Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Tes Minat dan Bakat Menurut Para Ahli dan Contoh

Pengertian Tes Minat dan Bakat Menurut Para Ahli Beserta Contoh - Tes Minat dan Bakat merupakan salah satu metode dan alat ukur dalam Psikologi yang dapat membantu dalam menyusun rekomendasi untuk individu memilih jurusan/karir sesuai dengan minat dan potensinya.

Pengukuran psikologi menjadi salah satu kebutuhan dalam berbagi aspek kehidupan moderen saat ini. Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teori dan penelitian telah melahirkan beragam metode dan alat ukur untuk mengukur berbagai aspek psikologis individu. Dimulai dengan kemajuan pengukuran inteligensi, kepribadian, hingga penggunaannya menjadi ide dasar untuk penerapan diberbagai aspek. Tes inteligensi yang menjadi pelopor tes moderen, ternyata tidak dapat menampung kebutuhan para pengguna. Trend inteligensi yang menjadi penentu masa depan individu, ternyata dibantahkan oleh Spencer (1978) yang mengenalkan konsep kompetensi dalam dunia kerja. Thurstone yang pada akhirnya mengembangkan Primary Mental Ability Test dengan tujuh dimensi berhasil memancing para peneliti lainnya untuk mengembangkan alat ukur lebih beragam lagi.

Pengertian Tes Minat dan Bakat Menurut Para Ahli dan Contoh_
image source: www.suneducationgroup.com
baca juga: Teori Tes KRAEPELIN dan Administrasi Tes Beserta Contoh

Fenomena tes inteligensi yang tidak mampu menampung kebutuhan manusia meang tidak dapat dipungkiri. Dalam tes inteligensi, tidak semua aspek terwakili. Tes inteligensi lebih banyak fokus pada kemampuan (ability) di berbagai aspek spesifik seperti verbal, numerik, analogi, dan lainnya. Sedangkan individu dilahirkan dengan berbagai sifat dan minat. McClelland yang mengungkapkan teori motivasi tentunya berangkat dari fenomena beragammnya motivasi yang dimiliki oleh individu. Tidak terkecuali peminatan dan bakat yang dimiliki individu yang juga berperan penting dalam pengambilan keputusan individu.

Pada saat Perang Dunia Pertama, tentara militer Amerika memiliki kesulitan untuk menentukan mana tentara yang harus maju di lini depan, siapa yang mengatur strategi, dan siapa yang bertugas untuk mendukung para prajurit di lini depan. Tes inteligensi pada awalnya digunakan yang kemudian disertai dengan tes-tes lainnya sebagai tes pendukung untuk melengkapi informasi mengenai profil yang tepat dan sesuai dengan potensi, minat, dan lainnya. Tidak ada dalam sejara, tes inteligensi dapat menghasilkan informasi mengenai profil individu yang sangat tertarik dengan hal-hal yang bersifat mekanikal, artistik, musikal, sosial, dan lainnya. Perlu dirancang tes khusus unt mengungkap perbedaan-perbedaan minat yang ada dalam diri individu sehingga dalam perjalanan karirnya, idnvidu dapat semakin maksimal dengan potensi yang dimilikinya.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dikembangkanlah tes multibakat (Multiple Aptitude Test Battery) yang dapat memberikan informasi mengenai ketertarikan individu terhadap bidang non kognitif yang juga berperan penting dalam kelangsungan karir individu.

Strong (dalam Rumsey, et al, 2013) mengatakan banyak orang termasuk psikolog berpendapat, bahwa penelitian terkait dengan minat dan bakat tidak memiliki nilai ilmiah, konyol, dan hanya membuang waktu. Pada intnya ada;ah tidak berguna. Namun 50 tahun kemudian, pengukuran terkait minat dan bakat menjadi menjamur dan tes minat dan bakat banyak digunakan dalam bidang konseling, pendidikan, dan lainnya.

Para praktisi di bidang pendidikan banyak berperan dalam pengembangan tes ini. Parson (dalam Rumsey et al, 2013) mengatakan hasil tes ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Pengukuran fokus pada minat dan bukan kemampuan. Banyak individu memiliki kemampuan dan kompeteni dalam mengerjakan suatu bidang pekerjaan namun ia tidak akan bertahan lama karena memang tidak memiliki minat pada bidang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tingginya turn over di perusahaan yang tidak menempatkan karyawan atau mahasiswa sesuai dengan minatnya.

