Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Tes Minat, Tujuan Penggunaan, dan Jenis Tes Minat

Konsep Tes Minat, Tujuan Penggunaan, dan Jenis Tes Minat  - Dalam artikel ini akan dibahas mengenai Konsep Tes Minat, Tujuan Dan Penggunaan, Serta Macam Tes Minat. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami konsep, sejarah dan fungsi tes minat, serta memahami berbagai macam tes minat.

Menurut Dictionary of Psychology (Reber, 1985), minat diartikan sebagai kesukaan, perhatian, keingintahuan, keterarahan tujuan, motivasi, fokus. Hakekatnya minat (dan juga sikap) merupakan aspek penting dari kepribadian. Minat akan mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapat seseorang dari aktivitas waktu luang dan fase-fase utama lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep Tes Minat, Tujuan Penggunaan, dan Jenis Tes Minat_
image source: www.youtube.com
baca juga: Konsep Tes Kreativitas, Tujuan, dan Jenis Tes Kreativitas

Pada dasarnya para ahli sepakat bahwa minat dipandang berbeda dengan aspek kognitif. Dengan demikian, untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrument untuk mengukurnya. Interest inventory atau tes minat merupakan instrumen yang didesain untuk mengevaluasi minat atau preferensi seseorang terhadap berbagai bidang atau aktivitas. Sebagian besar inventori minat dirancang untuk menaksir minat individu terhadap bidang pekerjaan. Sejumlah inventori juga memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan atau bidang studi, yang nantinya terkait dengan keputusan karier. Meskipun frekuensi penggunaan tes dalam konseling masih cukup stabil sejak tahun 1950-an, penggunaan tes minat telah relative meningkat dibandingkan tes kepribadian (Zytowski & Warman, 1982). Inventori yang belakangan dikembangkan atau direvisi mencerminkan perubahan dalam konseling karier. Salah satu perubahan ini berkaitan dengan meningkatnya penekanan pada eksplorasi-diri (self-exploration). Semakin banyak instrument memberikan kesempatan bagi individu untuk mempelajari hasil-hasil tes terinci dan menghubungkannya dengan informasi pekerjaan serta data lain tentang kualifikasi dan pengalaman pribadi.

Perubahan kedua terkait dengan sasaran pengukuran minat. Dewasa ini, ada lebih banyak penekanan pada perluasan pilihan karier yang terbuka bagi individu. Jadi inventori minat digunakan untuk mengakrabkan individu dengan pekerjaan yang cocok, yang mungkin jika tidak diperkenalkan, maka tidak akan dipertimbangkan oleh individu tersebut.

Perubahan ketiga terkait dengan perluasan pilihan–pilihan karier ini. Perubahan ini terjadi sebagai bentuk keprihatinan tentang keadilan terhadap jenis kelamin (sex fairness). Secara umum, inventory minat membandingkan minat yang diungkapkan seorang individu dengan minat orang-orang pada umumnya dalam pekerjaan yang berbeda. Jika ada kesenjangan yang besar dalam proporsi pria dan wanita pada sejumlah pekerjaan, misalnya seperti teknik atau keperawatan, perbedaan ini akan mempengaruhi interpretasi hasil-hasil yang didapatkan oleh pria dan wanita pada inventori minat. Oleh karena itu, berbagai penelitian dilakukan untuk mengurangi bias gender ini. Salah satunya adalah penghapusan bias jenis kelamin dalam perumusan butir-butir soal inventory. Cara lainnya adalah menyeimbangkan isi soal secara rata dalam sosialisasi jenis kelamin dan menyediakan norma-norma paling pas untuk tiap kelompok jenis kelamin pada skala-skala inventori.

Sejarah Perkembangan Inventori Minat

Parsons (1909) merupakan perintis dalam panduan vokasional dan konselor lain yang bekerja dengannya di Boston melihat kebutuhan yang kuat untuk analisis individu, studi okupasi individu. Ia mendirikan the Vocations Bureau di Boston, dan memilih untuk membantu para remaja dalam mengidentifikasi kapabilitas mereka dalam rangka memilih pekerjaan dengan harapan realistis akan keberhasilan. Untuk mencapai hal ini, Parsons menyarankan pada orang-orang muda untuk membaca biografi, mengobservasi pekerja pada pekerjaan mereka dan menguji deskripsi pekerjaan yang ada.

