Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Sosial dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli

Salah satu upaya dalam memahami kehidupan individu dan social adalah dengan memahami proses-proses social. Terutama proses social dasar yang sangat mempengaruhi perkembangan Masyarakat. Selanjutnya dilihat perkembangan sosiologi. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami proses sosial dan memahami key studies dalam pembelajaran sosiologi : masyarakat, individu, peran, status. Dan menyebutkan minimal enam orang pemikir sosiologi dan kontribusinya terhadap sosiologi.

PROSES-PROSES SOSIAL

Pengertian Proses Sosial

Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, antara berbagai segi kehidupan orang perorang atau kelompok secara bersama. Proses sosial perlu dipelajari dan dipahami dalam menelaah masyarakat agar bisa memperoleh pengertian dari pergerakan yang ada di dalam masyarakat (dinamikanya). Munculnya perhatian terhadap proses sosial ini di awali dari masyarakat yang memiliki dua sisi. Sisi pertama yakni statis (tetap), yang cenderung sama dan tidak berubah seperti struktur masyarakat dan segi kedua yakni dinamis (bergerak) yang bisa diamati dari fungsi masyarakat. Dengan demikian proses sosial dapat didefinisikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan kata lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara perbagai segi kehidupan bersama (Soekanto, 2012).



Proses Sosial dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli - Studi sosiologi terhadap sisi statis masyarakat dilakukan dengan cara memahami struktur social seperti Kelompok sosial, institusi sosial, kebudayaan, stratifikasi sosial dan kekuasaan. Dalam sisi yang dinamis masyarakat dapat dilakukan melalui pemahaman terhadap proses-proses social yang terjadi dalam masyarakat.

Proses Sosial dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli_
image source: eduhuh.com

Proses-Proses Sosial Mendasar

Memahami masyarakat tanpa memahami proses sosial tidak akan menghasilkan pengkajian yang lengkap terhadap masyarakat. Perlu sekali dibahas bagaimana bentuk-bentuk proses social, sehingga gambaran dan pemahaman tentang masyarakat akan semakin lengkap. Disini kita hanya membahas sedikit dari proses-proses sosial mendasar.

Menurut Karl Mannheim dalam bukunya Systematic Sosiology, menyebutkan ada beberapa bentuk proses sosial mendasar yang sangat penting untuk dipahami yaitu, Kontak Sosial dan Jarak Sosial, Isolasi, kompetisi, kerjasama dan akomodasi. Masing-masing proses sosial tersebut akan kita bahas secara singkat dalam artikel ini.

A. Kontak Sosial dan Jarak Sosial

Kontak berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Secara harfiah artinya bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak baru terjadi jika terjadi relasi badaniah, tetapi sebagai gejala social tidak perlu adanya relasi badaniah, karena orang dapat burhubungan dengan orang lain tanpa menyentuh seperti berbicara atau kontak melalui teknologi komunikasi dan informasi (Soerjono Soekanto, 2013).

Kita perlu membedakan dua jenis kontak social, yaitu kontak social primer dan kontak social sekunder. Kontak primer yaitu kontak yang kembangkan secara intim dan mendalam berupa pergaulan tatap muka dimana hubungan visual dan perasaan-perasaan yang berhubungan dengan pendengaran senantiasa digunakan. Sedang Kontak social sekunder adalah kontak yang ditandai oleh pengaruh keadaan luar dan jarak yang lebih besar. Kedua kontak social tersebut akan mempengaruhi mental dan kepribadian individu. Mannheim mencontohkan kepribadian yang berbeda antara ibu rumah tangga dengan perempuan yang menjadi direktur perusahaan maupun perempuan politisi. Bagi Ibu rumah tangga kontak social lebih dominan dengan anggota keluarganya saja, sementara perempuan direktur perusahaan maupun politisi, pergaulannya lebih luas tentu mempengaruhi mental dan kepribadiannya (Mannheim, 1987).

