Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Murray’s Thematic Apperception Test (TAT)

Memahami Murray’s Thematic Apperception Test (TAT) - Dalam metode proyeksi, penggunaan TAT sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan, terutama untuk kalangan psikolog klinis. TAT merupakan suatu teknik proyeksi yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai dinamika kepribadian individu dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan. Sama seperti tes proyeksi lainnya seperti Rorschach, DAM, BAUM, dan lainnya, TAT memiliki metode khusus dalam menggali kepribadian individu. Dengan TAT, seorang psikolog dapat mengungkap dorongan, emosi, sentiment, kompleks, serta konflik-konflik pribadi yang dominan dari individu.

Lahir di New York, Henry A Muray adalah sosok yang menyukai belajar. Ia menyelesaikan pendidikan tinggi pertamanya A.B dengan jurusan Sejarah dari Harvard pada tahun 1915, M.D (kedoketeran) dari universitas Colombia pada tahun 1919, M.A dalam biologi dari universitas yang sama, dan gelar Doktoralnya (Ph.D) dari universitas Cambridge pada tahun 1927. Ketertarikannya pada kehidupan mental seseorang menjadikan rekan-rekan kampus dan pasiennya sebagai subyek penelitiannya.

Memahami Murray’s Thematic Apperception Test (TAT)_
image source: www.lookfordiagnosis.com
baca juga: Administrasi dan Skoring Tes Rorschach Beserta Contoh

TAT dikembangkan oleh beberapa peneliti secara kontinum. Henry A Murray lah yang pertama kali memperkenalkan konsep ini dari arsip-arsip tulisannya pada tahun 1935 dalam buku “A Method of Apperception Test”. Kemudian Leopold Bellak pada tahun 1947 mengemmbangkan metode intepretasi dalam buku “A Guide to the Interpretation of the Thematic Apperception Test”. Penggunaan TAT di Indonesia lebih populer menggunakan metode yang dkembangkan Leopold Belak.

Setelah perang dunia ke II, penggunaan TAT lebih banyak diaplikasikan oleh para psikoanalis dan psikolog klinis untuk mengukur gangguan emosi pasien. Pada tahun 1970, gerakan komunitas yang fokus pada potensi manusia mendorong para psikolog menggunakan TAT untuk membantu klien dalam memahami diri sendiri dan memancing pengembangan personal.

Bentuk modifikasi lebih lanjut dari TAT adalah CAT (Children’s Apperception Test). CAT ini menyediakan gambar yang fokus pada konflik, hubungan orang tua, permusuhan dengan saudara kandung, dan situasi lainnya yang sering ditemui pada anak-anak. Tes lain yang menggunakan metode yang sama dengan TAT dan CAT adalah Michigan Picture Story Test (MPST), terdiri dari material yang menggambarkan anak-anak dalam hubungannya dengan orang tua, polisi, dan figur otoriter lainnya, juga teman-teman. Tes ini sangat bermanfaat dalam melihat struktur dari sikap anak-anak terhadap orang dewasa dan teman-teman sekaligus mengevaluasi masalah yang mungkin timbul.

Selain itu ada juga tes Make-A-Picture Story (MAPS), yang memiliki kesamaan dengan MPST dalam hal tujuan dan potensi interpretasi yang dimiliki. Perbedaan MAPS dengan tes lain yaitu, pada MAPS klien diperbolehkan memilih karakter yang akan diletakkan pada latar belakang panggung yang kecil, untuk kemudian klien membuat cerita berdasarkan situasi tersebut.

Tes lainya yang menggunakan metode mirip TAT adalah Tell ME Story (TEMAS). Dalam bahasa Spanyol yang artinya tema, namun juga singkatan Tell-Me-A-Story yang dirancang secara khusus untuk penaksiran atas ciri-ciri kognitif, afektif, dan kepribadian anak-anak dari usia 5 sampai 18 tahun. Menggunakan dua seri kartu stimulus yang paralel dengan warna lengkap, satu untuk anak-anak minoritas etnik dan satu untuk anak berkulit putih. Materi TEMAS dikembangkan secara teliti untuk memudahkan produksi verbal serta menstimulasi cerita-cerita. Meskipun dipuji sebagai perbaikan dari TAT, sayangnya atribut psikometris seperti reliabilitas test-retests dan konsistensi internal masih dipertanyakan.