Tes Bakat

Tes Bakat fokus pada mengukur kemampuan yang lebih spesifik namun juga memberikan informasi kemampuan lainnya yang bersifat beragam (multiple) kemampuan. Tes bakat mengukur suatu sampel tingkah laku yang secara diagnosis dapat memprediksi perilaku lainnyadimasa yang akan datang. Sehingga fungsi tes bakat dapat digunakan untuk meramalkan performance seseorang dikemudian hari. Hal ini didapatkan dari hasil pengalaman dan proses belajar individu yang diukur dalam tes.

Pengertian

Pengertian bakat dapat dilihat sebagai:
  • Kondisi atau serangkaian karakteristik yang dipersepsikan sebagai indikasi kemampuan individu dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau serangkaian respon dengan melalui latihan. Jadi bakat merup hasil interaksi antara hereditas & pendidikan.
  • Sifat atau kemampuan potensial yang ada dalam diri individu dan dapat berkembang apabila mendapatkan stimulasi yang tepat.

Dimensi Bakat

Menurut Guilford, bakat memiliki 3 dimensi, yaitu:
  1. Dimensi Perseptual: kemampuan dlm melakukan persepsi/ kepekaan pancaindera yang berhub dengan kepekaan penglihatan, pendengaran, kinestesi
  2. Dimensi Psikomotor: yang meliputi 6 faktor: kekuatan, impuls, kecepatan gerak/ketepatan, ketelitian (dinamis maupun statis), koordinasi dan keluwesan/fleksibilitas
  3. Dimensi Intelektual: meliputi faktor ingatan & faktor berpikir {kognisi, produksi (divergen & kovergen), & evaluasi.

Sedangkan menurut Thurstone, kemampuan mental individu memiliki beberapa dimensi seperti berikut ini:
  1. Verbal (V): pemahaman akan hub kt, kosa kt, & penguasaan komunikasi lisan.
  2. Number (N): kecermatan & keceptn dlm pengg fungsi-fungsi hitung dasar.
  3. Spatial (S): kemamp mengenali berbg hub dlm bentuk visual.
  4. Word Fluency (W): kemamp mencermati dengan cpt kt-kt tertentu.
  5. Memory (M): kemamp mengingat gbr, pesan, angka, kt-kt, & bentuk pola-pola.
  6. Reasoning (R): kemamp mengambil kesimpulan.

Tujuan Mengetahui Bakat

Pengukuran bakat tentunya memiliki tujuan, yaitu:

1. Tujuan Diagnosis
Tujuan ini tentunya memberikan informasi mengenai sejauhmana minat dan bakat seseorang pada suatu bidang. Diagnosis dalam pengukuran psikologis tentunya akan memiliki unsur prediktif. Hal ini memiliki arti bahwa dengan mengetahui bakat yang dimiliki seseorang, maka dapat keberhasilan seseorang dalam bidang yang dipilih akan dapat diprediksi tingkat keberhasilannya. Agar dapat lebih komprehensif, maka dukungan tes lainnya untuk mendapatkan informasi pendukung akan lebih mampu melengkapi.

2. Prediksi
Untuk memprediksi kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang yang menjadi pilihannya untuk berkarir atau lainnya.

Faktor-faktor yang dapat ditinjau dalam Tes Bakat

Dimensi Keterangan
1. Kemampuan Verbal: Kemampuan memahami & menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan.
2. Kemampuan numerical: Kemampuan ketepatan & ketelitian memecahkan problem yang berkaitan dengan angka dan perhitungan
3. Kemampuan spatial Kemampuan merancang suatu benda secara tepat.
4. Kemampuan perceptual Kemampuan mengamati & memahami gambar dua dimensi menjadi tiga dimensi
5. Kemampuan reasoning Kemampuan memecahkan suatu masalah
6. Kemampuan mekanik Kemampuan memahami konsep-konsep seputar mekanika/mesin.
7. Kemampuan memory Kemampuan individu dalam menyimpan dan mengingat kembali informasi.
8. Kemampuan klerikal Kemampuan bekerja dibidang administrasi.
9. Kreativitas: Kemampuan menghasilkan hal-hal baru dan yang tidak biasa (istimewa).
10. Kecepatan kerja Kemampuan bekerja secara cepat dalam pekerjaan yang bersifat rutin.
11. Ketelitian kerja Kemampuan bekerja secara teliti dan minor kesalahan dalam pekerjaan yang bersifat rutin.
12. Ketahanan kerja Kemampuan bekerja secara konsisten (dalam situasi kerja yang monoton atau semakin berat).