Setiap kontak social secara tidak langsung menyatakan jarak social. Jarak social bisa diartikan jarak eksternal atau jarak ruang dan jarak internal atau jarak mental. Pengambilan jarak pada waktu bersamaan adalah salah satu perilaku yang penting untuk mempertahankan dan melanjutkan otoritas peradaban manusia, Misalnya demokrasi mengurangi jarak social, begitu pula dengan prestise para komandan biasanya tergantung jarak social dengan bawahannya.

Karena itu, jarak sosial secara harfiah berarti mengubah sesuatu menjadi terpencil atau terpisah, memindahkan suatu obyek yang dekat kepada suatu posisi yang jauh dari titik semula. Istilah jarak sering kita pahami sebagai bentuk ruang, berapa jarak sesuatu terhadap yang lain. Namun jarak juga bisa terkait dengan mental. Sebagai contoh, orang tersebut berjarak 5 meter dari saya, maka ini terkait ruang, tetapi kalau disampaikan seseorang memiliki jarak social dengan saya, maka ini berarti bahwa saya memiliki status social lebih tinggi dari dia atau saya memiliki status social lebih rendah dari dia.

B. Isolasi

Isolasi adalah situasi marjinal kehidupan social, situasi ini meniadakan kontak social. Bentuk isolasi yang paling sederhana adalah diciptakan oleh rintangan alam seperti pegunungan, sungai, lautan, hutan dan padang pasir. Isolasi mengakibatkan individu maupun kelompok mengalami perlambatan perkembangan. Misalkan sebuah desa yang yang terisolasi oleh pegunungan, mereka mengalami perbedaan-perbedaan orisinil karena ketiadaan kontak dengan dunia luar. Begitu pula dengan individu yang mengasingkan diri dari pergaulan dengan orang lain atau orang yang dikucilkan akan mengalami perlambatan perkembangan dan mengalami individualisasi. Individu atau kelompok ini akan menjadi individu atau kelompok yang ‘asing’ atau ‘aneh’

Menurut Mannheim, ada dua jenis isolasi yaitu isolasi ruang dan isolasi organic. Isolasi ruang adalah isolasi yang dipaksakan agar tidak terjadi kontak dengan lingkungan social seperti terjadi pada orang yang dikucilkan dari pergaulan komunitasnya atau dia dipenjara. Sedangkan yang dimaksud isolasi organic adalah gejala keterasingan karena kecacatan individu baik itu kecacatan organic maupun kecacatan social. Kecacatan organic seperti buta, tuli, dan kecacatan social seperti perasaan malu berlebih-lebihan, inferior dan superior.

C. Kompetisi

Pengertian kompetisi adalah upaya secara damai oleh beberapa individu atau kelompok untuk mendapatkan sesuatu yang sama. Kompetisi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu kompetisi perseorangan dan kompetisi antar kelompok. Walaupun kompetisi didorong oleh suatu tujuan tertentu, tetapi kompetisi dalam system social menjalankan fungsi seleksi, terutama dalam menetapkan seseorang pada suatu tempat dalam system social.

Setiap orang yang ikut dalam sebuah kompetisi akan mencoba menyesuaikan diri mereka dengan sebaik mungkin dengan kondisi khusus agar menjadi yang terbaik. Karena itu, kompetisi dapat berakibat kemajuan. Namun sisi lain kompetisi juga dapat memunculkan perasaan inferior. Adakalanya perasaan inferior bersikap aktif, dimana individu atau kelompok bersangkutan akan menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Tetapi adakalanya inferior itu melumpuhkan kekuatan individu, ia menerima saja kondisi inferiornya begitu saja. Perasaan inferior aktif biasanya lahir dari kompetisi yang bebas. Sementara yang kedua muncul dalam kompetisi yang mengandung perilaku otoriter dari mereka yang mendominasi individu yang berada dalam posisi yang lemah. Secara sosiologis, kompetisi berdampak dan merusak solidaritas social. Kompetisi individu cenderung memecah solidaritas kelompok.

Persaingan merupakan proses sosial dimana individu dan atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidnag-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum. Kompetisi terjadi ketika muncul ketidakseimbangan bagi suplai kebutuhan utama manusia. W.H Hamilton menyampaikan bahwa bentuk dasar kompetisi adalah ketika kebutuhan populasi/kelompok masyarakat tidak terpuaskan dan dunia tidak memiliki persedian yang cukup untuk semua makhluk hidup.