Tes apersepsi tematik juga sudah dikembangkan untuk orang lanjut usia seperti Gerontological Apperception Test dan Senior Apperception Test. Keduanya menggunakan rangkaian kartu yang menampilkan seorang atau lebih sebagai individu lanjut usia dan mengilustrasikan dinamika perkembangan lanjut usia. Instrumen ini dikritik karena terlalu cepat dilansir dan memberi stereotipe terhadap masa lanjut usia. Instrumen ini tidak lebih baik daripada TAT dalam administrasi tes terhadap orang-orang lanjut usia.

Ala lagi Rosenzweig Picture Frustration Study lebih dibatasi dalam cakupan, dan meminta respon yang lebih sederhana. Tersedia dalam beberapa bentuk unduk orang dewasa, usia 14 tahun ke atas, remaja usia 12 hingga 18 tahun, anak-anak berusia 4-13 tahun. Berasal dari teori frustrasi Rosenzweig menyajikan rangkaian kartu dengan stimulus menghasilkan respon frustrasi. Respons pada P-F Study diklasidikasikan menurut tipe dan arah agresi. Tipe agresi meliputi dominasi-hambatan, objek pemicu frustrasi, rumusan dan perhatian pada perlindungan orang yang frustrasi, pemecahan masalah secara konstruktif. Arah agresi diskor sebagai ekstragresif atau berpaling ke luar pada lingkungan, intragresif atau berpaling kedalam diri sendiri, atau immagresif-padam sebagai usaha untuk menyembunyikan atau menghindari situasi. Karena cakupan lebih terbatas, jauh lebih terstruktur, dan relatif objektif. Prosedur penentuan skor P-F lebih mudah didekati oleh analisa statistik daripada kebanyakan teknik proyektif lainnya.

Adaptasi Thematic Apperception Test (TAT)

Adaptasi TAT untuk maksud tertentu dikembangkan oleh para ahli. Sejauh ini tidak ada perbedaan yang cukup mencolok antara versi pengembangan dan versi asli. Adaptasi TAT lebih lanjut disesuaikan dengan konteks penelitian seperti versi TAT yang digunakan dalam survei atas sikap buruh, kelompok minoritas, otoritas, dan sebagainya (D.T. Campbell, 1950; R. Harrison, 1965). Adaptasi lain dikembangkan digunakan dalam konseling karier, penilaian eksekutif, dan sebagainya. Berbagai form telah disusun untuk populasi khusus seperti anak prasekolah, sekolah dasar, anak-anak dengan disabilitas fisik/mental, remaja, kelompok etnis.

Sejumlah adaptasi tes TAT telah memfokuskan pada pengukuran intensif atas needs atau drive tunggal seperti dorongan seks atau agresi. Paling menarik adalah penggunaan TAT dalam penelitian tentang kebutuhan berprestasi atau need of achievement yang dilakukan McClelland, Atkinson, dan rekan-rekan. Empat gambar, dua diantaranya diambil dari TAT, respon yang dicatat akan dihubungkan dengan tingkat kebutuhan berprestasi individu.

Sistem penentuan skor yang digunakan telah disiapkan Charles Smith bekerja sama dengan John W. Atkinson, David C. McClelland, dan Joseph Veroff. Sistem penentuan skor sudah dibuat berdasarkan tradisi penelitian yang sudah ada seperti prestasi, afiliasi, motivasi kekuasaan, serta banyak lainnya yang berhubungan dengan topi seperti ideologi politik dan kemampuan mengatasi permasalahan.

TAT untuk anak-anak disebut Children Apperception Test secara khusus dirancang untuk anak-anak usia 3-10 tahun. Kartu yang dibuat untuk CAT mengganti stimulus manusia dengan hewan. Asumsi yang mendasari adalah anak-anak lebih mudah memahami proyeksi melalui figur hewan. Figur hewan di CAT juga dibuat menampilkan sebuah kondisi situasi yang khas manusia. Gambar pada CAT diharapkan memunculkan stimulus fantasi berhubungan dengan aktifitas makan, oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua-anak, agresi, latihan buang air besar dan kecil. CAT-H digunakan untuk usia 10 tahun keatas.