Keterbatasan Tes Bakat
  • Item tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yang diukur oleh konsep/konstuk.
  • Standarisasi tes tergantung pada keadaan sampel standarisasi. Dengan demikian budaya & kemajuan teknologi masih akan mempengaruhi validitas tes.
  • Reliabilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama. Hal ini memiliki arti bahwa individu yang melakukan tes dengan alat yang sama, dapat saja menghasilkan skor yang berbeda.
  • Pengukuran bakat bukan berarti menghasilkan profil kepribadian individu secara komprehensif. Untuk mendapatkan profil individu secara menyeluruh, maka tetap dibutuhkan tes lainnya untuk dapat mengukur aspek lainnya sehingga penegakan status/diagnosis dapat menghasilkan hasil secara komprehensif.


Ragam Tes Bakat

1. Kelompok Single Tes
  • Tes Kraeplin
  • Tes Pauli, dan lainnya yang sejenis.

2. Kelompok Baterai Tes:
Rangkaian tes yang masing-masing dapat berdiri sendiri dan tidak harus digunakan secara keseluruhan.
  • Tes IST
  • Tes DAT
  • Tes FACT
  • Tes GATB

Tes Minat

Pengertian

1. Asher dkk (1953) mengartikan minat dlm 2 hal:
  • Sebagai kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian thd masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan unt memahami suatu pengalaman yang akan diulang
  • Sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap suatu aktivitas tertentu

2. Whiterington (1988) mendefinisikan minat sebagai suatu kesediaan individu terhadap suatu obyek, individu, hal, atau situasi yang berhubungan dengan dirinya.

3. Crow & Crow (1973) mengartikan minat sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian terhadap obyek yang bisa merupakan individu, situasi, maupun aktivitas tertentu.

Faktor Penyebab Timbulnya Minat
  • Faktor Intrinsik, misalnya lapar akan membuat orang interest kepada makanan.
  • Faktor Emosional, misalnya bila individu merasa sukses terhadap aktivitasnya, dia akan cenderung untuk mengulangnya
  • Faktor sosial, misalnya kehadiran orang lain ketika berlari dalam suatu event dapat mendorong orang lain untuk bertahan da memacu kecepatan larinya menjadi lebih cepat.

Cara Melihat Minat
  • Expressed interest, dengan melihat ekspresi individu terhadap suatu ibyek
  • Manifest interest, dengan melihat obyek atau aktivitas apa yang paling sering dilakukan
  • Measurement of interest, yaitu pengukuran dengan menggunakan:
    - Menggunakan alat yang telah distandarisasi: RMIB, HOLLAND, dll.
    - Menanyakan kepada subyek yang bersangkutan, apakah ia senang atau tidak tentang suatu obyek (observasi dan wawancara).

Penerapan Tes Minat

Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 3 bidang terapan, seperti yang diuraikan dibawah ini. Perlu dicatat bahwa berdasarkan pengamatan jarang ditemui suatu hasil tes minat digunakan secara eksklusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek non kognitif yang lain, seperti : tes inteligensi, tes bakat, ataupun tes kepribadian.

Berikut 3 bidang terapan hasil tes minat:
  • Konseling Karier, pengukuran minat dan bakat dapat membantu tim rekrutmen perusahaan untuk menempatkan individu sesuai dengan kemampuan dan ketertarikan pada suatu bidang pekerjaan.
  • Konseling Pekerjaan, konselor pekerjaan dapat membantu mengindentifikasi permasalahan yang muncul dari karyawan terkait dengan efektivitas bekerja dari sesuai atau tidak sesuainya minat karyawan.
  • Penjurusan Siswa, dengan mengetahui minat siswa dan dilengkapi dengan tes kemampuan lainnya maka dapat membantu siswa memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat.

Macam-Macam Tes Minat

Diantara berbagai tes minat, berikut ini akan diuraikan secara ringkas 5 tes minat yang populer digunakan dikalangan praktisi psikologi:

1. Strong Vocational Interest Blank (SVIB).
Pertama kali dipublikasikan tahun 1927. Pada edisi tahun 1966 terdapat 399 item yang mengukur 54 macam pekerjaan untuk pria. Bentuk yang lain digunakan khusus untuk 32 macam pekerjaan wanita. Tes minat ini bertahan sampai 22 tahun. Hal ini diteliti antara lain pada mahasiswa kedokteran, ternyata minat mereka tetap tinggi setelah bekerja lama sebagai dokter (riset di Stanford).