Tipe-tipe persaingan:
1). Persaingan Ekonomi;
2). Persaingan Kebudayaan
3). Persaingan Kedudukan dan Peran
4). Persaingan Ras

Sepanjang kompetisi bekerja menurut cara-cara yang konstruktif, maka ia akan memaksa individu untuk meningkatkan usaha perseorangannya dan mendorong untuk berprestasi semaksimalnya. Tetapi kemungkinan lain kompetisi berakibat berlawan dengan tujuan-tujuan. Karena itu kompetisi secara bebas harus selalu disertai oleh peraturan yang mengikat dan standar yang diterima secara umum. Disinilah fungsinya ‘fair play’. Menurut Cooley fair play merupakan prinsip penting dalam kompetisi.
 
D. Kerjasama

Kompetisi adalah suatu kekuatan yang mendesak orang untuk bertindak berlawanan satu sama lain. Sedangkan kerjasama adalah suatu aktifitas yang menyatukan. Kesamaan pendapat, simpati, saling tolong-menolong adalah kekuatan mempersatukan yang sangat penting. Secara sederhana kerja sama diartikan ketika sekelompok orang bergabung/bekerja bersama-sama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Kerjasama akan menghasilkan integrasi didalam kelompok/masyarakat. Kerja sama merupakan bentuk interaksi yang tidak begitu menarik perhatian para sosilog. Kerja sama ini ada bentuknya spontan (Spontaneous cooperation), langsung (directed coeepration), kontrak (contractual cooperation) dan kerjasama tradisional (traditional cooperation), yang terbagi dalam lima bentuk kerjasama:
  1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong; 
  2. Bargaining : pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-berang dan jasa-jasa antar dua organisasi atau lebih; 
  3. Kooptasi : proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan; 
  4. Koalisi : kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. 
  5. Joint Venture : kerjasama dalam dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perfilman, perhotelan dll. 

E. Akomodasi

Akmodasi merupakan aspek interaksi sosial yang diikuti konflik. Akomodasi merupakan terminology yang digunakan sosilog untuk menjelaskan sebuah proses adaptasi antara individu/kelompok yang bertentangan. Dalam akomodasi kerja sama dan konflik hadir disaat yang bersamaan. Beberapa sosiolog seperti Summer menamakan akomodasi sebagai kerjasama antagonis. Semakin bersahabat sebuah lingkungan, semakin besar kemungkinan untuk bekerjasama, dan sebaliknya. Sebagai contoh, kehidupan Negro di masa perang sipil Amerika. Pada masa itu ada dua kelas budak yakni yang bekerja di lahan-lahan dan yang bekerja di rumah. Para budak yang bekerja di rumah-rumah memiliki status sosial yang lebih tinggi disbanding budak-budak yang bekerja di luar rumah/lahan-lahan. Budak-budak di rumah tangga memiliki status yang lebih tinggi karena terkait dengan fakta kedekatan mereka dengan majikan dan kemungkinan kecil dari mereka untuk pergi meninggalkan majikannya. Sehingga terbentuklah proses akomodasi seperti kebebasan, sub-ordinasi, kompromi, toleransi, konversi dsb.

Hasil dari akomodasi dalam masyarakat yakni:
1) Integrasi masyarakat;
2) Menekan oposisi;
3) Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda;
4) Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru;
5) Perubahan-perubahan dalam kedudukan;
6) Membuka jalan kea rah asimilas.