Roberts Apperception Tes for Children lebih dekat memenuhi standar psikometris untuk penyusunan tes dan evaluasi daripada teknik lain jenis apperception tests. RATC berisi seri 16 kartu stimulus yang paralel, satu untuk anak laki-laki dan satu untuk anak perempuan. Cerita hasil pengetesan diskor pada rangkaian skala yang mencakup jenis masalah antar pribadi yang sudah anak-anak alami dan hubungan interpersonal dengan orang dewasa. Norma skoring didasarkan dari 200 anak yang memiliki penyesuaian diri baik.

Dasar Pemikiran Thematic Apperception Test (TAT)

Sukadji (1982) menjelaskan bahwa dalam tes TAT, kepribadian testee tidak diungkap/ ditanyakan secara langsung. Hal ini dikarenakan beberapa alasan berikut ini:

  1. Tidak semua orang dapat mengkomunikasi-kan secara jelas ide-ide dan sikap-sikap yang ada dalam kesadarannya.
  2. Lebih mudah menghindari untuk mengatakan hal-hal tersebut walau tidak dengan maksud menyembunyikan atau menipu.
  3. Banyak hal yang tidak disadari oleh seseorang yang tidak mampu untuk mengungkapkan nya.


Dengan alasan itulah, TAT membebaskan individu untuk menyusun cerita berdasarkan stimulus yang diberikan (berupa gambar). Dalam usaha untuk menyusun cerita, disinilah komponen kepribadian individu memegang peranan penting, karena ada dua kecenderungan :

  1. Kecenderungan bahwa seseorang akan menginterpretasikan sesuatu yang tidak jelas menurut pengalaman masa lalunya dan kebutuhan-kebutuhan masa kininya.
  2. Kecenderungan seseorang waktu membuat cerita untuk mengambil bahan dari pengalaman masa lalunya dan mengekspresikan kesenangannya/ketidak-senangannya maupun kebutuhannya baik disadari maupun tidak disadari


Sehingga Gambar sebagai stimulus cerita menjadi lebih efektif untuk menggugah imajinasi, dan memaksa individu untuk menciptakan suatu cerita berdasarkan pikirannya sendiri mengenai masalah manusiawi yang disajikan, dan pada akhirnya, stimuli yang disajikan dapat distandarisasikan.

Pengertian Thematic Apperception Test

Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Metode TAT menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Kartu itu diberikan kepada individu (pria dan wanita), 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong. Partisipan berjumlah 1619 yang diambil secara acak dari 2460 inteviewee. Mereka akan diberikan waktu untuk menceritakan arti kartu bergambar tersebut, secara lisan, detail dengan emosi yang mendalam (mendramatisir).

TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.

Manfaat Thematic Apperception Test (TAT)

  1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan dapat digunakan untuk anak minimun usia 4 tahun kalau dimungkinkan. Ada perangkat pelengkap TAT khusus untuk anak-anak yaitu CAT.
  2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.


Karakteristik Kartu-Kartu

Dalam menginterpretasikan tanggapan testee terhadap stimuli yang disajikan diperlukan pemehaman mengenai karakteristik atau sifat-sifat stimuli tersebut. Pengenalan karakteristik juga diperlukan untuk memilih kartu-kartu yang akan disajikan pada penyajian singkat.

Karakteristik kartu dapat digolongkan dalam karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Kejelasan struktur konteks/situasi orang yang terlibt, dan objek yang terlibat.

Dalam beberapa gambar, situasi, orang dan objek, tampak jelas. Pada kartu 1, disitu tampak jelas gambar seorang anak laki-laki sedang instrospeksi yang melibatkan biola yang tampak jelas. Pada kartu 2, jelas pemandangan pertanian dengan orang-orang yang terlibat ialah seorang wanita muda, seorang pria dan seorang wanita yang leebih tua. Kartu-kartu lain yangjelas strukturnya ialah kartu 3 MF, 4, 5, 6 BM, dan 9 GF, 10, 13 MF.

