Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Audience dan Pengaruhnya terhadap Media Massa

Audience dan Pengaruhnya terhadap Media Massa - Artikel ini membahas tentang komunikasi massa serta mengerti tentang pengaruh audience terhadap media massa. Melalui artikel ini diharapkan mampu menjelaskan  model komunikasi massa dan menganaisis gejala fenomena komunikasi massa di dalam melihat efek yang ditimbulkannya.

1. Teori Defleur dan Ball-Rokeach tentang Pertemuan dengan Media


Defleur dan Sandra Ball-Rokeach tentang teori-teori komunikasi dan pendekatan motivasional dari model uses and grati.fication. DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga kerangka teoretis: perspektif perbedaan individual, perpsektif kategori sosial dan perspektif hubungan sosial.

Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimulasi dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut.

Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinuya pada stimuli tertentu cenderung sama. Golongan sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat tinggal dan keyaninan beragama menampilkan kategori respons. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respon kepadanya dengan cara yang hampir sama pula.

Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Lazarfeld menyebutnya “pengaruh personal”.Seperti dijelaskan di muka, perspektif ini tampak pada model “two step flow of communication”.Dalam model ini, informasi bergerak melewati dua tahap. Pertama, informasi bergerak pada sekelompok individu yang rekatif lebih tahu dan sering memperhatikan media massa. Kedua, informasi bergerak dari orang-orang itu disebur “pemuka pendapat” dan kemudian melalui saluran-saluran interpersonal disampaikan kepada individu yang bergantung kepada mereka dalam hal informasi.

Audience dan Pengaruhnya terhadap Media Massa_
image source: thirdsectortoday.com
baca juga: Teori dan Model-Model Dasar Komunikasi Massa Menurut Para Ahli

Secara singkat, berbagai faktor akan mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Faktor-faktor ini meriputi organisasi personal psikologis individu seperti potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan, serta bidang pengalaman; kelompok-kelomfok sosial di mana individu menjadi anggota; dan hubungan-hubungan interpersonal pada proses penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian informasi. untuk memperjelas kesimpulan ini, ambillah contoh penggunaan media. Diduga orang yang berpendidikan rendah jarang membaca surat kabar, tetapi sering menonton televisi. Eksekutif dan kaum bisnis menyenangi rubrik niaga dalam surat kabar atau majalah. Telah diteliti bahwa kelompok menengah (middle class) cenderung menyukai acara pendidikan, berita, dan informasi.contoh-contoh ini membawa kita pada moder uses and grotification.

2. Teori Dependensi Mengenai Efek Komunikasi Massa
    Teori yang dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFleur(1976) memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakatyang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori inipada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkatdari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern (atau masyarakatmassa), di mana media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yangmemiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflikpada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial.

    Teori mereka secara ringkas digambarkan dalam model berikut:


    Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumberinformasi bagi pengetahuan tentang dan orientasi kepada apa yang terjadidalam masyarakatnya. Jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhioleh sejumlah kondisi struktural, meskipun kondisi terpenting terutamaberkaitan dengan tingkat perubahan, konflik atau tidak stabilnya masyarakattersebut. Dan kedua, berkaitan dengan apa yang dilakukan media yang padadasarnya melayani berbagai fungsi informasi. Dengan demikian teori inimenjelaskan saling hubungan antara tiga perangkat variabel utama danmenentukan jenis efek tertentu sebagai hasil interaksi antara ketiga variable tersebut.

    3. Spiral Of Silence
      Teori ini dapat dikatakan teori spiral kebisuan berkaitan dengan pertanyaan mengenai bagaimana terbentuknya pendapat umum. Dikemukakan pertama kali oleh Elizabeth Noelle-Neuman, sosiolog Jerman, pada tahun 1974, teoriini menjelaskan bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut terletak dalam suatuproses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasiantarpribadi, dan persepsi individu atas pendapatnya sendiri dalamhubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat.

      Spiral of silence selanjutnya menjelaskan bahwa individu padaumumnya berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti sendirianmempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Oleh karenanya orang akan mengamati lingkungannya untuk mempelajari pandangan-pandangan mana yang bertahan dan mendapatkan dukungan dan mana yang tidak dominanatau populer. Jika orang merasakan bahwa pandangannya termasuk di antara yang tidak dominan atau tidak populer, maka ia cenderung kurang beranimengekspresikannya, karena adanya ketakutan akan isolasi tersebut.

      Jumlah orang yang tidak secara terbuka mengekspresikan pendapat yangberbeda dan perubahan dari pendapat yang berbeda kepada pendapat yang dominan sebaliknya, pendapat yang dominan akan menjadi semakin luas dan kuat. Semakin banyak orang merasakan kecenderungan ini dan menyesuaikanpendapatnya, maka satu kelompok pendapat akan menjadi dominan,sementara lainnya akan menyusut. Jadi kecenderungan seseorang untukmenyatakan pendapat dan orang lainnya menjadi diam akan mengawali suatuproses spiral yang meningkatkan kemapanan satu pendapat sebagai pendapatumum atau pendapat yang dominan.