Key Studies

Ada beberapa kata kunci dalam sosiologi yang harus dipahami secara benar oleh orang mempelajari sosiologi. Dalam konteks itu, disini dijelaskan empat key Studies dalam sosiologi, yaitu; Masyarakat, Individu, Status dan Peranan. 

a. Masyarakat

Banyak ahli mencoba mendefinisi arti dari masyarakat. Menurut Talcott Parson, Masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang swasembada, melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

Tokoh lain yaitu Marion Levy mengemukan empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok disebut masyarakat,.Dan Inkeles menyebutkan sebuah kelompok disebut sebagai masyarakat apabila keempat kriteria itu ada dalam kelompok tersebut. Kriteria tersebut adalah;
  1. Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu 
  2. Rekrutmen reluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi 
  3. Kesetiaan pada suatu system tindakan bersama 
  4. Adanya system tindakan utama yang bersifat swasembada. 

b. Individu

Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan lingkungan pergaulan hidup. Oleh karena itu, dalam studi sosiologi binatang dan benda-benda mati tidak menjadi obyek kajian sosiologi.

c. Status (kedudukan)

Status atau kedudukan diartikan tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan begitu seseorang dikatakan mempunyai kedudukan karena seseorang biasanya ikut serta dalam beberapa pola kehidupan.

Apabila dipsahkan dipisahkan dengan individu, maka status berarti suatu kumpulan hak dan kewajian. Karena hak dan kewajiban dapat terlaksana melalui individu, maka sulit untuk memisahkan secara tegas.

Status diperoleh dengan dua hal:

- Ascribed Status yaitu Suatu status sesorang dalam masyarakat tanpa membedakan rohaniah dan kemampuan. Status ini dibawa sejak lahir (Linton). Misalnya kedudukan anak bangsawan, maka ia juga bangsawan.

- Achieved status yaitu Suatu status yang diperoleh melalui kemampuan yang telah terbukti dalam masyarakat. Status ini memerlukan kualitas tertentu yang harus diraih melalui persaingan dan usaha pribadi. Karena kemampuannya itu, maka ia memperoleh pengakuan dari masyarakat sehingga menjadi statusnya. Misalnya seseorang ingin menjadi hakim, maka ia harus memenuhi semua persyaratan terlebih dahulu, barulah kemudian dia boleh memiliki status sebagai hakim.
Peranan (role)

Peranan adalah segi dinamis suatu status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia disebut menjalankan peranan. Pembedaan antara status dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Ia tidak bisa dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung kepada yang lainnya, begitu sebaliknya.

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Menurut George Ritzer sejarah sosiologi setelah perkembangan di Eropa Barat, berkembang di Amerika yang ditandai oleh liberalism terutama pengaruh Herbert Spencer dan Darwinisme Sosial Sumner dan ward. Karyanya tidak terlalu berpengaruh, tetapi setelahnya karya dari Small, Park, Thomas, Cooley dan terutama Mead mulai meninggalkan kesan dan pengaruh dalam teori interaksionisme simbolik.

Sementara di Harvard yang memainkan peran penting adalah aliran Chicago tokoh utamanya Pitirin Sorokin dan Talcoot Parson. Terutama Parson lah yang mengenalkan teori besar yang sangat berpengaruh yaitu aliran structural fungsional yang mendominasi teori sosiologi selama beberapa dekade.

Perkembangan teori Marxian di tahun-tahun awal abad ke-20 berkembang atas kreatifitas aliran Frankfurt. Tetapi lebih berkembang lagi setelah C, Wright Mills menghidupkan tradisi radikal sehingga mengembangkan teori konflik, awalnya teori ini belum begitu popular sehingga muncul teori pertukaran dan dramaturgi Erving Goffman.

Perkembangan penting selanjutnya dalam sosiologi kehidupan sehari-hari selain interaksionisme simbolik adalah gencarnya studi tentang fenomenologi, etnometodologi, strukturalisme dan post strukturalisme melalui karya Foucault.

Dan terakhir perkembangan sosiologi di abad ke-21 adalah teori multikultural, teori postmodern dengan segala reaksinya. Muncul pula teori modernitas Antony Giddens dan teori Globalisasi.

Begitulah teori sosiologi, ia terus berkembang dan nampak secara jelas bahwa sosiologi sulit menuju perspektif tunggal yang akan mendominasi. Tetapi ia muncul dalam banyak perspektif untuk dapat melihat dan membaca realitas sosial.

