Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Psikoanalisa, Kepribadian, dan Pengukuran Kepribadian

Teori Psikoanalisa, Kepribadian, dan Pengukuran Kepribadian - Pengukuran psikologi sudah menjadi salah satu inti dari disiplin Blog Psikologi. Pengukuran kepribadian dapat dilaksanakan dalam beberapa metode, salah satunya adalah tes inventori.

Melalui artikel ini diharapkan dapat memahami dan menjelaskan kembali teori dan pemahaman mengenai konsep dasar psikoanalisa, kepribadian, dam pengukuran kepribadian.

Teori Psikoanalisis

STRUKTUR KEPRBADIAN

Kepribadian terdiri dari 3 sistem: Id Ego dan Superego. Ketiganya adalah struktur kepribadian seseorang individual yang bertindak secara terintegrasi
  • Id adalah Fungsi satu-satunya untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dirasakan tubuh dari rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Fungsi Id ini menerapkan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle). Id adalah dunia kenyataan yang subyektif dalam mana pengejaran kesenangan dan pencegahan penderitaan merupakan satu-satunya perbuatan yang berarti
  • Ego adalah komponen psikologi Kedua proses yang dilalui Id untuk meredakan ketegangan. Fungsinya adalah sebagai pengambil keputusan (fungsi eksekutif) dari gerak-gerik impulsive dan pemuasan keinginan. Apabila Id tidak cukup terpuaskan untuk mencapai tujuannya, maka Ego akan menentukan perilaku apa yang akan menjadi eksekusi. Ego dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality principle).
  • Superego komponen social Superego adalah cabang moril atau cabang keadilan dari kepribadian. Superego lebih mewakili alam ideal daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati nurani.

Dinamika kepribadian cara pendistribusian energi psikis kepada id, ego dan superego. Energi tersebut terbatas sehingga salah satu dari 3 sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada.

Teori Psikoanalisa, Kepribadian, dan Pengukuran Kepribadian_
image source: cnn.com
baca juga: Pengertian Belajar dan Teori Belajar Menurut Para Ahli

Mekanisme Pertahanan Ego
  • Represi dasar dari banyak pertahanan ego serta kekacauan neurotic bisa mengusir pikiran serta perasaan yg menyakitkan dan mengancam eluar dari kesadaran.
  • Reaction formation Pembentukan Reaksi adalah salah satu mekanisme pertahanan diri agar dorongan yang ditekan bisa disadari dengan cara menyembunyikan diri dalam selubung yang sama sekali bertentangan dengan bentuk semula.
  • Displacement adalah pengalihan adalah salah satu mekanisme pertahanan diri dengan cara mengarahkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai pada sejumlah orang atau objek sehingga dorongan aslinya terselubung atau tersembunyi.
  • Fixation adalah keterikatan permanen dari libido pada tahap perkembangan sebelumnya yang lebih primitif dan bersifat universal.
  • Regresi adalah langkah mundur pada saat libido melewati tahap perkembangan tertentu di masa-masa penuh stres dan kecemasan, sehingga libido bisa kembali ke tahap yang sebelumnya.
  • Proyeksi adalah dorongan atau perasaan orang yang tidak dapat diterima, padahal sebenarnya perasaan atau dorongan tersebut ada di alam tidak sadar dari diri sendiri.
  • Introyeksi adalah mekanisme pertahanan di mana seseorang meleburkan sifat-sifat positif orang lain ke dalam egonya sendiri.
  • Sublimasi adalah represi dari tujuan genital dari Eros dengan cara menggantinya ke hal-hal yang bisa diterima, baik secara kultural ataupun sosial. Tujuan sublimasi diungkapkan secara jelas terutama melalui pencapaian kultural kreatif, seperti pada seni, musik dan sastra. Lebih tepatnya pada segala bentuk hubungan antar manusia dan aktivitas-aktivitas sosial lainnya.

Pengukuran Psikologi

The Origins of Psychological Testing

Sejarah mengenai pengukuran psikologi adalah cerita yang menarik dan lebih perlu untuk latihan-latihan masa sekarang. Kemudian, Test-test yang sejaman tidak lagi bersumber dari kevakuman, para ahli perlahan telah mengembangkan dari pendahulunya yang telah memperkenalkannya selama lebih dari seabad. Oleh karena itu, di bab 2 ini kita akan membahas usaha-usaha dari para ahli psikologi dalam mengembangkan test-test psikologi. kita akan lebih banyak membahas tentang usaha para ahli psikologi eropa untuk mengukur intelegensi sepanjang abad ke 19 dan sebelum era perang dunia pertama, dan kita akan membahas awal test di USA, daftar-daftar dari banyaknya test yang telah dikembangkan oleh para ahli di pertengahan awal abad 21.