2. SCII
Tes ini dibuat untuk mengatasi kelemahan SVIB. Bentuk untuk pria yang terpisah dari wanita disatukan dalam SCII. Studi yang impresif dilakukan untuk 437 macam pekerjaan. Terdapat 6 faktor kepribadaian yang berkaitan dengan minat, yaitu : realistic, investigative, artistic, social, enterprising, dan konvensional. Lebih jauh dalam SCII hal tersebut diterjemahkan menjadi :
  • Pekerjaan : 131 item (contoh item : aktris, pengacara, sekretaris)
  • Subjek sekolah : 36 item (contoh item : aljabar, ekonomi)
  • Aktivitas : 51 item (contoh item : memasak, melihat, operasi)
  • Hiburan : 39 item (contoh item : memancing, tinju)
  • Tipe orang : 24 item (contoh item : perwira militer, penari)
  • Preferensi antara 2 aktivitas : 30 item (contoh item : jadi pilot atau petugas biro perjalanan)
  • Karakteristik anda : 14 item (contoh item : sabar ketika mengajar)

3. Tes Kuder
Terdiri dari atas berbagai macam format/ bentuk, antara lain:

  • Kuder Preference Record – Vocational (KPR-V)
  • Kuder General Interest Survey (KGIS)
  • Kuder Occupational Interest Survey (KOIS)
  • Tes Kuder yang sering digunakan di Indonesia adalah dengan bentuk KPR-V.

Kuder Preference Record – Vocational (KPR-V) KPR-V menyajikan 10 macam/kelompok/bidang pekerjaan yang luas, yaitu:
  • Pekerjaan lapangan (Outdoor)
  • Mekanik
  • Komputasi
  • Ilmiah (Science)
  • Persuasif
  • Artistik
  • Sastra
  • Musik
  • Pelayanan Sosial
  • Klerikal (Sekretaris/ kantoran)

Selain 10 bidang pekerjaan itu terdapat subskala, yaitu verifikasi, yang bukan merupakan pengukur minat pekerjaan. Verifikasi digunakan sebagai cek kejujuran dan kecermatan dalam memberikan jawaban. Hal ini dapat dipahami, karena pengukuran minat (kemampuan non kognitif) memiliki kelemahan yang sukar dihindari. Yaitu kemungkinan subjek memberikan jawaban yang sebenarnya tidak cocok dengan keadaan dirinya, tetapi merupakan jawaban yang dikehendaki oleh orang lain.

Ke-10 bidang pekerjaan ditambah dengan subskala Verifikasi itu diukur melalui 168 pasang pernyataan (14 pasang x 12 halaman). Setiap nomor pada KPR-V terdiri atas 3 pernyataan, subjek disuruh memilih 1 pernyataan yang paling disukai dan 1 pernyataan yang paling tidak disukai. Setiap pernyataan merupakan satu aktivitas dalam pekerjaan tertentu.

Waktu untuk mengerjakan pada skala yang asli hanya berkisar 30 – 40 menit, tetapi pada bentuk skala yang berbahasa Indonesia memerlukan waktu 2 kali lipat, yaitu 60 menit.

4. Minnesota Vocational Interest Inventory (MVII)
Dasarnya adalah 9 minat dasar seperti SVIB, termasuk mekanik, elektronik, dan catering (pelayanan makanan).

5. RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat itu tes ini hanya memiliki 9 jenis katagori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 katagori menjadi 12 katagori oleh Kenneth Miller. Sejak saat itu, tes minat tersebut menjadi Test Interest Rothwell-Miller atau yang lebih dikenal dengan Tes RMIB (Rothwell Miller Interest Blank).

Penerapan Tes Minat

Antara lain meliputi :

1) Konseling Karier
  • Konseling karier siswa-siswa di awal masuk sekolah
  • Konseling karier bagi siswa yang lulus & akan bekerja

2) Konseling Pekerjaan
  • Bagi karyawan/pekerja baru (penempatan posisi)
  • Bagi karyawan lama (penempatan unt promosi jabatan, mencek konsistensi antara tugas & minat pekerjaan, dsb)

3) Penjurusan Siswa
  • Penjurusan siswa-siswa sekolah umum (SMU)
  • Penjurusan siswa-siswa sekolah kejuruan


4) Perencanaan Bacaan Siswa
  • Untuk memilih jenis bacaan yang mayoritas disukai


Sekian artikel tentang Pengertian Tes Minat dan Bakat Menurut Para Ahli Beserta Contoh.

Posting Komentar untuk "Pengertian Tes Minat dan Bakat Menurut Para Ahli dan Contoh"