Berikut skema perkembangan Sosiologi menurut George Ritzer;

Spencer
(1820-1903)
Darwinisme Sosial
Sumner (1840)
Ward (1841)

Marx
(1818-1883)




Durkheim
1858-1917
Freud
1858-1939

Determinisme ekonomi
Kautsky
1854-1938
Hasserl
1859-1938

Simmel
1858-1918
Mead
1863-1931
Cooley
1864-1929

Weber
1864-1920


Du Bois
1868-1963
Etnografi

Skinner
1904-1990
Perilaku social

Parson
1902-1979









Interaksionisme simbolik
Blumer 1900-1987
M khun 1911-1963

Strukturalisme
Homans
1910-1989

Struktural fungsional
Rober K Merton
1910-2003

Sosiologi Radikal Mills
1916-1962

Marxisme Struktural
Althusser
1918-1990

Marxisme ekonomi
Swezzy 1910-

Marxisme historis
Wallerstein
1930-

Post Strukturalisme
Foucault (1926-1984)
Teori Pertukaran
Blau

1918-2002
Neo
Fungsionalisme
Alexander
1947-
Teori konflik
Dahrendorf
1929-
Feminisme Teori Sosiologi
Habermas
1929-
Fenomenologi
Berger
1929-
Etnometodologi
Garfinkel
1929-
Sosiologi eksistensialis
Goffman
1922-1982

Teori Pilihan Rasional
Coleman
1926-1995

Teori Sistem
Luhmann
1927-1998

Marxisme spasial

Teori integrasi mikro makro dan agen struktur

Teori social post  modern
Baudrillard
1929-

Teori social post  modern

Teori konsumsi

Multikulturalisme

Teori Modernitas
Antoni giddens
1938-

Teori
Globalisasi



Mengenal Beberapa tokoh Sosiologi

1. Auguste Comte (1789-1857)

Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama member nama pada ilmu tersebut (socius dan logos). Dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistic dan social dynamic. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebagai social dynamic, meneropong bagaimana lembaga-lembaga itu berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah :

  • The Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society (1822);
  • The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
  • Subjective Synthesis (1820-1903).


2. Herbert Spencer (1820-1903)

Dalam bukunya The Principles of Sociology ( 3 jilid, 1877), Spencer menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Dia mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik,agama,pengendalian social dan industry. Dia juga menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti hubungan timbale balik antara unsure-unsur masyarakat seprti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga polotik dan lembaga keagamaan.

3. Emile Durkheim (1858-1917)

Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses social. Dalam majalah sosiologi, ia mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu:

  • Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.
  • Sosiologi agama
  • Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi social, perkawinan dan keluarga.
  • Sosiologi tentang kejahatan
  • Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
  • Demografi yang mencakup masyarakat pedesaan dan perkotaan
  • Sosiologi estetika


Hasil karyanya yang terkemuka :

  • The Social Division of Labor (1893)
  • The Rules of Sociological Method (1895)
  • The Elementary Forms of Religious (1912)


4. Max Weber (1864-1920)

Max Webber, seorang Jerman, berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi social. Max juga terkenal dengan teori ideal typus, yaitu merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Karya yang ditulisnya antara lain :

  • The History of Trading Companies During the Moddle Ages (disertasi,1889)
  • Economy and Society (1920)
  • Collected Essays on Sociology of Region (3 jilid, 1921)
  • Collected Essays on Sociology and Social Problems (1924)
  • From Max Webber : Essays in Sociology (1946)
  • The Theori of Social and Economic Organization (1947)
  • Alex Webber on The Methodology of Social Sciences (1949)


5. Charles Horton Cooley (1864-1929)

Seorang Amerika, Charles Horton Cooley, mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbale balik dan hubungan yang tidak terpisah antara individu dengan masyarakat. Coooley dalam mengemukakan teorinya terpengaruh aliran romantic yang mengidamkan kehidupan bersama, rukun, damai, sebagaimana dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang masih bersahaja. Hasil-hasil karyanya :
  • Human Nature and Social Order (3 jilid,1902)
  • Social Organization (1909)
  • Social Process (1918)


6. Ferdinand Tonnies

Ferdinand Tonnies terkenal dengan teorinya mengenai Gemeinschaft dan Gesellschaft sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok-kelompok social. Gemeinschaft (paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat ilmiah serta bersifat kekal. Gasellschaft (patembayan) merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya dalam jangka waktu yang pendek. Hasil karyanya antara lain :

  • Gemeinschaft und Gesellschaft (1887)
  • Sociological Studies and Criticism (3 jilid, 1952)
  • Introduction to Sociology (1937) dan lain-lain.


