa penting komunikasi antara perusahaan dengan khalayaknya perlu dijaga agar tercipta pengertian, pemahaman, dukungan dan kerjasama sehingga keberhasilan dan keberlangsungan perusahaan tercapai.

    Pengertian, pemahaman, dukungan dan kerjasama ini disadari dapat membangun suatu citra yang menguntungkan bagi perusahaan . Dalam satu penelitian terhadap seratus top eksekutif, lebih dari 50% menganggap “penting sekali untuk memelihara publik yang baik.”

    Untuk menumbuhkan pengertian, pemahaman, dukungan dan kerjasama dengan publik/khalayak, kecukupan informasi yang memadai dapat mengurangi ketidakpastian atau kecurigaan publik terhadap organisasi/perusahaan. Sebagai contoh, sebuah pabrik baru didirikan disebuah daerah yang penduduk sekitarnya bercocok tanam, perlu diiformasikan keberadaan pabrik tersebut bukanlah untuk mengambil lahan pertanian mereka dan diganti dengan sebuah industry. Melainkan keberadaan pabrik dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

    Public relations lazim bertindak sebagai juru bicara perusahaan. Jika ada masalah, seorang PR maju menjadi ujung tombak perusahaan dalam menghadapi publik. Menampung aspirasi dan harapan publik terhadap perusahaan sehingga penting bagi seorang PR menguasai komunikasi baik sebagai seni maupun ilmu pengetahuan sehingga dapat bertindak sebagai komunikator professional.

    Peran Public Relations adalah peran strategis atau fungsi manajemen yang membantu pimpinan mencapai tujuan perusahaan. Sebagai komunikator yang professional, PR harus bersikap proaktif dan peka terhadap aspirasi publik/khalayak. PR harus berani dan mampu memberikan masukan kepada pucuk pimpinan mengenai hal yang dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan perusahaan. Hubungan yang langsung dan jelas serta dekat dengan pengambil kebijakan harus menjadi dasar utama. PR harus disertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan program atau operasional perusahaan agar fungsinya efektif. Sebagai ujung tombak perusahaan berkomunikasi dengan publikny maka PR dituntut memahami visi, misi dan falsafah organisasinya dan mengerti apa yang diinginkan dan dipikirkan oleh manajemen. Begitu pula dengan apa yang menjadi keinginan, harapan dan aspirasi publiknya terhadap perusahaan. Jika, keduanya dapat dijaga dengan baik, tugas PR untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dukungan,dan kerjasama dengan publiknya dapat tercapai. Kesemua hal ini merupakan aspek dalam upaya membangun sebuah citra positif.

    Image dan Pembentukan image

    Citra atau image adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap obyek tersebut. Solomon dalam Jalaluddin Rakhmat (buku psikologi komunikasi) menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif - pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitifdari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

    Citra disebut juga sebagai “ Picture in our head” menurut Walter Lipman.

    Model Pembentukan Citra (John S. Nimpoeno dalam Danasaputra):

                                                                Kognisi

    Stimulus                      Persepsi                                 Sikap                          Respon           
    Rangasangan                                                                                                  Perilaku
                                                                Motivasi

    Stimulus yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak Jika stimulus mendapat perhatian dari individu maka individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Selanjutnya individu akan memberikan persepsi atas stimulus yang diterimanya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Persepesi sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsangan.

    Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi koginisi individu.

    Kognisi atau pengetahuan, menjadi suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus memberikan informasi-informasi yang cukup sehingga dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

    Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi adalah daya dorong seseorang sehingga melakukan suatu tindakan tertentu.

    Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.

    Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. SIkap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. SIkap mengandung aspek evaluative artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap ini dapat diperteguh atau diubah.

    Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu.

    Jenis-jenis Citra

    1. Citra Bayangan (mirror image)

    Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Atau diartikan citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra seperti ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi., sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar..

    2. Citra Yang berlaku (current image)

    Adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra inipun sama halnya dengan citra bayangan, citra ini tidak berlaku selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Biasanya citra ini cenderung negative karenanya PR menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak adil.

    Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh penganut atau mereka yang mempercayainya.

    Untuk menghadapi citra seperti ini, PR harus mengintepretasikan sikap-sikap pihak luar terhadap manajemen yang mungkin keliru menebak pandangan khayalak tersebut terhadapnya.

    3. Citra Harapan
    Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra harapan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Citra harapan itu biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu yang relative baru, yakni ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai.

    4. Citra Perusahaan

    Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Bukan citra atas produk dan pelanyanannya saja. Citra korporat adalah perspesi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lain sebagainya

    Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal yang bersifat positif seperti sejarah dan riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan/ prestasi yang dicapai oleh perusahaan, hubungan industry yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset dsb.

    5. Citra Majemuk

    Citra yang muncul dari berbagai sikap dan perilaku dari anggota-anggota organisasi yang jumlahnya banyak bisa terdiri dari beberapa unit atau divisi sehingga sengaja atau tidak sengaja mereka memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra itu harus ditekan seminim mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan. Caranya dengan menggunakan pakaian seragam (uniform).

    Contoh perusahaan yang seirng menggunakan metode tersebut adalah maskapai penerbangan, hotel.

    Fungsi dan Peranan Image
    Profesional menurut kamus bahasa Indonesia, diartikan:
    1. Sesuatu yang berkaitan dengan profesi
    2. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

    Citra menurut KBBI diartikan sebagai gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk.

    Dengan demikian, Profesional Image diartikan sebagai gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi yang berkaitan dengan profesi tertentu dalam hal ini profesi Public Relaitons yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

    Fungsi dan peran image bagi perusahaan:
    1. Dapat menunjang keberhasilan dan keberlangsungan perusahaan.
    2. Mendorong perusahaan untuk memberikan perhatian lebih pada tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat agar memperoleh dukungan dan kerjasama publik.
    3. Membantu perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis.
    4. Memperoleh dukungan dan kerjasama publik untuk menunjang kebijakan, rencana dan program kegiatan perusahaan.

    Sekian artikel tentang Pengenalan Image: Definisi, Jenis, Fungsi dan Peranan Image. Semoga bermanfaat.

    Daftar Pustaka

    • Frank Jeffkins, Public Relations, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga, 1995.
    • Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan: Serta aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Bumi Akasara, 2005.
    • Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2005.
    • Muslim Basya dan Irmulan Sati (Editor), Tantangan Indonesia Baru: Strategi dan Aktiitas Public Relations, BPP Perhumas, 2006

    Posting Komentar untuk "Pengenalan Image: Definisi, Jenis, Fungsi dan Peranan Image"