      Tentunya persepsi individu bukan satu-satunya kekuatan yang bekerja dalam proses ini, dan media massamerupakan salah satu kekuatan lainnya. Apa yang menjadi pandangan yang dominan pada suatu waktu tertentu sering kali ditentukan oleh media.Kekuatan lain yang bekerja dalam proses ini adalah tingkat dukungan orang-orang dalam lingkungan seseorang. Ketika orang tinggal diam, orang-orang disekelilingnya akan melakukan hal yang sama, dengan demikian definisi mediamassa atas suatu pandangan dan kurangnya dukungan yang diungkapkan atas pandangan seseorang dalam komunikasi antarpribadi, akan semakinmenguat dan menghasilkan spiral kebisuan tersebut.


      4. Teori Uses and Grafitication
        Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Grrrevitch, uses and grotifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan (Katz, Blumler, Gurevitch, 1974:20). Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini :
        1. Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
        2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terietak pada anggota khalayak.
        3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.
        4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
        5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan, sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. (lllumler dan Katz,1914:22)

        Suatu contoh mengenai cara berpikir uses and gratifications dapatdiuraikan sebagai berikut. Seperti halnya manusia pada umumnya, seseorangmemiliki kebutuhan mendasar terhadap interaksi sosial. Berdasarkanpengalaman, dia mengharapkan bahwa konsumsi atau penggunaan mediatertentu akan memberikan sejumlah pemenuhan bagi kebutuhan ini. Hal iniakan membuatnya menonton acara TV tertentu, membaca artikel tertentudalam majalah, dan sebagainya.

        Dalam beberapa kasus, aktivitas ini dapat menghasilkan suatu pemenuhan kebutuhan, namun pada saat yang bersamaan aktivitas ini juga menciptakan ketergantungan pada media massa dan perubahan kebiasaan-kebiasaan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media massa oleh individu telah memberikan fungsi alternatif bagi interaksi sosial yang sesungguhnya. Versi lain dari pendekatan ini dikemukakan oleh Karl  rik Rosengren (1974) yang memodifikasi elemennya menjadi 11 elemen seperti yang dijabarkannya dalam model berikut:


        5. Teori Uses And Effects
          Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979) inimerupakan sintesis antara pendekatan uses andgratifications dan teoritradisional mengenai efek. Konsep 'use' (penggunaan) merupakan bagianyang sangat penting atau pokok dari permikiran ini. Karena pengetahuanmengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagipemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.Penggunaan media massa' dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berartiexposure' yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalamkonteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebihkompleks, di mana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untukmemenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapatdipenuhi.

          Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua.Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnyaditentukan oleh kebutuhan dasar individu, Sementara pada uses and effectskebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinyapenggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadapmedia, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepadakeputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa.


          6. Information Seeking
            Proses pencarian informasi dalam berbagai bentuknya dan dalam jumlah yang sangat besar diproduksi, didistribusikan, disimpan, dan diterima, pada saat yang bersamaan, akan menjadi semakin sulit bagi individu untukmenemukan informasi yang relevan. Kondisi ini telah mengarahkan perhatianpara ahli untuk memahami bagaimana orang mencari informasi.

             Teori information seeking yang dikemukakan di sini, yaitu dari Donohewdan Tipton (1973), yang menjelaskan tentang pencarian, penghindaran, dan pemrosesan informasi, disebut memiliki akar dari pemikiran psikologi social tentang kesesuaian sikap. Salah satu asumsi utamanya adalah bahwa orangcenderung untuk menghindari informasi yang tidak sesuai dengan imageofreality-nya karena terasa membahayakan.Beberapa konsep utama dari teori ini antara lain adalah image atau image of reality.

            Pertama-tama, konsep image ini mengacu pada pengalaman yangdiperoleh sepanjang hidup seseorang dan terdiri dari berbagai tujuan,keyakinan, dan pengetahuan yang telah diperolehnya.Bagian kedua dariimage terdiri dari konsep diri seseorang, termasuk evaluasinya terhadapkemampuan dirinya dalam mengatasi berbagai situasi.Ketiga, image of reality terdiri dari suatu perangkat penggunaan informasi yang mengaturperilaku seseorang dalam mencari dan memproses informasi.

            Ketika mencari informasi, individu dapat memilih di antara berbagai strategi yang dalamteori ini dibedakan antara strategi luas dan sempit. Pada strategi yang luas,individu pertama-tama akan membuat suatu daftar mengenai sumber-sumber informasi yang memungkinkan, mengevaluasinya, dan memilih sumber mana yang akan digunakannya. Dalam strategi yang sempit, satu sumber digunakan sebagai titik awal, dan pencarian lebih lanjut dilakukan dengan menempatkan sumber tersebut sebagai basisnya. Pencarian informasi akan dilakukan sampai pada tahap yang disebut `closure' di mana seseorang akan berhenti mencari lebih banyak informasi.