Dari stimuli yang jelas, imajinasi tidak dibutuhkan. Bila testee menginterpretasikan gambar yang jelas tidak seperti yang seharusnya, maka dapat dikatakan ada penyimpangan persepsi atau salah interpretasi. Hal ini dapat digunakan bahan diagnosa.

Namun demikian, dalam kartu-kartu yang tergolong jelas strukturnya itupun kadang-kadang terdapat objek-objek yang tidak jelas strukturnya. Ketidakjelasan struktur ini mungkin disebabkan oleh:

  • Objek-objek tersebut bentuknya meragukan, sehingga sukar ditentukan atau tidak teramati oleh pembuat cerita. Misalnya pada kartu 1, objek dibawah biola tidak dapat diinterpretasikan sebagai meja, taplak meja, kertas bungkus, kertas musik, dan sebagainya. Demikian juga pada kartu 2, latar paling belakang agak kabur. Disitu ada gambar pria dan kuda lain, ada gedung-gedung, dan ada “air”. Objek-obej “kabur” semacam ini memberikan kesempatan testee untuk memproyeksikan diri.
  • Meskipun objek, manusia-manusia, maupun situasi umumnya cukup jelas, hubungan antara manusia-manusia tersbut, aktivits, perasaan, jalan ceritanya, dan akhir cerita, tidak sama strukturnya. Disinilah imajinasi testee dibangkitkan.


Contoh kartu yang tidak jels strukturnya ialah kartu 3 BM. Disini gambaran orang tidak jelas pria atau wanita, tua atau muda. Juga benda yang di atas lantai, dapat dikatakan sebagai sepucuk pistol, kunci, mainan, atau lubang dilantai. Latar belakangnya pun tidak jelas, sehingga dapat dinterpretasikan di berbagai tempat.

Pada kartu 10, 11, dan 19 ketidakjelasan ini semakin menonjol. Pada kartu-kartu semacam ini tugas testee semakin rumit. Ia tidak hanya harus membuat cerita untuk mendasari perasaan dan interaksi antara manusia-manusia dan objek, tetapi ia juga harus menentukan sendiri situasi umumnya, macam orang-orangnya, dan kejadian-kejadian yang dibuthkan untuk membuat ceritanya jalan.

Dari stimulasi macam inilah kita dapat menyimpulkan kesiapan testee dalam menanggapi hal-hal yang tidak jelas. Ada orang yang siap menghadapi sesuatu yang tidak jelas, dan ada orang yang goncang dalam keadaan demikian.

2. Situasi kejadiannya biasa atau luar biasa, ditinjau dari pengalaman manusia pada umumnya.

Kartu 6 BM, yang menggambarkan wanita setengah umur berdiri membelakangi pria muda jangkung, dan 7 GF, ialah seorang ibu dudukdisamping anak perempuan, merupakan contoph gambar yang strukturnya jelas dan situasinya tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Juga kartu 10, yang meskipun gambarnya kurang jelas pelakunya, tetapi kejadiannya masih merupakan pengalaman biasa.

Beberapa orang dapat “terkejut” menghadapi kejadian yang digambarkan yang diluar jangkauan kehidupan sehari-hari. Kartu 17 BM, meskipun gambarnya jelas, kartu 18 BM dan 19, merupakan contoh gambar kejadian yang luar biasa, yang tidak dinyana.

Menurut criteria ini kartu-kartu TAT dibagi atas dua set. Set pertama, gambar 1 sampai 10 dirancang menggambarkan kejadian sehari-hari. Dan set kedua kartu 11 sampai 20 dirancang menggambarkan kejadian yang lebih luar biasa dan lebih menantang daya khayal testee.

Keluarbiasaan gamabr biasanya disajikan dalam bentuk unsure yang menyimpang, bukan adanya sesuatu yang tidak pernah ditemui atau tidak realistic.

Variasi biasa/luar biasa ini sengaja digunakan untuk mengungkap kemampuan testee menghadapi hal-hal yang biasa dan luar biasa.