7. Lester Frank Ward (1841-1913)

Ward merupakan salah satu pelopor sosiologi di Amerika. Tujuan utamanya adalah membentuk suatu system sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan umum manusia. Menurutnya sosiologi bertujuan menetili kemejuan-kemajuan manusia. Ia membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang meneliti asal dan perkembangan gejala-gejala social dan applied sociology (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari perubahan-perubahan dinamis dalam masyaraka karena usaha-usaha manusia.

Hasil karyanya adalah :

  • Dynamic Society (1883)
  • Psychic Factors of Civilization (1893)
  • Pure Sociology (1903)


8. Vilfredo Pareto (1848-1923)

Teori Pareto didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta dan rumus-rumus matematis. Menurut dia, masyarakat merupakan system kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada cirri-ciri tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia dan tindakan-tindakan manusia tergantung dari keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Buku yang pernah ditulisnya antara lain Treatisme on General Sociology (3 jilid,1917), yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul The Mind and Society.

9. Georg Simmel (1858-1918)

Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan khusus, yaitu satu-satunya ilmu pengetahuan analitis yang abstrak diantara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang terus. Masyarakat ada dimana individu mengadakan interaksi dengan indiviu-individu lainnya. hasil katya-karyanya adalah :

  • Concering Social Differentiation (1890)
  • Sociology, Studies of the Forms of Socialization (1908)
  • Basic Problems of Sociology (1917)
  • Conflic of Modern Culture (1918)


10. William Graham Summer (1840-1910)

Sistem sosiologi Summer didasarkan pada konsep in-group dan out-group. Masyarakat merupakan peleburan dari kelompok-kelompok social. Kebiasaan dan tata kelakuan merupakan petunjuk-petunjuk bagaimana harus memperlakukan warga-warga sekelompok, maupun warga-warga dari kelompok lainnya. hasil karyanya misalnya :

  • Collected Essays on Political and Science (1885)
  • What Social Classes Owe to Folksway (1907)
  • Selected Essays of WilliamGraham Summer (1924)
  • The Science of Sociology (dengan A.C Keller, 1927)
  • Essays of William Graham Summer (2 jilid, 1934)


11. Karl Mannheim (1893-1947)

Mannheim telah banyak menyumbangkan pikirannya bagi perkembangan sosiologi. Antara lain di peloporinya satu cabang sosiologi, yang dinamakan sosiologi pengetahuan, yang khusus menelaah hubungan antara masyarakat dengan pengetahuan. Kemudian teorinya yang sangat terkenal adalah mengenai krisis. Hasil-hasil karya dari Karl Mannheim yang terkenal antara lain :

  • Ideology and Utopia (1929)
  • Man and Society in an Age of Reconstruction (1940)
  • Diagnosis of our Time (1943) (deviyuliakusuma.blogspot.com/2012/08/).


Sekian artikel sosiologi tentang Proses Sosial dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi: Suatu Pengantar: Jakarta: Rajawali Pers
Sunarto, Kamanto, 2000, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbit, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Mannheim, Karl, 1985, Systematic Sociology Terjemahan, Jakarta, Bina Aksara.
Ritzer, George dan Goodman,J,Douglas, 2004, Modern Sociological Theory, terjemahan,
Jakarta, Prenada Media.
http://deviyuliakusuma.blogspot.com/2012/08/tokoh-sosiologi-dan-teorinya.html.
[1] James D Thomspon dalam Soekanto, Soejorno, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, hal.68

Posting Komentar untuk "Proses Sosial dan Perkembangan Sosiologi Menurut Para Ahli"