Dalam dunia pengukuran, para ahli psikologi telah memberikan kontribusi besar seperti Francis Galton (1822 – 1911), Psikolog Amerika James McCatell (1860 – 1944) yang mendeklarasikan “Mental Test Measurement” dan masih ada beberapa ahli lagi yang mempunyai kontribusi besar dalam sejarah Pengukuran Psikologi.

Sejarah pengukuran sebelum Psikologi Moderen

Berbicara mengenai test atau pengetesan, maka tidak akan lepas berbicara mengenai pengukuran, yang tentu saja tujuannya adalah menilai atau melakukan penilaian. Pada tahun 2200 BC, Kekaisaran Cina telah melakukan sistem ujian pegawai negeri, untuk menentukan pejabat pemerintah yang layak mengerjakan tugasnya (fitness for office). Sistem ini mengharuskan para pejabat diuji setiap tiga tahun untuk mengetahui kecakapan atau kemampuan mereka dalam musik, memanah, berkuda, menulis, aritmatika, hukum sipil, masalah militer, pertanian, penghasilan, geografi, mengarang dan membuat puisi. Semua ujian ini dilakukan dalam bentuk lisan dan tulisan. Selama abad 19, pemerintah Inggris, Jerman, dan Perancis kemudian mencontoh ujian pegawai negeri seperti yang dilakukan Kekaisaran Cina. Sejak saat inilah, penilaian mengenai individu dimulai.

Norma

Mempelajari tes psikologi akan sebelumnya terlebih dahulu memahami hal-hal apa saja yang harus ‘akrab’ dengan mahasiswa sebagai standar prosedur pelaksanaan tes. Instruksi tes psikologi dapat dilatih dalam beberapa kali tutorial. Sebelum melangkah dalam tutorial menginstruksikan sebuah pemeriksaan psikologi, idealnya calon tester mengetahui hal-hal mendasar terkait pelaksanaan tes. Keunikan yang dimiliki Blog Psikologi terwujud dalam tes psikologi adalah proses kuantifikasi. Jawaban-jawaban yang muncul didata kemudian dibuat tabulasi angka untuk mengklasifikasikan individu berada di tingkatan tertentu menurut sebuah skala psikologi. Dalam tes psikologi dengan proses kuantifikasi selama beberapa periode pengembangan tes akan ditemukan hal-hal seperti norma, raw score, dan lain-lain. Norma disini adalah berfungsi sebagai acuan dalam melakukan intepretasi skor tes individu.

Reliabilitas

Dalam pengetesan/pemeriksaan psikologi, istilah reliabilitas mengacu pada atribusi konsistensi pengukuran. Beberapa dari pengukuran perilaku memiliki tingkat reliabilitas yang sempurna. Reliabilitas dilihat dari satu kontinum yaitu reliabel dan tidak reliabel (Gregory, 2011).

Reliabilitas lebih dilihat pada sebuah rentang dalam sebuah kontinum. Berasal dari sebuah titik di dalam kontinum yaitu konsistensi minimal dari pengukuran (reaksi waktu saat individu merespon stimulus) sampai pengukuran hasil yang berulang namun tepat (seperti berat badan). Tes psikologi berada diantara kedua kontinum tersebut. Menghargai pengembangan alat tes, terdapat tingkat reliabilitas yang bisa diterima sebagai standar akademis.

Validitas

Validitas tes psikologi menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik atau tepat tes itu bisa mengukur konstruk psikologi. Validitas tes memberi tahu kita tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes. Hal yang diukur oleh tes psikologi tertentu dapat dirumuskan hanya melalui pemeriksaan sumber-sumber objektif informasi dna operasi empiris yang digunakan dalam menetapkan validitasnya. Hasil uji validitas tes tidak bisa dilaporkan dalam istilah umum. Validitas harus ditetatpkan dengan merujuk pada manfaat dari tes tersebut.

Pada dasarnya, semua prosedur untuk menentukan validitas tes berkaitan dengan hubungan antara kinerja pada tes dan fakta-fakta lain yang dapat diamati secara independen tentang ciri-ciri perilaku. Metode-metode spesifik yang digunakan untuk menyelidiki hubungan-hubungan ini banyak jumlahnya dan telah diberi berbagai macam nama berfokus pada berbagai aspek validitas yang berbeda, dan pada aspek minat khusus untuk penggunaan tes yang berbeda. Saat penggunaan tes cakupannya mulai berkembang begitupun konsep validitas juga akan berubah.

Sekian artikel tentang Teori Psikoanalisa, Kepribadian, dan Pengukuran Kepribadian.

Daftar Pustaka
  1. Sarwono, S. 2000. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi.Jakarta:PT Bulan Bintang.
  2. Semian, Y. 2006. Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud.Yogyakarta:Kanisius
  3. Anastasi, A & Urbina, S. 1998. Psychological Testing: 7th ed.

    Posting Komentar untuk "Teori Psikoanalisa, Kepribadian, dan Pengukuran Kepribadian"