Unsur-unsur yang penyimpangannya menonjol terlihat pada kartu 12 F, 15, 17 GF, dan 18 BM. Stimuli berupa manusia nyata, tetapi dalam situasi yang aneh disajikan pada kartu 12 F dan 18 BM. Sedang makhluk yang aneh pada situasi yang aneh, merupakan stimuli kartu 15.

Kartu 11, 17 GF atau 19 menyajikan gambar yang tidak jelas situasi maupun hubungannya, sehingga benar-benar menantang daya khayal, adaptasi dan fleksibilitas testee.

3. Bermanusia atau tidak.

Kebanyakan stimuli TAT mengambarkan kejadian yang ada manusianya, seseorang atau lebih. Beberapa hanya memberikan kesan ada orangnya, seperti kartu 11. Kartu 12 BG dan 19 sama sekali tidak menampakan manusianya.

Ditinjau dari karakteristik ini, kertu 16 termasuk kartu yang tidak bermanusia, bahkan sama sekali tidak ada gambarannya alias kosong. Kartu ini menantang testee untuk menciptakan sendiri seluruh ceritanya, mencari sendiri bahan-bahannya, ialah orang-orangnya yang terlibat, hubungan-hubungannya, kejadiannya, dan lain-lain.

4. Sederhana atau rumitnya bentuk, tanpa memandang sederhana dan rumitnya isi.

Sekilas dapat diamati adanya perbedaan definit dan tidaknya gambar. Bandingkan kartu 1 dengan kartu 19. Pada kartu 1, unsur pokok tampak jelas: anak laki-laki dan biola, atau mungkin ditambah meja. Sebaliknya pada kartu 19, gambar yang meliuk-liuk tidak menonjolkan bentuk yang dominan yang dapat menjadi pusat perhatian, dan keseluruhan gambar tidak meberikan bentuk yang definit sehingga dapat diartikan bermacam-macam. Testee dipaksa puas mengartikan sebagai benda-benda yang tidak berbentuk seperti mendung, awan, asap, kekuatan pusaran, dan sebagainya.

Lain lagi bila kita bandingkan kartu 1 dengan kartu 2, ialah pemandangan daerah pertanian. Pada kartu 1, unsurnya hanya 2 atau 3, sedang pada kartu 2, tampak bahwa disini terdapat lebih banyak gambar orang, sehingga lebih banyak interprestasi hubungan antara orang-orang ini. Demikian juga, pada kartu 2 ini, terdapat begitu banyak perincian. Buku, bajak, kuda. Lading, bangunan , kehamilan wanita yang leboh tua, dan sebagainya.

Sebenarnya, kartu-kartu masih dapat digolongkan dalam karkteristik-karakteristik lainnya. Namun kiranya variasi yang disebutkan diatas telah cukup menjadi sebagai dasar interpretasi dan pemilihan kartu. Adanya variasi karakteristik ini memungkinkan testar menyajikan stimuli yang tepat untuk mendapatkan tanggapan tadi yang dapat di interprestasikan dengan cermat mengenal segi-segi yang ingin diungkap.

KEBUTUHAN (NEEDS) DALAM TES TAT

Need (disingkt n) yang dapat disimpulkan dari tindakan tokoh pahlawan yang berhubungan dengan objek atau situasi. Daftar need yang disarankan Murray (diolah kembali oleh Sanford) adalah sebagai berikut:

1. N-Achievement. Mengerjakan sesuatu yang penting dengan tenaga dan kegigihan. Berusaha keras untuk melaksanakan sesuatu yang berharga. Ambisi yang tertuang dalam bentuk tindakan.

2. N-Accuisition.

  • Sosial. Bekerja untuk uang, kekayaan atau hak milik. Mencoba untuk mendapatkan barang yang berharga. Melakukan barter, perdagangan, atau perjudian. Tamak, rakus, atau keinginan memperoleh kekayaan yang ditampilkan dalam bentuk tindakan.
  • Asosial. Mencuri, menipu, menyelundupkan, memalsu cheque.