            7. Information Gaps
              Latar belakang pemikiran ini terbentuk oleh adanya arus informasi yang terus meningkat, yang sebagian besar dimungkinkan oleh media massa. Secara teoretis peningkatan ini akan menguntungkan setiap orang dalam masyarakatkarena setiap individu memiliki kemungkinan untuk mengetahui apa yangterjadi di sekelilingnya atau di dunia, yang tentunya akan membantu dirinyadalam memperluas wawasan.Meskipun demikian, sejumlah peneliti menunjukkan bahwa peningkatanarus informasi sering kali menghasilkan efek negatif, di mana peningkatanpengetahuan pada kelompok tertentu akan jauh meninggalkan melebihikelompok lainnya. Dalam hal seperti ini information gaps akan terjadi dan terus meningkat sehingga menimbulkan jarak antara kelompok sosial yang satu dengan yang lain dalam hal pengetahuan mengenai suatu topik tertentu.

              Phillip Tichenor (1970) yang mengawali pemikiran tentang knowledge gaps ini menjelaskan bahwa ketika arus informasi dalam suatu sistem social meningkat, maka mereka yang berpendidikan yaitu mereka yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih baik, akan lebih mudah, lebih cepat, dan lebih baik dalam menyerap informasi dibandingkan mereka yang kurang berpendidikan dengan status yang lebih rendah. Jadi, meningkatnya informasi akan menghasilkan melebarnya jurang/celah pengetahuan dari pada mempersempitnya.

              Sementara itu Everett M. Rogers (1976) memperkuatasumsi tersebut dengan mengatakan bahwa informasi bukan hanyamenghasilkan melebarnya knowledge gaps, tetapi juga gaps yang berkaitandengan sikap dan perilaku. Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa komunikasimassa bukan satu-satunya penyebab terjadinya gaps tersebut,karena komunikasi langsung antar individu dapat memiliki efek yang serupa. Suatu konsep lain yang dikemukakan oleh sekelompok peneliti dariSwedia, menjelaskan tentang karakteristik dan sumber-sumber yang memungkinkan seseorang untuk memberi dan menerima informasi, dan yang membantu proses komunikasi bagi dirinya.

              Konsep yang disebut `potensi komunikasi' tersebut dipandang sebagai alat untuk mencapai/mendapatkan nilai-nilai tertentu dalam hidupnya. Ukuran dan bentuk potensi komunikasi tergantung pada tiga karakteristik utama, yaitu:
              1. Karakteristik pribadi. Orangmemiliki sekaligus kemampuan alamiahseperti melihat atau berbicara, dan kemampuan yang diperoleh melaluipembelajaran seperti berbicara dalam beberapa bahasa yang berbeda. Disamping itu ia memiliki potensi komunikasi, pengetahuan, sikap, dankepribadian tertentu.
              2. Karakteristik seseorang tergantungpada posisi sosialnya. Posisi ini ditentukan oleh variabel-variabel seperti penghasilan, pendidikan, umur,dan jenis kelamin.
              3. Karakteristik dari struktur sosial di mana seseorang berada. Salah satufaktor penting adalah berfungsinya primary group (misalnya keluarga,kelompok kerja), dan secondary group (misalnya organisasi, sekolah,klub) dalam hal komunikasi.

              Dalam konteks ini, adalah relevan untukmenganggap masyarakat sebagai sistem komunikasi.Potensi tersebut dapat membawa pada pencapaian nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu.Sebagai contoh, pembentukan identitas diri dan tumbuhnyasolidaritas dapat mempengaruhi situasi kehidupan seseorang, dan dapatmempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Jika kita tempatkan konsep diatas dalam konteks media massa, maka kita harus menganggap ketigakarakteristik tersebut sebagai variabel independen dan tingkat pencapaiannilai dan tujuan sebagai variabel dependen (efek/konsekuensi).

              Sekian artikel tentang Audience dan Pengaruhnya terhadap Media Massa. Semoga bermanfaat.

              Daftar Pustaka
              1. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung 2000
              2. Devito, Joseph A, 1977, Komunikasi Antar Manusia : Kuliah Dasar, Edisi V, Penterj, Agus Maulana, Profesional Books, Jakarta.
              3. Effendy, Onong Uchjana, 2003,  Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,  Citra Aditya Bakti, Bandung
              4. ------, 1981, Dimensi - Dimensi Komunikasi,  Alumni, Bandung
              5. Fisher, B. Aubrey, 1986, Teori-Teori Komunikasi, Penterj, Soejono Trimo, Remaja Karya, Bandung
              6. Horton, Paul, B. dan Chester L. Hunt, 1989. Sosiologi, Alih Bahasa Aminudin Ram dan Tita Sobari, Erlangga, Bandung.
              7. Kincaid, D. Lawrence & Wilbur Scramm. 1987. Asas-Asas Komunikasi Antar Manusia, Penterj Agus Stiadi, LP3ES-East west Communication Institute, Jakarta
              8. Little, John. Stephen W. 1983, Theories of Human Communication. Second Edition. Wadworth Publishing Company. California.
              9. Stephen W. Littlejohn Karen A. Foss, (Editors) Encyclopedia of Communication Theory, university of New Mexico SAGE Publications, Inc.2455 Teller Road Thousand Oaks, California 91320

              Posting Komentar untuk "Audience dan Pengaruhnya terhadap Media Massa"