Para peneliti awal seperti Alfred Binet, Arthur Otis dan Lewis Terman mulai mempelajari perbedaan individu dalam inteligensi dan mengembangkan tes untuk mengukur perbedaan ini sebelum Perang Dunia I. Karena adanya kebutuhan pengklasifikasian jumlah besar peserta yang masuk ke Angkatan Bersenjata dan perlunya menguji tipe pekerjaan militer yang cocok dengan mereka, maka Angkatan Bersenjata mengembangkan tes bakat khusus.

Antara tahun 1935-1940, Minnesota Employment Stabilization Research Institute mengembangkan tes psikologi dan metode pengujian kemampuan dan minat dari orang-orang yang tidak bekerja, mempelajari potensi re-edukasi serta masalah yang dihadapi oleh para pengangguran tersebut, dan memperlihatkan metode re-training dan re-edukasi. Super (1983) menemukan hasil kerja MESRI menjadi kreasi yang dikenal sebagai occupational abilitity patterns (profiles), yang memberikan bukti dari kemungkinan mengukur multi dimensi dari perbedaan individu, serta menggunakan panduan vokasional dan penempatan ini.

Setelah Perang Dunia II berakhir, organisasi lainnya muncul dan memperoleh momentum dalam menyediakan panduan pendaftaran perguruan tinggi (Super 1983). Dengan tujuan yang serupa dengan testing and guidance, American College Testing memiliki program yang menyediakan pijakan bagi John Holland dalam pengembangan teorinya mengenai pilihan okupasi sebagai sebuah proses mencocokkan seseorang dan situasi kerja (Holland, 1973). Konselor karir kini dapat mengandalkan alat-alat tes dan pengukuran dalam upaya konseling mereka.

Meskipun tidak semua ahli karir mengembangkan instrument spesifik untuk digunakan dalam teori mereka, sebagian besar mempertimbangkan inventori minat sebagai alat integral untuk memahami gambaran menyeluruh perkembangan karir untuk diinterpretasikan dalam konteks sebuah keragaman yang luas. Watkins dan Hackett (1995) menyebutkan tiga inventori minat yang mendapat atensi besar dan digunakan oleh psikolog konseling saat ini; Strong-Campbell Interest Inventory (1991), Self-Directed Search (Holland,1958), dan Kuder Occupational Interest Survey (1991).

Penggunaan Tes Minat

Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan yaitu, konseling karier bagi siswa sekolah lanjutan, konseling pekerjaan bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah lanjutan atau mahasiswa dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan.

Konseling Karier

Hasil tes minat digunakan dalam konseling karier untuk siswa-siswa sekolah, khususnya sekolah menengah umum (SMU) pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun demikian, hasil tes minat dapat juga digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu, konseling karier dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu dekat.

Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMU adalah untuk menunjukkan bidang pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternative bidang pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang jelas.

Konseling Pekerjaan

Hasil tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk memastikan konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Selain itu, tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan kepuasan kerja karyawan.

Penjurusan Siswa

Pada prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada jurusan-jurusan atau program studi yang tersedia. Jika jurusan atau program studi terbatas, misalnya 2 sampai 3 saja, maka sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara luas. Lebih tepat jika kita hanya menggunakan suatu tes minat yang sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada.

Perencanaan Bacaan Pendidikan

Buku-buku bacaan di sekolah-sekolah SD, SMP, SMU dan perguruan tinggi kadang tidak disukai oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan bidang minatnya. Dalam system pendidikan klasikal, tes minat dapat dimanfaatkan untuk mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Tes minat berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa. Macam-macam tes minat: SVIB (Strong Vocational Interest Blank), KOIS (Kuder Occupational Interest Survey), CAI (Career Assessment Inventory), RMIB (Rothwell Miller Interest Blank), dll.

Pada pembahasan mengenai tes minat yang dalam artikel ini, ada tiga macam inventori yang akan menjadi fokus, yaitu:
  1. Rothwell-Miller Interest Blank
  2. Kuder Preference Record – Vocational
  3. Self-Directed Search

Sekian artikel tentang Konsep Tes Minat, Tujuan Penggunaan, dan Jenis Tes Minat.

DAFTAR PUSTAKA
  • Anastasi, Anne & Urbina, Susana .2007. Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT Indeks.
  • Reber, Arthur S. 1985. The Penguin Dictionary of Psychology. Penguin Reference.
  • Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Purwokerto Press

Posting Komentar untuk "Konsep Tes Minat, Tujuan Penggunaan, dan Jenis Tes Minat"