4. N-Change, Travel, Adventure. Gelisah, dan selalu berpindah-pindah. Haus akan pemandangan baru, tempat baru. Mencari petuangan. Memimpikan kunjungan ke negeri jauh atau negeri asing. Bepergian, pergi melakukan eksplorasi, mencari harta karun.

5. N-Understanding/Cognizance. Ingin tahu. Memandang sesuatu dengan intens. Mengawasi, mengintip, berusaha ingin tahu lebih banyak, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menyelidiki. Mencari sesuatu, meneliti, melakukan eksplorasi, atau bertindak seperti detektif. Voyurism.

6. N-Construction. Mengorganisasikan, mengatur, membangun, atau menciptakan sesuatu.

7. N-Counteraction. Berjuang untuk mendapatkan kembali atau mempertahankan kehormatan diri. Kebanggan yang dilukai atau terancam yang menggugah kembali tokoh pahlawan untuk menambah usahanya sesudah kegagalan, atau mencoba dan mencoba lagi, atau mati-matian menaklukkan hambatan yang besar. Mengatasi kelemahan, inferioritas, malapetaka turun-temurun,atau rasa malu, dengan melakukan hal-hal yang suka, yang tidak disukai atau ditakuti. Membalas dendam atas penghinaan.

8. N-Excitence, dissipation. Mencari rangsang emosional dengan berbagai cara: berpergian, berpetualangan dengan wanita, judi, menyampret-nyampret bahaya.

9. N-Nutriance. Mencari dan menikmati makanan dan minuman: merasa lapar dan haus. Minum-minuman keras dan obat-obatan. Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan makanan dan minuman.

10. N-Passivity. Menikmati ketenangan, kesantaian, istirahat, tidur, berbaring. Merasa apatetik (masa bodoh), letih sesudah sedikit usaha atau tanpa melakukan usaha. Menikmati pikiran-pikiran pasif atau mengabsorbsi kesan-kesan rangsangan. Mengalah pada orang lain karena apati atau masa bodoh.

11. N-Playmirth. Bermain. Meluangkan meluangkan waktu hanya untuk bersenang-senang, pergi ke pesta. Melucu, tertawa, berolok-olok. Menghadapi situasi dengan cara santai, atau main-main.

12. N-Retantion. Memgang teguh suatu obyek. Menolak meminjamkannya, berusaha menghindarkan dari pencurian, menyembunyikan dari orang banyak, menimbun, membuat koleksi, melestarikan. Hemat dan kikir.

13. N-Sentience.

  • Epicurean. Mencari dan menikati kenyamanan, kemewahan, kemudahan, rasa senang, makan dan minum enak.
  • Aesthatic. Sensitif terhadap aspek rangsangan alam. Menikmatiseni, musik, sestra. Menciptakan, membuat, dan komposisi, menulis karangan.


14. N-Understanding. Berjuang unutk memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan. Giat belajar disekolah, mendapatkan pendidikan, membaca agar memperoleh pengetahuan mengenai sesuatu. Berpikir, berspekulsi untuk memcahkan persoalan. Berpergian atau mencari pengalaman unutk memperoleh kebijaksanaan.

Need yang dapat disimpulkan dari tindakan tokoh pahlawan yang berhubungan dengan orang lain:

1. N-Affiliation.

a. asosiatif. menjalin atau memelihara hubungan persahabatan :

  • Memusat. Menikmati kehadiran teman setia. Bekerja dan bermain bersama. Merasamemiliki kecintaan yang dalam (dinyatakan atau tidak dinyatakan) kepada orang tertentu.
  • Difus. Menyukai berbagai orang. Mengolompok dan bermasyarakat. Bekerja atau bermain dengan suatu kelompok.

b. Emosional. Terikat oleh kecintaan yang mendalam, simpati atau kehormatan pada orang lain: Jatuh cinta, menikah, dan tetap setia.

2. N-Aggression.

a. Emosional, verbal. Marah atau menbenci seseorang (meskipun perasaan ini tidak dinyatakan dalam bentuk kata-kata). Bertengkar. Mengutuk, mengkritik, memperingatkan, menyalahkan, mempertawakan. Mencetuskan agresi melawan seseorang atau suatu kelompok dengan kritik masyarakat.

b. Fisik, sosial. Berkelahi atau membuat dalam membela diri atau membela seseorang yang dicintai. Membalas dendam terhadap penghinaan tanpa pancingan(tanpa alasan), atau terhadap perlakuan tidak adil. Berjuang untuk negaranya sendiri atau negara sahabat dalam suatu perang. Meghukum tindakan tercela.

c. Fisik, asosial. Menodong, menyerang, melukai, atau membunuh manusia (melawan hukum). Tindakan kejahatan. Memulai berantam tanpa tanpa alasan yang mapan, atau membalas perasaan disakiti dengan kekjaman dan pengrusakan yang berlebihan. Berjuang melawan wewenang yang syah (orang tua, atasan, pemerintah). Mengkhianati, dan berjuang melawan negaranya sendiri. Sadisme.

d. Destruktif. Menyerang atau membunuh binatang. Memecah, menghancurkan, membakar, atau merusak sesuatu.

3. N-Dominance

Mencoba mempengaruhi tingkah laku, sentimen, atau ide orang lain.bekerja untuk mendapatkan kedudukan eksekutif. Membimbing, mengelola, memerintah. Sardiskusi atau berdebat untuk mempengaruhi orang lain. Menyerang pandangan yang berbeda. Menangkap dan memenjarakan musuh atau penjahat.

4. N-Exposition

Memberi informasi, berita, menerangkan, memberi petunjuk, mengajar.

5. N-Nurturance

Menyatakan simpati dalam bentuk stindakan, mengasihi dan menghibur seseorang. Baik hati dan penuh pengertianterhadap perasaan orang lain.

6. N-Recognition

Mencari tepuk tangan, pujian, prestise, nama. Menikmati dukungan, mencari penghargaan dari orang lain. Membanggakan diri. Menonjolkan diri, menarik perhatian. Melakukan sesuatu atau berpidato di depan umum, mendramatisasikan diri di depan oranglain.

7. N-Rejection

Menyatkan ketidak puasan, ketidak senangan atau kemarahan dalam bentuk tindakan. Menghidari dari sesuatu, seseorang, suatu pekerjaan, atau ide-ide yang asing dari minatnya.

8. N-Sex

Mencari dan menikmati lawan jenisnya. Melakukan hubungan sex.

9. N-Succorance. Mencari bantuan atau simpati. Meminta bantuan; tergantung pada oran glain untuk mendapatkan doronga, perlindungan, pemeliharaan. Menikmati simpati dari orang lain, makanan atau pemberian yang bermanfaat. Merasa kesepian bila sendirian, rindu bila pisah dari orang yang dingini, tidak berdaya menghadapi krisis. Melarikan diri ke minumam keras atau obat-obatan.

Need yang dapat disimpulkan dari reaksi tokoh pahlawan terhadap aktivitas yang berasal dari orang lain:

1. N-Abasement

Mengalah (submission). Menurut dengan enggan kemauan orang lain, untuk memperoleh atau terpeliharanya hubungan baik dengan orang yang dingini, atau untuk menghindari disalamkan atau menghindari hukuman, atau menghindari penderitaan atau kematian. Menyerah pada penghinaan, kesakitan, dipersalhakan, hukuman, atau kekalahan tanpa melakukan perlawanan. Mengakui kesalahan, meminta maaf, berjanji, untuk lebih baik, untuk memperbaikan kelaikuan, untuk kembali kejalan yang benar. Pasrah dan menerima nasib secara pasif. Menderita cobaan yang luar biasa tanpa usaha melawan. Masochisme.

1. N-Autonomy

  • Kebebasan. Membebaskan dri atau menghindari lingkungan yang mengekang atau memaksa. Membebaskan diri dari lingkup yang terbatas, lari dari penjara, melarikan diri dari rumah, meninggalkan sekolah, keluar dari pekerjaan, atau membelok dari ketentaraan karena adanya larangan-larangan, kewajiban dan keharusan. Meninggalkan atau melepaskan diri dari seseorang untuk membebaskan diri dari kewajiban ikatan. Tekad untuk tetap bebas, mengindari persekutuan yang menjerat, atau larangan-larangan yang membatasi. Pergi melaksanakan sesuatu yang sah neski tidak direstui orang tua.
  • Bertahan (resistance). Menolak paksaan. Menolak melakukan atau tidak dilakukan apa yang dituntut orang. Mendebat pertimbangan atasan. Berpikir kontra, negativism, pendebat, tidak mau mundur, tidak patuh.
  • Asocial. Melakukan sampai taraf yang membahayakan, sesuatu yang dilarang, dikritik, atau dapat dikenai hukuman, kelakuan jelek, tidak menurut aturan, melanggar tata tertib. Melanggar standar moral dan social. Menipu, curang, berjudi, mabuk, kepelacuran. Melakukan kejahatan yang bukan mencuri.


2. N-Blameavoidance. Takut diperingatkan, dipersalahkan, atau dihukum, dan menghindari kekeliruan. Menahan diri dari keinginan melakukan sesuatu yang unconventional atau dapat dikritik. Mengakui kesalahan, meminta ma’af, berjanji memperbaiki diri, menyesal, agar terhindar dari dipersalahkan lebih lanjut. Kembali ke jalan yang benar dan menjadi orang baik.

3. N-Deference

  • Patuh (compliance). Menyerah pada keinginan, saran, paksaan orang sekutunya. Siap untuk menyenangkan, siap untuk menyetujui, bekerja sama, menuruti dengan senang kepemimpinan seseorang yang dikagumi.
  • Hormat (respect). Menyatakan kehormatan dan kekaguman dalam bentuk tindakan, kultus individu. Mengakui jasa atau bakat, memuji prestasi yang baik.


4. N-Harmavoidance. Menunjukkan ketakutan, kecemasan, kebingungan, malu, menghindari perkelahian/bahaya sebab takut luka, sakit atau mati. Melarikan diri ketika dikejar binatang, musuh (takut dilukai), atau polisi (takut dipenjarakan atau mendapat hukuman fisik).

Need mengenai reaksi terhadap diri sendiri.

N-integression. Menyalahkan, mengkritik, memarahi, atau memperkecil diri sendiri karena kesalahan, kebodohan, atau kegagalan. Menderita rasa rendah diri, merasa berdosa, menyesali diri. Menghukum diri sendiri. Bunuh diri.

Cathexes

Hal lain yang berhubungan dengan need ialah objek, aktivitas, orang, dan ide yang menarik atau menolak tokoh pahlawan. Objek, aktivitas, orang, dan ide-ide yang tampak membuat pahlawan merasa tertarik disebut hal-hal yang di-cathested-kan secara positif. Sebaliknya hal-hal yang menyebabkan rasa tidak senang pada tokoh pahlawan di-cathested-kan secara negative.

Keadaan batin (inner states) dan emosi

Variasi lain yang digunakan oleh Murray ialah inner states dan emosi.

  • Konflik: suatu keadaan tidak menentu, tidak terputuskan. Oposisi sementara atau terus-menerus antara impuls-impuls, need, keinginan, dan sasaran yang saling berlawanan. Konflik moral. Penahanan diri yang melumpuhkan.
  • Perubahan emosi: mengalami perubahan perasaan yang kentara terhadap seseorang. Berubah-ubah, tidak stabil, tidak konsisten dalam memberikan afeksi. Menampakkan perubahan suasan hati dan temperamen. Terjadinya rasa senang luar biasa (exaltasi) dan depresi pada satu cerita. Tidak toleran terhadap tiadanya perubahan atau kestatisan. Mencari orang-orang baru, minat baru, pekerjaan baru.
  • Dejection: mengalami perasaan kecewa, harapan tidak terpenuhi, depresi, menyesal, sedih, tidak bahagia, melankolic, putus asa.
  • Keadaan batin yang lain: kecemasan, eksitasi, curiga, cemburu.


Sekian artikel tentang Memahami Murray’s Thematic Apperception Test (TAT).

Daftar Pustaka

  • Berbagai sumber

Posting Komentar untuk "Memahami Murray’s Thematic Apperception Test (TAT)"